Sesampainya di depan pintu gerbang rumah Laras,Revan pun menaiki motornya.
"Cepet naik Laras nunggu apa lagi?"tanya Revan heran melihat Laras yang hanya diam saja.
"Ng..."ucap Laras seperti memikirkan sesuatu.
"Kenapa?"tanya Revan kembali,tapi Laras tak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Ohh,sini dibantuin naiknya,"ucap Revan yang baru menyadari jika Laras membutuhkan bantuannya,ia pun mengulurkan tangannya untuk membantu Laras naik ke mogenya.Laras pun menerima uluran tangan Revan.
"Makasih,"ucap Laras setelah naik ke motor yang hanya dibalas senyuman oleh Revan.
"Nih dipake dulu helmnya,"ucap Revan sambil menyodorkan helm kepada Laras.
Laras pun menerima helm yang di sodorkan Revan lalu memakainya,begitu juga dengan Revan yang memakai helm fullface nya.Setelah mereka berdua memakai helm,Revan pun mulai menyalakan motornya.
"Pegangan Ras,"peringat Revan.
"Mmm..i..iya kak,"ucap Laras sambil melingkarkan tangannya di pinggang Revan dengan ragu.
"Gak usah ragu-ragu gitu Ras,tinggal pegangan aja apa susahnya?"jawab Revan terkekeh sambil mengambil tangan Laras untuk melingkarkan tanga Laras di pinggangnya dengan benar.
"Ehh,"ucap Laras kaget.
Setelah itu,Revan pun mulai menjalankan motornya menuju sekolah.Selama perjalanan mereka berdua hanya diam.Sampai akhirnya,keduanya sampai di parkiran sekolah.
"Gue duluan ya kak,"ucap Laras sesudah turun dari motor Revan dan mengembalikan helm kepada sang pemilik.
"Ehh nanti,bareng aja,"ucap Revan yang sedang memarkirkan motornya,menahan Laras yang hendak pergi.
"Duh gue gak enak kak,diliatin sama anak-anak,"ucap Laras kembali yang merasa risih karena dilihat banyak pasang mata.
"Udah gak papa,ayo,"ucap Revan kembali seraya menarik tangan Laras,setelah ia turun dari motor dan menyimpan helmnya.
"Tapi kak.."ucap Laras menahan Revan.
"Stt..gak ada tapi-tapian,"ucap Revan kembali.
Laras pun hanya bisa pasrah mendengar ucapan dari Revan.Mereka berdua berjalan berdampingan menyusuri koridor sekolahan.
"Oh ya Ras,nanti pulangnya bareng gue lagi ya.Kan tadi berangkat bareng gue,berarti pulang juga harus bareng gue,"ujar Revan terkesan memaksa.
"Terserah lo aja deh kak,"ucap Laras sambil menghela nafas.
Sedangkan Revan hanya tersenyum melihat reaksi dari Laras.
"Gue duluan ya kak,"ucap Laras ketika ia sudah berada di lantai 2,tempat dimana kelasnya berada.
"Gue anter,"ucap Revan.
"dan gue gak nerima penolakan,"lanjut Revan tak terbantahkan.'Ish nyebelin banget si ni orang,seenak jidatnya maksa-maksa orang'batin Laras.Tapi,ia tetap berjalan ke kelasnya,dengan Revan yang mengantarnya sampai depan pintu.
"Makasih kak,udah ngejemput trus nganterin sampai depan kelas juga.Padahal kan kelas kakak ada di lantai 3,"ucap Laras setelah ia sampai depan pintu kelasnya.
"Iya sama-sama.Gak papa kok,cuman beda satu lantai ini.Ya udah gue duluan ya,keburu bel masuk,"ucap Revan seraya melihat jam yang bertengker di pergelangan tangannya.
"Iya kak,"ucap Laras yang dibalas senyuman oleh Revan.
Revan pun pergi meninggalkan Laras.Begitu pun dengan Laras yang memasuki kelasnya setelah Revan tak nampak terlihat lagi di koridor kelas XI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reviens
Teen Fiction-HIATUS- "Jadi selama ini lo itu anggap gue apa Kak?"tanya Laras kepada Revan yang hanya bisa diam saja. Kisah ini menceritakan tentang seorang perempuan yang mencintai seorang pria dengan tulus,namun apa jadinya ketika ketulusan itu tidak dihargai...