Aku tidak menyangka saat melihat video yang diberikan Qiu melalui ponselnya. Disana terlihat sangat jelas saat Grecia menemrima uang dari dari seorang pemuda. Beberapa detik Nayla dengan khidmat melihat video itu hingga selesai. Lamat-lamat kedua matanya sangat fokus pada pemuda itu. Wajahnya yang dibalut dengan kupluk dari jaketnya ditambah masker yang menutup setengah mukanya. Tentu saja Nayla sangat sulit untuk mengenalinya.
“Kenapa kau tidak menghentikan mereka?” tanya Nayla pada Qiu, dia menoleh sebentar.
Qiu menghela napas panjang.
“Sayangnya saya harus sekelas dengan wanita bodoh sepertimu”
Nayla hanya memberengut, kemudian istigfar.
“Jika kau menghentikan mereka, pasti Grecia tidak akan melakukan semua ini, atau kau memang sengaja ingin mempermalukanku?”
“Ya Tuhan, seharusnya kau berterimakasih Nona Nayla” tutur Qiu sedikit jengah.
“Lantas kenapa kau tidak menghentikan mereka?”
“Astaga, ok baiklah dengan senang hati saya akan menjelaskannya” sahut Qiu senyum terpaksa. “Coba kau pikir, jika saya langsung menghentikan mereka, maka tidak akan ada barang bukti, dan saya yakin mereka akan terus mengganggumu. Lagipula kau ini terlalu bodoh untuk berteman denganku” dengan percaya diri Qiu mengatakan itu. lantas Nayla langsung tersentak.
Bodoh? Astagfirullah, sabarkan hati hamba Ya Allah. Jika bukan dia yang menyelamatkanku tadi sudah pasti aku tampar mulut pedasnya itu.
“Coba kau lihat, ini hanya bom mainan” Qiu mengambil ponselnya, mempouse dan memperbesar saat pemuda itu menyodorkan sebuah benda kecil.
“Kenapa kau menyalahkanku, lagipula saya tidak tahu perbedaan bom asli dan palsu?” tanya Nayla kesal, karena sejak tadi Qiu hanya mengumpatnya kasar.
“Untuk itulah kau harus belajar jadi anak pandai, otakmu harus berkelas seperti saya”
Astagfirullah! Apa dia tidak sadar jika selama beberapa hari yang lalu aku yang sudah mengerjakan tugas kuliahnya?
Nayla hanya bisa mengelus dada, berusaha agar tidak termakan emosi. Keduanya masih asyik duduk disebuah kedai coffe. Sedangkan Nayla dengan kasar ia mengambil ponsel yang memperlihatkan video itu dari tangan Qiu.
“Ada apa?”
“Sepertinya saya mengenal pemuda ini?” dengan ragu-ragu tanpa melihat wajah Qiu, sementara Qiu mulai serius karena penuturan Nayla.
“Kau yakin?”
“Tidak 100%, wajahnya tertutup masker, tapi jaket ini sepertinya saya pernah melihatnya”
“Siapa, kau mengenalnya?”
“Tidak juga, ah sudahlah mungkin ini hanya firasatku, lagi pula saya tidak punya cukup bukti” otak Nayla berputar pada sosok pemuda yang sudah menabrkanya pagi tadi, memorinya menyatu dengan pemuda yang sering datang ke rumah kakek Carlote dan suka mengancam.
Mungkinkah pemuda itu Christian? tanya Nayla pada dirinya sendiri
“Dan kau akan diam saja setelah apa yang dilakukan Grecia?”
“Lagipula ini bukan kemauannya sendiri Qiu, pasti dia sedang ada masalah hingga harus melakukan hal kotor itu”
“Ayolah jangan terlalu baik, ini sebabnya kau sering dibodohi”
“Lantas saya harus bagaimana?” tanya Nayla mulai lelah.
“Terlebih dahulu kau harus bersihkan namamu di kelas, barulah kumpulkan bukti cari tahu siapa pemuda itu”
KAMU SEDANG MEMBACA
Keajaiban Di langit Cambridge
Random"Sombong!" ucap pria itu saat membuka helmnya. Padahal Nayla sudah beranjak dari tempat kejadian. Tapi kata itu sangat jelas terdengar di telinga Nayla hingga membuat Nayla menghentikan langkahnya. Tunggu, dia bisa bahasa Indonesia? Apa jangan-janga...