Hari ini Nayla masuk kuliah, meskipun begitu tak ada jiwa semangat dalam dirinya. Padahal sekarang adalah materi yang sangat ia senangi, tapi bukan berarti pada dosennya. Bahkan saat berjalanpun pikirannya melayang pada sosok Christian mencari tahu tentang keberadaannya. Berhari-hari Nayla sudah mencarinya, tapi hasilnya nol besar. Wanita itu menghembuskan napasnya, Berharap ia akan mengetahui rencana apa yang akan dilakukan olehnya.
Arrgggghhh....!!!
Mungkin karena tidak fokus dari arah berlawanan, Nayla menabrak seorang dosen yang tengah buru-buru masuk ke ruangannya.
“Maaf, maaf saya tidak sengaja. Tolong maafkan saya” sergah Nayla tertunduk sembari memungut buku-buku dosen itu yang jatuh. Saat mendongakkan kepalanya ia baru sadar bahwa yang ditabrak adalah Mr. Mike.
Astagfirulullah Nay, kau gila! Habislah riwayat kau! Kutuk Nayla dalam hatinya. Ia menelan ludahnya dengan kesulitan, ditatap oleh sang dosen dengan tatapan tajam.
“Saya akan terima hukuman apapun dari anda Mr. Mike” ucap Nayla menunduk. Padahal Nayla menunggu Mr. Mike untuk bicara, tapi karena diam Nayla terus saja mengoceh.
“Baiklah, temui saya nanti di serambi mushola Harvard”
Mushola, untuk apa? Nayla bertanya pada hatinya.
“Baik, saya akan pergi ke sana” sahut Nayla yang kemudian menunduk meskipun dihatinya bertanya-tanya kenapa Mr. Mike memintanya untuk pergi ke mushola Harvard.
Proses pembelajaran kuliahpun selesai, Nayla masih ingat dengan permintaan Mr. Mike untuk menemuinya di mushola kampus ini. Dengan langkah yang terburu-buru ia berusaha agar sampai terlebih dahulu di tempat yang dijanjikan Mr. Mike.
Dan semuanya hanya sebuah ekspektasi, terlihat dosen itu sudah bertengger diserambi mushola. Nayla menghentikan langkahnya, berusaha menetralkan posisi tubuhnya agar tidak terlihat ketakutan.
“Maaf karena membuat anda datang terlebih dahulu” tutur Nayla seformal mungkin.
“Tidak masalah” sahut Mr. Mike singkat.
“Baiklah hukuman apa yang harus saya kerjakan sir?”
“Kali ini saya tidak akan menghukummu” mendengar itu Nayla mengkerutkan kening tidak mengerti.
Jika tidak menghukum, lantas kenapa aku disuruh datang kesini?
Terlihat Mr. Mike yang menarik napas dalam kemudian ia hembuskan perlahan. Nayla menatap dosennya itu. entah apa yang akan diungkapkan olehnya.
Tepat didepan serambi mushola yang sangat luas, Nayla dan Mr. Mike masih berdiri mematung.
“Saya memang tidak terlalu mengenalmu, tapi saya yakin kau adalah wanita yang tepat untuk menjadi pendampingku” Nayla terperanjat, tanpa keraguan yang terucap dari mulut Mr. Mike ia sekenanya mengucapkan tanpa ada beban sedikitpun.
“Maksudnya?”
“Maukah kau menjadi teman hiudpku?” untuk beberapa kalinya Nayla terkejut atas pernyataan Mr. Mike. Nayla hanya diam tidak menjawab. Tentu saja ia bingung harus menjawab apa, sangat mendadak Mr. Mike langsung mengatakannya.
“Kau tidak perlu menjawabnya sekarang Nayla, saya hanya menyampaikan apa yang saya rasakan, tepat disinilah semoga Allah menjadi saksinya”
Nayla masih diam membisu, hanya desiran angin yang menghiasi ungkapan Mr. Mike.
“Maaf telah membuatmu terkejut dengan pernyataan saya, karena saya tidak mau terlalu lama menanam dosa dalam diri saya Nayla”
“Saya tidak akan membuatmu tertekan karena ucapan saya Nayla, kapanpun kau bisa menjawabnya”
KAMU SEDANG MEMBACA
Keajaiban Di langit Cambridge
Random"Sombong!" ucap pria itu saat membuka helmnya. Padahal Nayla sudah beranjak dari tempat kejadian. Tapi kata itu sangat jelas terdengar di telinga Nayla hingga membuat Nayla menghentikan langkahnya. Tunggu, dia bisa bahasa Indonesia? Apa jangan-janga...