"Tidak semua masalalu itu harus dilupakan. Sebagian terkadang penting, karena menyimpan kenangan."
Bunyi kokokan ayam membuat Rio terbangun dari tidurnya. Rasa pusing yang ia rasakan tadi malam perlahan memudar, namun tidak bisa dipungkiri kalau seluruh tubuhnya terasa lelah dan seakan remuk.
Kompresan air dingin di dahinya pun sudah mengering. Pertanda semalaman kompresan itu tidak diganti airnya, dasar Kayla.
Ada yang aneh dari Rio, rasanya tangannya tidak bisa digerakan! Lelaki itu segera menengok ke arah tangannya, dan ia langsung terdiam begitu tahu penyebabnya.
Astaga, gadis itu sedang tertidur dengan tangan Rio sebagai alasnya. Jadi, semalaman Kayla tidur dengan posisi duduk di lantai dengan kepala di atas ranjang?
Rio hendak bangun, namun tidak bisa. Kalau ia bangun, otomatis ia harus menarik tangannya. Sedangkan gerakannya bisa membuat Kayla terbangun.
Dari atas, Rio memperhatikan wajah cantik gadis itu. Ia tersenyum tipis, sangat tipis seperti seutas benang.
Gadis ini, yang sedang tertidur di atas tangannya adalah gadis yang dulu Rio sukai secara diam-diam saat di SMA. Tidak ada yang mengetahui hal ini selain Rio dan Tuhan. Ia sangat pandai menyembunyikannya dari semua orang termasuk sahabatnya, Panji.
Berawal dari pertemuannya dan Kayla di Masa Orientasi Sekolah saat SMA, di sanalah pertama kali Rio melihat Kayla. Gadis polos dan ceria, ditambah cerdas. Itu yang Rio nilai saat Kayla menjadi ketua kelompok MOS-nya.
Yang namanya Rio, tidak seperti kebanyakan lelaki bila suka langsung mendekati. Tidak, Rio tidak seperti itu. Bagi Rio, rasa suka belum cukup untuk menjadi alasannya memiliki pacar. Ditambah dirinya yang masih berstatus anak SMA dengan uang jajan dari orangtua, malu rasanya kalau ia mau memiliki pacar.
Rasa suka itu akhirnya bertahan selama dua tahun mereka berada di sekolah yang sama. Dengan Kayla yang tidak pernah tau menau tentang Rio selain lelaki itu adalah salah satu most wanted, dan Rio yang hampir mengetahui segala tentang gadis itu.
Belum selesai sampai di situ, rasanya dunia ini benar-benar menguji Rio. Tidak ada angin dan tidak ada hujan, sahabatnya--Panji malah mengajaknya membuat janji. Janji untuk tidak menyukai wanita yang sama.
Awalnya Rio menurut saja, toh selama ini seleranya dan Panji sangat berbeda jauh. Bagaimana bisa mereka menyukai gadis yang sama? Rasanya, tidak mungkin.
Ingatan Rio kembali terputar saat hari di mana persahabatannya dan Panji rusak.
Jam istirahat SMA Millenium menjadi jam yang paling ditunggu para siswi karena pada saat itu mereka bisa melihat deretan cowok ganteng bermain basket di lapangan.
Yang paling mencolok ialah Panji dan Rio. Dua lelaki yang sudah dijuluki dua sejoli karena selalu terlihat berdua. Untungnya Panji memiliki kekasih, maka tidak ada yang menggosipkan mereka sebagai pasangan homo.
"Yo, lo tau nggak gue putus?" tanya Panji pada Rio yang sudah bersiap ingin men-shot bola berwarna orange itu ke dalam ring.
"Lagi?" sahut Rio tanpa menoleh, lelaki itu memfokuskan matanya pada titik merah di atas ring dan kemudian men-shot. Masuk.
"Yah, gue ngerasa nggak cocok aja gitu sama Adel." Panji mengambil alih bola kemudian men-dribble-nya.
"Kali ini berapa lama?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Light
RomanceUPDATE SETIAP HARI MINGGU! Light by cantikazhr Menikah muda? Bagaimana rasanya? Menyiksa. Itulah yang dirasakan Kayla Khanzania saat terpaksa menikah dengan Rio Adiwijaya. Memiliki suami tampan rupanya bukan sebuah anugerah, melainkan musibah! Kayla...