Apa kalian pernah jatuh cinta, jatuh cinta sedala-dalamnya hingga logika tiada lain seperti seorang asing yang berbicara dalam bahasa yang tak kalian fahami. Hingga melihat seperti buta dan mendengar seperti tuli. Lalu saat semua bualan-bualan penyair itu terdengar seperti puisi yang disenandungkan. Kau sanjung-sanjung sampai gila, Seolah realita hanyalah sebuah hikayat yang dibacakan sebagai pengantar tidur seorang gadis kecil. Mengaguminya hingga menjadikannya sumpah hidup-matimu. Engaku lalai pada keterbatasan hatimu, Maka Tunggulah sampai Luka dan kesedian ikut mengambil bagian di bab-bab selanjutnya. Hingga yang tertinggal hanyalah air mata yang akan menceritakan akhir dari kisah cintamu.
Ini bukan tentang cinta yang putus asa, ini tentang cinta yang dimana kamu harus berkawan dengan kesakitan juga kebahagiaan pada detik yang sama. Ini tentang hati yang hidup karena kebahagiaan lalu dipaksa mati dalam kesakitan.
Ini tentang ruang merah muda yang kini dipenuhi sampah, caci dan maki. Ini tentang ingatan yang seolah membunuhmu perlahan, memotong setiap urat di nadimu, dan waktu yang siap menggantungmu kapan saja. Ini tentatang Aku, tentang kenangan yang membuatku terjatuh berulang-ulang, lalu menyeretku kembali ketempat dimana lukaku mulai dipahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan sebuah perpisahan
PoetryAdakah yang lebih menyakitkan dari sebuah perpisahan?