"Menyerah itu hanya untuk orang yang tidak memiliki semangat, dan sekarang aku sudah tidak memiliki semangat."
Mata tajam Lucas sejak tadi menelisik aula yang tengah dipenuhi oleh mahasiswa baru. Ia berdecak, mencari sosok Rio yang sejak tadi sangat sulit ia temukan. Menoleh ke kiri, senyum Lucas mengembang. Bukan karena akhirnya ia menemukan Rio, namun karena ada mainannya di sana.Lucas melangkahkan kakinya lebar-lebar menghampiri Kayla yang sepertinya tengah kebingungan. Lelaki itu berdiri tepat di belakang Kayla, dan sepertinya gadis itu tidak sadar bahwa ada seseorang di belakangnya. Sifat jahil Lucas muncul, lelaki itu menepuk pundak Kayla untuk mengejutkannya.
"Heh, maling helm!" sapa Lucas membuat perhatian beberapa Maba lain tertuju padanya.
Kayla menoleh, kemudian wajahnya berubah masam saat menatap Lucas. "Lo sebenernya punya masalah apa sih, sama gue?"
"Lo berani galak sama gue?" Lucas menampilkan smirk-nya, "ya, itu keputusan lo sih. Jangan salahin gue kalau rahasia lo nyebar."
"Mau lo apa, sih?" tanya Kayla seraya meredam emosinya.
"Lo cukup bersikap manis sama gue, dan turutin apa yang gue mau. Gampang kan?"
"Gue nggak mau kalau lo minta yang aneh-aneh!"
"Gue belum minta sama sekali, loh." Lucas menyentil dagu Kayla, "lain kali sikap lo harus lebih manis lagi sama gue. Khusus sama gue, nggak usah sama senior lain."
Dahi Kayla mengernyit, senior katanya? Kayla memerhatikan penampilan Lucas dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kemeja yang berantakkan, celana jeans robek-robek, sepatu kets. Dan ... astaga, mengapa Kayla tidak menyadari almameter berwarna biru dongker itu?
"Nanti kita ketemu lagi, dan gue harap sikap lo udah berubah." Lucas mengedipkan sebelah matanya dan berjalan menjauh meninggalkan Kayla.
"Lo kenal sama senior barusan?" tanya seorang Maba yang berada di samping Kayla.
"Gue berharap engga," sahut Kayla.
Di perjalanan menuju tempat team-nya berada, Lucas berpapasan dengan Rio. Bagus, akhirnya ia dapat menemukan lelaki yang super sibuk dan sangat sulit untuk ditemui itu.
"Eits, Rio!" Lucas menarik bahu Rio ketika lelaki itu melintas di sebelahnya.
Rio menoleh, menatap Lucas dengan tajam. "Apa?"
"Gue mau ngomong penting sama lo," ucapnya.
"5 menit."
"Gila, ngomong sama lo kok lebih ribet daripada ngomong sama presiden?!" protes Lucas.
"Lo udah buang 15 detik," ucap Rio tak memedulikan ucapan Lucas.
"Oke, oke! Lo tau Kayla Khanzania, kan? Gue yakin lo seratus persen tau itu cewek," ucap Lucas. Membuat keterkejutan muncul di wajah Rio, hanya sedikit, hingga Lucas tidak menyadarinya.
"Terus?"
"Dia adik lo?" Lucas menatap Rio dengan alis terangkat satu, "gue lihat kalian masuk ke dalam rumah yang sama, nggak mungkin kalau kalian nikah kan? Yah, pasti dia adik lo kan?"
"Apa hak lo nanya itu?"
"Yaudah lah, santai. Gue cuman mau minta izin," ujar Lucas membuat alis Rio terangkat satu.
"Izin apa?"
"Kayaknya gue suka, sama adik lo." Lucas menatap Rio dengan senyum khas-nya, "gue nggak peduli lo Kakaknya apa bukan, jangan halangin gue deketin dia."
Rio menatap Lucas dari ujung kaki sampai ujung kepala. "Waktu lo abis."
Kemudian Rio pergi, meninggalkan Lucas. Lucas berdiri di tempatnya, menatap kepergian Rio seraya bersidekap dada. Senyum kepuasannya mengembang.
**
Rasanya kesialan Kayla belum berakhir untuk hari ini. Pagi yang suram karena ulah Lucas, kini bertambah buruk saat ia pengumuman tentang bina damping yang ia dapatkan.
"Kelompok 1: Tara, Kayla, Beno, Lisa, Kiara, Fani dengan Bina Damping Rio."
Haruskah dengan Rio, si lelaki tanpa hati itu?!
"Tugas kalian semua sekarang adalah mencari 200 tandatangan senior. Siap-siap kalian dapat hukuman kalau tugas ini tidak selesai."
Kayla menghela napasnya berat, dua ratus tanda tangan bukan lah hal yang mudah. Gadis itu mulai berjalan, mencari para senior untuk dimintai tanda tangan. Bukan hal yang sulit untuk mencari senior, cukup melihat dari pakaiannya. Jika mereka tidak menggunakan seragam hitam putih, sudah dipastikan mereka senior.
Mencari senior memang mudah, meminta tanda tangannya itu yang pasti sangat sulit!
"Ha!" Kayla hampir saja berteriak karena kaget. Gadis itu langsung memutar tubuhnya ke belakang, dan kembali mendapati si biang masalah, Lucas.
"Lo pasti lagi nyari tanda tangan, kan?" tebak Lucas, "sini, gue bantu."
"Nggak usah," ketus Kayla.
"Lo masih ingetkan, ucapan gue tadi pagi?" tanya Lucas dengan nada memperingati.
Kayla menghela napasnya kasar, kemudian menarik senyum terpaksanya. "Nggak usah, gue bisa sendiri."
"Nah, gitu dong. Manis, kan adem dipandang." Lucas terkekeh, "lagian gue nggak serius mau bantu sih, basa-basi aja."
Kayla menggelengkan kepalanya, kemudian berbalik kembali hendak menyelesaikan tugasnya. Namun, Lucas dengan cepat menarik pergelangan tangan Kayla hingga langkah gadis itu terhenti.
"Mau ke mana, lo? Gue belum selesai," ujar Lucas.
"Nyelesein tugas sebelum gue dapet hukuman," jawab Kayla dengan malas.
"Gue belum selesai sama lo," ucap Lucas seraya menarik tangan Kayla mendekat.
Belum cukup tangan kanan Kayla ditarik oleh Lucas, kini tangan kiri Kayla ditarik oleh seseorang. Kayla menoleh, begitu juga dengan Lucas. Sama seperti Lucas yang terkejut, Kayla lebih terkejut lagi saat tahu siapa yang menarik tangannya.
"Rio?"
Mata Rio menatap tajam lurus ke depan, ke arah Lucas. Seandainya ini adalah film, maka sudah dipastikan ada efek petir dari mata Rio dan Lucas yang tengah beradu tatap.
Hal ini cukup menarik perhatian, tidak sedikit yang beranggapan bahwa Kayla kini sedang diperebutkan. Jelas saja, kedua lelaki tampan kini sedang menarik tangannya ke arah yang berbeda.
"Balik ke kelompok, sekarang." Rio menatap Kayla dengan tatapan tajamnya.
"Hak lo apa nyuruh-nyuruh dia?" tanya Lucas yang tidak terima mainannya direbut.
Rio menoleh, kembali menatap Lucas dengan tajam. "Hak gue atas cewek ini, lebih besar dari yang lo tau."
"Ah, iya." Lucas melepaskan pegangannya pada Kayla. "Hak lo lebih besar. Oke, silahkan bawa."
Dan setelahnya, Rio menarik tangan Kayla menjauh dari Lucas. Meninggalkan lelaki itu sendiri seraya menatap punggung keduanya yang kian menjauh, seulas senyum penuh arti tercetak di bibirnya.
"Gue jadi penasaran, hak sebesar apa yang lo miliki?" Lucas menarik senyumnya.
**
Rio menarik Kayla bukan menuju kelompoknya, melainkan ke arah parkiran kampus yang saat ini sedang sepi. Kayla sendiri tidak mengerti mengapa lelaki itu menariknya ke sini.
"Jangan pernah deket sama cowok tadi lagi," ucap Rio saat langkah mereka sudah terhenti.
Kayla menaikkan sebelah alisnya. "Sama Lucas? Emang kenapa?"
"Bukan cuman sama Lucas, tapi sama semua cowok yang ada di kampus ini. Selain aku."
"Alasannya?"
"Karena kamu, nggak butuh cowok lain selama masih ada aku."
•Light•
Rio gercep yah🙂

KAMU SEDANG MEMBACA
Light
RomanceUPDATE SETIAP HARI MINGGU! Light by cantikazhr Menikah muda? Bagaimana rasanya? Menyiksa. Itulah yang dirasakan Kayla Khanzania saat terpaksa menikah dengan Rio Adiwijaya. Memiliki suami tampan rupanya bukan sebuah anugerah, melainkan musibah! Kayla...