Chapter 17

28 5 0
                                    

Penerbangan keberangkatan Nayla ke Indonesia dimulai pukul 8 malam. setelah kepergiannya dengan Qiu, dia semakin tahu ada sisik baik dari dirinya. Nayla jadi merasa bersalah karena sudah menjulukinya tuan salju, tapi yang sebenarnya adalah Qiu tengah menghadapi masalah yang besar. Dalam hati Nayla hanya berdoa, semoga Pria itu bisa menyelesaikan masalahnya lagi.

Setelah semuanya sudah siap, Nayla terkejut saat kakek Carlote berdiri tepat didepan pintunya.

“Kakek Carlote, ada apa?”

“Kau harus cepat pergi!” tutur kakek Carlote marah.

“Pergi, tapi kenapa kek?”

“Saya mohon jangan banyak bertanya, cepat tinggalkan rumah ini”

“Kakek tenanglah, kau bisa menceritakannya padaku bukan?”

“Kenapa kau keras kepala, saya tidak meminta apapun pada kau, saya hanya meminta tinggalkan saja rumah ini” kakek Carlote mulai putus asa.

“Apa karena Christian kakek Carlote menyuruh saya pergi?” tebak Nayla dan sepertinya benar, tiba-tiba kakek Carlote terdiam.

“Sampai kapan kakek akan menuruti semua perkataan pria terkutuk itu?” Nayla mulai geram.

“Christian menyuruh saya untuk mecelakaimu”

“Apa?!” Nayla terkejut. “Sudah ku duga, ini adalah rencana Christian yang sebenarnya, dia benar-benar ingin menghabisi saya”

“Untuk itulah, saya mohon kau pergi dari sini” pinta kakek Carlotre berulang kali.

“Saya tidak akan pergi kemanapun, kita harus bisa menyelesaikan semuanya kek. Bukankah Allah sudah berjanji bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan?”

“Kau tidak akan bisa mengalahkan Christian”

“Saya memang tidak bisa kek, tapi Allah maha bisa” kembali Nayla meyakinkan kakek Carlote. “Saya mohon, percayalah pada saya kek, saya akan berusaha melindungi kakek, hari ini saya akan pulang ke Indonesia. Ada beberapa urusan yang harus saya selesaikan. Setelah saya kembali, saya akan membicarakan semuanya pada kakek, apakah kakek bersedia?” lama tidak ada jawaban.

“Baiklah, saya percaya padmu kau adalah muslimah yang baik, semoga Allah selalu bersamamu. Maaf jika selama ini saya selalu memarahimu”

“Tidak masalah kek” sahutnya tersenyum. Nayla kembali melirik jam tangannya, sudah menunjukkan pukul tujuh malam, satu jam lagi pesawatnya akan terbang.

“Maaf kek, sekarang saya harus pergi. Jaga diri baik-baik kek, saya tidak akan lama, lusa saya akan langsung kembali kesini” kakek tua itu menatap kepergian Nayla, dengan koper yang ia bawa, sekejap menoleh pada kakek Carlote dan melanjutkan kembali langkahnya.

******

Beberapa jam berada di peswat membuatnya sedikit lelah. Termasuk lelah karena pikirannya tertuju pada kakek Carlote. Nayla takut, jika Christian akan menyakiti kakek Carlote. Meskipun tubuhnya sudah berada di rumahnya sendiri, pikirannya tak henti beralih. Sejak diaa sampai ke rumah, Nayla selalu melamun.

“Nayla, nak kau sudah siap?” tanya sang umi yang sedikit berteriak.

“Iya umi” sahutnya dengan teriakn juga. Cepet-cepat ia menyelesaikan ritaul bersoleknya.

Semua hidangan sudah siap, sejak tadi pagi sang umi sudah berkutat di dapur. Selang beberapa menit, bel dipintu berbunyi. Nayla yakin jika itu adalah Mr. Mike. Nayla menarik napas dalam-dalam, membukakan pintu dan benar yang datang adalah Mr. Mike.

Keajaiban Di langit CambridgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang