III.»Grow'l Member«

141 46 23
                                    


Pernah berjuang lalu dipatahkan?
Pernah berharap lalu dikecewakan? Pernah jatuh kehilangan harapan?

Tetap sabar, berdoa, dan berusaha
Semuanya akan baik-baik saja,
Tapi kapan?
Ya... Sabar aja
Hidupmu sudah diatur
Tuhan tidak tidur.

▪▪▪

MASIH dipertikaian antara dua ciptaan tuhan, perseteruan keduanya tetap tegang. Camell menunduk dengan mata yang berkaca-kaca, di depannya seseorang yang telah berani merusak kanvasnya tengah menatap penuh emosi.
"M..m..maaf kak." cicit Camell, segera ia melarikan diri sebelum dimutilasi hidup-hidup.

Camell berlari meninggalkan laki-laki itu dan ingin menyusul Luna, tapi ia tak tahu dimana sahabatnya itu pergi mengenyangkan perut. Ia saat ini berada di zona kelaparan akut, menyesal karena tak mengikuti ajakan Luna dan terus berlari tak tentu arah. Sesekali pandangannya menoleh ke belakang takut-takut jika Si Perusak kanvasnya itu mengejar.

Bruggh...

Camell terjungkal menimpa tubuh seorang laki-laki berparas tampan, dengan keadaan mencium lantai yang entah bisa disebut anugerah atau bencana. Segera ia berdiri merapikan seragamnya dan meminta maaf.
"Ma...maaf kak saya gak lihat." Ini kedua kalinya ia meminta maaf di hari pertama sekolahnya.

"Kalau jalan itu lihat depan." laki-laki itu terkekeh mengulurkan tangan.
"Bisa kenalan? gue Lucas dari kelas tingkat II pangeran, perwakilan dari 'Napoleon' Kingdom. Gue ketua 'Student Executive'." lanjutnya setelah berdiri, membuat Camell kebingungan.

'Ini orang malah ngajak kenalan.' batinnya, sejenak ia menatap intens tangan yang tengah terulur meminta balasan.

"Saya Camellia...kak," ucapnya menggantung sedikit takut--mungkin.

"Sellow aja gue gak bermaksud apa-apa kok, lo kelas tingkat I puteri?"
"Gue panggil lo Lia aja ya? Ini kartu nama gue, lo kan adek kelas baru kali aja butuh informasi seputar sekolah ini atau mungkin mau gabung organisasi 'Student Executive' ." ucap Lucas panjang lebar memberikan kartu namanya.

"Bye, Lia" sambungnya sebelum pergi.

Camell bingung dibuatnya, masa bodoh dengan kartu nama, ia melanjutkan langkah menuju kelas karena bel masuk berdering.
"Duh, mana belum makan siang lagi..." dumelnya dalam hati.

***

Sinar bulan memberi penerangan langit malam, bintang-bintang kecil menghiasi angkasa memantulkan cahaya tepat pada kolam air di taman yang mereka singgahi sekarang, untuk sekedar bercanda ria atau saling curhat.

"Duhh...ngakak offline, lo itu kebanyakan makan micin ya?" seperti biasa Rose tertawa menggelegar merutuki Vio yang kelewat cerobohnya.

"Padahal di kelas pemalu tapi disini malu-maluin, katanya Puteri 'Anggun' ." sambung Hana tak kalah ngakak.

Image Violet di depan sahabatnya absurd seketika. Puteri julukan 'Anggun' itu mengerucut sebal tak terima.

Hanya Camell yang sedari tadi diam mencerna lawakan sahabatnya. Setelah ia benar-benar paham, barulah ia ikut tertawa. Sudah takdir kalau dirinya memang lola.
"Jangan gitu, kasian Violet ini lagi butuh sandaran" belanya berhenti tertawa.

"Omong-omong man teman, tadi aku kena azab." sambung Camell

"Azab? Anak polos macem lo kena azab?" Rose bertanya menggebu-gebu.

"Iyah...double azab malahan."
"Yang pertama aku ketemu kakak kelas galak tingkat legend, mana udah ngrusakin kanvasku. Dia sensitif banget dan rambutnya lepek ada ketombenya."
"Yang kedua aku nyungsep ke lantai nubruk kakak kelas lagi, meskipun ramah dan tampan tapi dia itu aneh menurutku mana ngasih kartu nama lagi." balas Camell panjang lebar

Calvaterâ♣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang