1 • Bocah Dewasa

16.1K 1.3K 209
                                    

Jujur saja, ini benar-benar hal yang sangat gila. Bagaimana mungkin Dara, sahabatnya itu, menitipkan bocah dewasa(?) macam Jennie padanya. Jisoo bahkan tidak tahu soal itu sebelumnya, dia pikir anak yang bernama Jennie itu adalah anak balita ataupun yang masih jauh lebih kecil lagi dari itu.

Namun ternyata tidak. Jennie sudah berkuliah dan dia sama sekali tidak terlihat 'perlu diurus dengan baik'. Lalu kenapa Dara bisa menitipkan Jennie pada Jisoo? Jisoo yakin, tanpa diurus dan dijaga, Jennie pasti bisa hidup sendiri. Dia bahkan terlalu dewasa jika harus dititipkan pada Jisoo.

"Ah, yang benar saja. Ini gila!" dengusnya setelah menggeret kopernya dan duduk di sofa ruang tamu.

"Apanya yang gila, tante?" tanya Jennie dengan membawa nampan yang diatasnya ada segelas orange juice untuk tamunya itu.

Jisoo hanya diam dan tidak menjawab. Dia merasa dibohongi oleh Dara, dan dia kesal dengan hal itu. Sementara itu, Jennie justru cengengesan dari tadi.

"Diminum, tan." ujar Jennie dengan gummy smile nya.

Jisoo masih tetap diam dan tidak merespon. Dia bahkan tidak menatap Jennie sama sekali dan terkesan acuh. Jisoo lalu mengaduk isi tas selempangnya dan menemukan ponsel miliknya. Dia terlihat seperti mencari nama seseorang, dan kemudian mendekatkan ponselnya itu ke sebelah telinganya.

"Halo, Dara?" sapanya buru-buru.

"Aish, belum bisa dihubungi ternyata." ternyata panggilan itu tadi tidak terhubung.

Jisoo lupa kalau Dara mungkin saja belum sampai dan masih berada di pesawat. Pasti Dara juga mengaktifkan mode pesawatnya.

"Kenapa, tante? Mau protes kalau aku itu bukan balita?" tanyanya dengan nada mengejek.

"Diam kau, aku tidak sedang berbicara denganmu!" ketus Jisoo.

"Cuma tanya masa tidak boleh sih? Ya sudah kalau begitu, lebih baik sekarang aku tunjukan dimana kamar tante." ujar Jennie lembut.

Jisoo lagi-lagi hanya diam, tapi kali ini dia menurut dan akan mengikuti kemana Jennie berjalan. Maklum, ini masih pagi tapi rasanya dia sudah benar-benar lelah. Dia juga tidak mau terlalu memikirkan hal ini. Jisoo ingin segera beristirahat.

"Sini, biar aku saja yang bawakan kopernya." tawarnya menyambar gagang koper milik Jisoo.

"Tidak usah, aku bisa sendiri." dingin Jisoo.

"Tidak apa, kau kan tamu. Biar aku bawakan ya." Jennie benar-benar tak berhenti menunjukkan senyum.

Tanpa sadar, senyuman tipis terlukis dibibir indah Jisoo saat Jennie sudah berjalan duluan dan membelakanginya.

Dia manis sekali jika tersenyum seperti tadi.
Ah, tidak, bukan! Dia biasa saja!

Jisoo segera menepis segala hal yang berkecamuk di pikirannya. Dia menggeleng pelan dan sesekali memijat pelipisnya.

"Ini kamar tante Dara. Selama tante Dara pergi, tante Jisoo bisa menempatinya untuk tidur disini." kata Jennie setelah membuka pintu kamar yang dimaksud.

"Eum, apakah tidak apa-apa jika aku menempatinya? Bagaimana kalau kamar yang lain saja?" tanya Jisoo.

"Kamar tidur di rumah ini hanya ada dua. Tante boleh tidur bersamaku di kamarku jika tante mau." ucap Jennie dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Aish, dasar." dengusnya bergidik geli.

"Lebih baik disini, kalau begitu." lanjutnya tanpa melihat Jennie.

Tante! ─ jensoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang