Chapter 2: Dare sialan

38 4 0
                                    

Just follow my game to found your new life

Tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Elina dan Abel adalah sahabat sejak kecil. Mereka kenal sejak berada di taman kanak-kanak dan persahabatan mereka berlanjut hingga saat ini

Hanya Elina teman satu-satunya yang mengetahui alasan sesungguhnya mengapa Abel memilih pindah ke sekolahnya

Semuanya memang sudah diatur oleh Elina. Abel pindah karena saran darinya yang benar-benar tak tega melihat sahabatnya dengan sejuta masalah di sekolahnya yang lama, mereka bisa sekelas karena salah satu teman di kelas Elina pindah ke Jogja dan seolah tidak ingin membuang kesempatan emas ia langsung meminta Abel pindah sekolah

Dan sekedar informasi Elina juga membantu Abel mengurus kepindahanya, dan Elina juga yang sengaja mengosongkan tempat duduk tepat di sebelahnya untuk Abel

"Kenapa lo diem aja? Ga suka sekolah disini?"

Abel menoleh ke arah Elina sambil tersenyum manis "suka ko mereka semua baik"

"Baguslah tapi lo masih inget sama perkataan lo waktu itu kan bel?"

Abel mengangguk, tentu saja ia masih ingat dengan perkataanya beberapa waktu lalu "Inget lah"

"Gue harap lo bisa tepatin itu ya"

"Gue harap juga" ucap Abel dengan volume suara yang lebih kecil

Disisi lain sedari tadi Berlin hanya terdiam sambil memperhatikan wajah cantik Abel, seperti ada sesuatu yang aneh saat melihat wajah Cewek itu

Perkataan Tayler dan Ilham sedari tadi ia tidak hiraukan karena sibuk memperhatikan wajah Abel

Walaupun tanpa Berlin ketahui sebenarnya sedari tadi Tayler dan Ilham meledeknya karena mereka tahu Berlin sedang fall in love at first sight dengan cewek baru yang memang sangat cantik

Entah ada ide gila dari mana di waktu Freeclass yang damai ini tiba-tiba Ilham berteriak dengan kencang "WOI MAIN TRUTH OR DARE YOK"

Suasana kelas yang tadinya ramai menjadi hening seketika, beberapa dari murid di kelas sudah berjalan menghampiri Ilham tak terkecuali Elina, sedangkan Abel hanya terdiam sambil membaca novelnya seolah tidak terganggu dengan sekitarnya sama sekali

Tanpa di minta Berlin datang menghampiri cewek itu. Walaupun Berlin sudah berada di depannya gadis itu sama sekali tidak bergeming ia masih tetap terdiam sambil membaca novel

"Anak baru"

Abel masih terdiam tak menanggapi Berlin

"EH TOLOL DIA LAGI PAKE EARPHONE GA BAKAL DENGER" Setelah menyimak apa yang diteriakan oleh Tayler, Berlin baru sadar bahwa memang benar kedua telinga Abel tersumbat oleh earphone

Berlin mencolek punggung Abel beberapa kali hingga akhirnya gadis itu menoleh dan menutup bukunya. Ia tersenyum manis pada Berlin kemudian melepas sebelah earphonenya

"Kenapa?"

Berlin masih terpaku akan senyum Abel hingga akhirnya ia hanya terdiam dengan tampang aneh

Abel menyeritkan keningnya "Ada apa?"

"Lo mau ikut main Truth Or Dare?"

Tampak berpikir sebentar kemudian Abel menggeleng sambil tersenyum "next time ya"

"Ok-"

"GA BOLEH ANAK BARU WAJIB IKUT" teriak Tayler dan Ilham bersamaan

Kedua anak itu mulai mempunyai hobi baru yaitu berteriak, Abel hanya menghela napas kemudian memasukan earphone dan novelnya ke dalam buku sedangkan handphone nya ia masukan ke saku baju

AberlianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang