Prolog.

60 10 0
                                    

Sesak dan sesal,
Membunuhku secara perlahan,
Menjebakku pada nestapa yang dalam,
Nestapa yang berisikan tentang dirimu.

Dirimu yang telah aku patahkan,
Akibat egois yang berkuasa,
Akibat ragu yang berkelanjutan,
Kumohon kembalilah rembulan.

-peluk.a.


Lelaki itu menghentikan kegiatan menulisnya, ia merehat sejenak tangannya dan memerhatikan lingkungan disekitar ia duduk.

Berada dipinggiran sungai. Sungai yang tidak berbau, indah. Pula tepian sungai  yang terdapat beberapa tumbuhan hijau, sungguh asri.

Menikmati sentuhan angin pada dirinya. Ralat, tamparan angin pada dirinya. Ya, tamparan angin pada hatinya yang telah jahat pada bulan miliknya.

Lalu, Lelaki itu menengadahkan kepalanya, menatap sang bintang-bintang di langitnya.

Tiada sang rembulan malam ini, hanya ada bintang-bintang penghias saja.

Langit malam ini meredup tentunya. Hanya ada gemerlap bintang kejora penerang gelapnya.

Sang rembulan menghilang, entah mengapa. Dan sang langit kesepian dalam kegelapan.

Kondisi langit malam yang mendeskripsikan hatinya.

Gelap, hampa.

Hanya ada bintang.

Sebab,

Langit kehilangan penerangan terterangnya, yaitu sang rembulan.

'Aku terlalu bodoh, masa lalu itu menjebak ku. Aku bodoh. Bodoh!'

caci lelaki tersebut pada dirinya sendiri di dalam benak.

Lelaki itu menatap secarik kertas yang telah ia sobek dari bukunya.

Ia membentuk sobekan kertas tersebut menjadi perahu

'Bawakan tulisan ini padanya, perahu.
Semesta, kumohon kabulkan jangan kau tenggelamkan.'

Lalu lelaki itu menghanyutkan perahu tersebut pada aliran sungai yang tenang, ia masih setia menatap perahu itu.

Hingga perhu tersebut menyisakan bayang.

Lelaki itu segera bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh meninggalkan sungai.

Berjalan sembari menatap langit yang tengah kesepian tanpa adanya bulan.
































Heyyyoo!!!! Untuk prolog ada perubahan dikit ya!

Jangan lupa votenya oke!

LOVEPHOBIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang