6. Perdamaian

6.4K 843 125
                                    

"Bukannya, pacaran setelah menikah itu menyenangkan?"

Kayla hanya terdiam saat Panji mengucapkan itu. Gadis itu mengerjap, kemudian Panji hilang dari hadapannya. Astaga, apakah ia adalah Panji yang sama, dengan Panji yang Kayla kenal dua tahun yang lalu.

"Udah ketemu sayurnya?" Rio muncul dari belakang Kayla seraya mendorong keranjang belanja yang sudah hampir penuh.

"Emm, belum. Ini mau nyari," ujar Kayla yang bergerak menuju rak sayur di paling ujung.

Rio terus berjalan mengekor di belakang Kayla, siap menyambut segala yang gadis itu ambil dan memasukkannya ke dalam keranjang. Mata tajamnya selalu mengawasi, siapa tahu Panji datang lagi, iyakan?

"Kayaknya udah cukup, deh." gumam Kayla, "kita bayar aja, yuk."

Rio mengangguk, kali ini ia berjalan duluan memimpin. Diikuti Kayla yang berjalan di belakangnya. Saat berada di meja kasir, Kayla kembali meneliti belanjaan yang ia ambil tadi, takut kalau seandainya ia ada salah ambil sesuatu.

"Mba, tanggal expired-nya tolong lihatin, ya," ucap Kayla pada sang Kasir. Kayla adalah gadis yang cukup teliti.

"Eh, tunggu," Kayla menghentikan aktifitas menghitung sang Kasir, "itu kok bungkus cemilannya rusak?"

Rio dan Mba Kasir sama-sama memerhatikan bungkus camilan yang dimaksud Kayla. Benar saja, bungkus camilan itu sudah hampir rusak, seperti bekas diremas dengan kuat.

"Ekhem," Rio berdehem.

"Eh, maaf, Mba. Kalau gitu diganti aja, ya?" tanya sang Kasir yang dijawab anggukan oleh Kayla.

Setelah beberapa menit, aktifitas hitung menghitung pun selesai. Sang Kasir mengucapkan jumlah yang harus dikeluarkan, kemudian Kayla ternganga saat mendengar totalnya. Astaga, kebiasaan boros Kayla tidak pernah bisa hilang.

"Empat ratus sembilan puluh dua ribu delapan ratus," ucap Mba Kasir, membuat Kayla menghela napasnya.

Baru saja Kayla meraih dompetnya, Rio sudah terlebih dahulu menyerahkan lima lembar uang seratus ribu pada sang kasir.

"Dua ratus rupiahnya mau disumbangkan, Mas?" tanya Mba Kasir.

"Sumbangin aja semua kembaliannya," jawab Rio.

"Udah ganteng, baik lagi," gumam Sang Kasir.

Kok Kayla gemas mendengarnya?

"Ini struknya, selamat datang kembali, Mas." Kasir itu tersenyum pada Rio seraya memberikan dua kantong pelastik besar belanjaannya.

Setelah mengambil plastik besar berisi belanjaannya dan Kayla, Rio berjalan keluar minimarket itu diiringi Kayla di belakangnya. Gadis itu mengekor seraya memerhatikan Rio dalam diam, tidak dapat dipungkiri kalau gadis itu takjub.

"Ayo, masuk," ucap Rio, lelaki itu heran mengapa Kayla hanya berdiri diam di depan pintu mini market.

"Duh," Kayla menepuk-nepuk pipinya seraya berjalan menuju mobil, "mikir apa sih, gue!"

Di perjalanan menuju rumah, mereka hanya diam. Kayla sedang berpikir alasan Rio yang berubah benar-benar secara tiba-tiba, dan Rio yang entah sedah memikirkan apa. Keheningan itu berlanjut sampai mobil Rio sudah terparkir lagi di halaman rumahnya.

LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang