Chapter 7: Gara-gara novel

20 2 0
                                    

Berlin menepuk pelan pipi Abel sambil sesekali mengelus rambut cewek itu. Abel tertidur pulas di dalam mobilnya, mungkin ia kelelahan setelah seharian bermain timezone di Mall tadi

Setelah dari toko buku mereka bermain timezone, jika Cowok lain merayu ceweknya yang sedang marah dengan belanja, makan dan nonton justu Berlin malah mengajak Abel bermain timezone

Untung saja Abel tipe perempuan yang easy going jadi ia menikmati saja acara bermain timezone bersama Berlin

Wajah damai ketika tidur milik Abel entah mengapa membuat Berlin menarik bibirnya. Ia tidak dapat menyangkal fakta bahwa jantungnya berdegup kencang saat melihat Abel

Jujur saja sebenarnya Berlin sedikit menyesal membawa mobil jika saja ia membawa motor kesayangannya pasti Abel akan tertidur di punggungnya

"Abel, sayang bangung. Aciaaaa gue manggil dia sayang hahaha kapan lagi coba. Kalo dia bangun mah mana berani gue ngomong gitu ke dia, memar yang ada pipi gue nanti"

"Berlin lo gila?"

Berlin menatap Abel tidak percaya. Cewek nyebelin ia baru bangun dari tidurnya dan langsung berkata bahwa Berlin gila

"Engga lah! Sembarangan lo kalo ngomong"

"Terus ngapain ngomong sendiri?"

"Anu nghh itu. Gue kesel abis lo dibangunin ga bisa, kita udah sampe dari 15 menit yang lalu"

"Seriusan? Eh sorry ya. Kalo gitu gue duluan. Makasih ya hati-hati di jalan" Abel langsung turun dari mobil Berlin dan berlari masuk ke dalam rumah

Cewek itu menyempatkan diri melirik ke arah arlojinya. Jam menunjukan pukul 19.20, ia takut keluarganya khawatir karena Abel tidak izin akan pulang terlambat

Dugaannya benar. Aby dan Bundanya sudah berada di ruang tamu saat ia membuka pintu. Wajah mereka berdua terlihat cemas

"Dari mana kamu nak?"

"Abis dari timezone sama temen bun"

Aby menaikan sebelah alisnya "Temen? Yakin nih? Aku ga yakin bun. Kayanya doi baru deh"

"Apaan si bang. Temen ko bun, udah ya Abel masuk ke kamar dulu"

Karena tak ingin ditanya lebih lanjut oleh kakak dan bundanya tercinta Abel memilih untuk memasuki kamarnya

Sesampainya di kamar ia hanya membaringkan tubuhnya kemudian melempar tas yang ada di gendongannya ke lantai begitu saja

Isi dari tasnya mulai berserakan membuat cewek itu menyatukan kedua alisnya "perasaan tas nya ketutup rapet deh tadi"

Karena risih akan benda-benda yang berserakan akhirnya Abel memutuskan untuk membereskannya namun betapa terkejutnya ia ketika menemukan novel-novel milik Berlin

Maafin gue ya bel. Gue emang suka gitu kalo lagi marah, jangan pernah takut ataupun benci gue ya bel setelah lo tahu. Justru gue mau lo bantu gue buat berubah, dan masalah novel itu semua buat lo lagipula beberapa dari novel itu udah ada yang gue baca dan ceritanya menarik. Sama kaya lo, menarik

Abel tertawa singkat. Ia yakin sebenarnya Berlin tidak bisa menulis hal semacam ini namun ia memaksa memutar otaknya hingga dapat kata-kata gombalan tak bermutu yang sukses membuat Abel tertawa

Berlin cowok itu sebenernya ga romantis tapi dia humoris. Abel Menatap bukunya sambil tersenyum "makasih Berlin" dan malam ini harapan Abel hanya agar Berlin dapat mendengar suaranya yang mengucap terimakasih

🍃🍃🍃

Abel memijat pelipisnya berkali-kali. Kepalanya hari ini benar-benar pusing, sepertinya ia sakit karena semalam tidur larut dan tidak sempat sarapan pagi tadi

AberlianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang