Universitas Harvard atau Harvard University adalah salah satu kampus terbaik di dunia yang terletak di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Meskipun swasta, namun sistem pembelajaran disini terbilang sangat bagus. Pemilihan untuk masuk ke dalam salah satu universitas tertua di dunia ini sangat ketat, jadi jangan ditanyakan lagi bagaimana kepandaian serta kecerdasan yang mereka miliki. Dengan berbagai sejarah universitas Harvard yang terpapar, membuat wanita muslimah itu memilih Harvard sebagai tempat untuk menuntut ilmu, tepatnya karena beasiswa yang ia miliki.
Wanita berhijab itu masih menyusuri trotoar, sesekali membenarkan ujung hijabnya yang tertiup oleh angin. Terlihat dari gerakan kakinya yang terburu-buru. Satu tangan kirinya memegang dua buku yang cukup tebal. Ah ya, ini sudah pukul 07:50 sebentar lagi mata kuliah akan segera dimulai. Tentu saja dia terlihat terburu-buru. Beruntunglah jarak antara kampus dan kontrakannya atau bisa disebut rumah sewa tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
“Jangan sampai hari ini aku yang akan menjadi mangsa Mr. Mike” pekiknya seraya melirik jam tangan hitam mungil ditangan kirinya.
Langkah kakinya semakin ia percepat. Tak mau ketinggalan mata kuliah pertama yang sangat ia senangi, untuk dosen mungkin akan Nayla pertimbangkan. Namun beberapa mahasiswa mengatakan, jika kita menyuakai mata kuliah yang diampuh secara otomatis kita juga menyukai dosen yang mengajar. Tapi tunggu, rasanya itu tidak berlaku bagi Nayla. Dosen yang dimaksud Nayla ini mempunyai karakter yang sangat keras. Tidak mau melihat mahasiswanya terlambat sedetikpun, karena bagi dosen itu waktu adalah emas.
Tak henti Nayla merutuk dirinya sendiri, bagaimana bisa dia bangun setelat ini, bukankah dia wanita yang tepat waktu. Benar, gara-gara pria tak dikenal itu dia jadi tidur kemalaman. Padahal ia sudah memasang alram disamping telinganya. Ah, ternyata bisikan syetan telah memenangkan hati Nayla.
Sudahlah nasi telah menjadi bubur bukan? Kini Nayla harus menerima bahwa ia memang terlambat. Saat melintasi pintu gerbang, tiba-tiba...
Bruggggg!!!!
Arrgggghhhh!!!Seseorang telah menabrak tubuhnya yang mungil. Tentu saja, tubuhnya yang hanya dengan berat badan 45kg langsung tersungkur kebawah beserta buku-buku yang ia pegang. Tanpa menunggu lagi, ia memungut buku-buku tebalnya itu.
“Bisakah kau berjalan menggunakan kedua mata nona?” ucapnya lembut namun terlihat datar. Mendengar kalimat yang dilontarkan membuat Nayla mau tidak mau harus mendongak ke atas, melihat siapakah sosok yang telah menabraknya. Kedua mata Nayla memicing, lantas membulat hebat tatkala menyadari bahwa pria yang didepannya adalah sosok yang telah membuatnya terlambat bangun pagi.
“Kau?!” tunjuk Nayla pada pria itu sembari berdiri dari posisinya. Pria itu hanya mengekrutkan keningnya. “Kau tidak ingat, semalam kau sudah merepotkanku. Ah ya, mana mungkin kau bisa ingat jika keadaanmu mabuk total” ucapan Nayla tak mengubah mimik wajah pria itu.
“Hei, setidaknya kau mengucapkan terimakasih!” ucapnya sedikit berteriak. Nayla sudah lupa dengan waktunya bahwa ia benar-benar terlambat. “Pria mneyebalkan, ya Allah kenapa sepagi ini kau pertemukanku dengan makhluk sepertinya, astagfirulullah!” namun sayang pria itu sudah menjauh dari keberadaan Nayla. Setelah menghela napas panjang barulah Nayla kembali melanjutkan langkahnya.
******
Mengakulah bahwa sekarang adalah hari yang paling sial bagi Nayla. Tak pernah ia pikirkan sebelumnya bahwa ia akan telat pada jam mata kuliah yang sangat diminatinya. Helaan napas panjang tak henti ia lakukan, berharap ada belas kasih dari sang dosen kali ini. Meskipun itu terdengar sangat mustahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keajaiban Di langit Cambridge
Random"Sombong!" ucap pria itu saat membuka helmnya. Padahal Nayla sudah beranjak dari tempat kejadian. Tapi kata itu sangat jelas terdengar di telinga Nayla hingga membuat Nayla menghentikan langkahnya. Tunggu, dia bisa bahasa Indonesia? Apa jangan-janga...