Prolog

27.4K 1.6K 91
                                    

Meski cerita ini sudah tamat, bagi kalian yang baru akan membaca dan menikmati cerita ini mohon kesediaannya untuk vomment di setiap chapter demi menghargai penulis. Terimakasih :)

[follow akun ini untuk bisa baca chapter yang di-private]


Dilarang keras memplagiasi cerita ini, jika nantinya kalian terinspirasi dengan isi cerita ini dan ingin membuat remake, convert, atau another version-nya kalian bisa kapan aja ketuk DM untuk minta izin :)

_____

Dia tidak tahu harus menganggap ini apa, tapi karena yang meminta adalah kakak tingkatnya sewaktu SMA sekaligus sudah jadi sahabatnya sejak dulu, maka dari itu dia mau juga. Jika dibayangkan memang akan sangat merepotkan nantinya. Terlebih lagi dia adalah janda yang belum sempat punya anak.

"Makasih ya, Jisoo, sudah mau membantuku." katanya.

"Ah, bukan masalah, Dara." balasnya sembari tersenyum.

Jujur saja, Jisoo belum pernah tahu bagaimana cara mengurus seorang anak dan mengasuhnya dengan baik. Tapi dia pikir, tidak ada salahnya jika dia membantu sahabat yang baru bisa ia temui saat ini. Karena dia sudah jarang bertemu dengan Dara.

"Ini memang sangat urgent, aku harus menemui orang tuanya di New Zealand. Aku akan mengadu pada mereka bahwa aku sudah tidak kuat menampungnya di rumahku dan mengurusnya." curhatnya yang sesekali menggeleng pelan.

"Hahah, memangnya keponakanmu itu sebegitu nakalnya ya?" tanyanya.

"Yah, aku juga tidak tahu harus menyebutnya bagaimana. Tapi dia itu benar-benar susah sekali diatur." katanya dengan memijat pelipisnya.

"Ah, begitu. Semoga saja aku bisa mengurusnya dengan baik selagi kau tak ada." ujar Jisoo yang terlihat sedikit khawatir.

"Tenang saja, aku tidak akan lama. Hanya satu minggu." dia tersenyum pada Jisoo dan bersiap untuk pergi.

"Oh iya, setelah ini kau pulang saja dulu dan mengambil beberapa baju, karena kau harus menginap dirumahku dan tinggal bersamanya." ucap Dara.

"Oh, baik kalau begitu."

"Aku berangkat ya. Sampai bertemu satu minggu lagi, Jisoo." katanya sembari berlari kecil dan melambai pada Jisoo.

_____

Ini dia rumah Dara. Sudah lama sekali Jisoo tak berkunjung ke rumah Dara. Mungkin saja Dara sulit sekali ditemui karena sibuk mengurus keponakannya itu. Jisoo yakin, anak itu pasti ada di dalam. Jadi untuk apa berdiam diri lama sekali di depan pintu?

Tok.. Tok.. Tok..

Jisoo menghela nafas kasarnya. Jujur saja dia memang sedikit nervous.

Akan seperti apa ya jika aku mengurusnya nanti?

Tak lama pintu pun terbuka. Seseorang yang sama tingginya dengannya membukakan pintu dari dalam. Dia cantik, dan mata kucingnya itu sangat eye catching. Rambutnya coklat gelap dan kulitnya putih.

"Cari siapa ya?" dinginnya sembari menatap Jisoo dari atas ke bawah.

"Oh, hai. Eum, J-Jennie ada?" tanya Jisoo setelah melihat secarik kertas yang bertuliskan nama 'Jennie'.

"Memangnya kenapa?" dia justru balik tanya.

"Aku sahabat Dara. Aku yang akan mengurus Jennie selama Dara ke luar negeri." ucapnya dengan senyuman ramah.

"Jisoo?" tanya orang yang masih berdiri di ambang pintu itu.

"Iya." singkat Jisoo masih dengan senyum.

"Oh. Selamat datang, tante!" orang tersebut berbinar dan membukakan pintu lebih lebar mempersilahkan tamunya itu untuk masuk.

"Hmm?" Jisoo menaikkan sebelah alisnya terbingung.

"Aku Jennie. Kau akan mengurusku, bukan?" katanya sembari mengembangkan gummy smile nya yang menggemaskan.

"A-APAA?!" teriaknya tak percaya.

_____

Tante! ; jensoo

© flawlessway 2018
@ jenmandeuk

Tante! ─ jensoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang