2.

31 5 0
                                    

Sudah ku pastikan aku tidak menyukai mu, tapi mengapa aku malah sesak seperti ini disaat melihat kau berbahagia dengan yang lebih pantas?
-Skyla

//////////////////////////////////////////////

Skyla pov.

Aku melihat punggung dan langkah pria tersebut yang berada cukup jauh dari tatapan ku.

"Sky! Lu mau kemana?" Teriak Bagas dari jauh

Aku melihat pria tersebut mulai menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya.

'Deg...deg'

Jantung ku langsung mendebar cepat ketika mata elang itu menatap aku secara langsung. Segera saja aku membalikkan badan dan berjalan kearah bagas.

Aku berusaha setengah mati untuk menetralkan detak jantung ini.

"Lu ngapain kesana aneh?" Tanya bagas heran

"Kekelas lah!" Sewot ku

"Kelas kalo lewat sana lebih jauh, lu harus muterin ni gedung dulu, kylaaaa..." Jelas bagas rinci

"Gapapa, sekalian jalan-jalan!" Jawabku asal

"Jangan-jangan lu jatuh cinta?" Tanya asal bagas

"Ngaco!" Sewotku

Aku segera menarik tangan bagas dan berjalan menjauh dari TKP tadi. Tanpa sengaja mataku menangkap mata elang Langit yang menajam kearah ku dan Bagas, aku yang ketakutan dengan segera mempercepat langkah demi menghindar dari mata elang milik Langit.

////

Langit terus memandangi gerak-gerik Kyla yang tengah bersama dengan pria yang Langit rasa cukup familiar dimatanya. Tapi entahlah, ia tidak peduli juga dengan lelaki yang bersama Kyla. Termasuk juga dengan Kyla, Ia tidak peduli gadis kikuk yang waktu itu baru berkenalan dengannya.

Langit segera mengedarkan pandangannya lagi dan melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda untuk melihat drama yang cukup membuatnya....Entahlah, Cukup sulit untuk dijelaskan rasanya.

Langit berhenti sejenak untuk melihat kondisi Rooftop yang sekarang berada tepat dihadapannya, Ia melihat bangku yang menghadap ke timur tersebut. Bangku yang selalu menjadi tempat langit untuk membolos dari mata pelajaran yang menurut langit membosankan.

Langit segera memeriksa saku kemeja sekolahnya dan mencari korek api guna menyalakan rokoknya, baru saja langit menemukan rokok dan koreknya tanpa sengaja langit mendengar tangisan yang entah berantah asalnya.

Jujur, awalnya Langit takut tetapi karena julukan yang sempat ia pikirkan. Ia segera mencari letak suara tersebut.

Dan benar dugaan Langit, tangisan tersebut berasal dari gadis yang sekarang tengah duduk dipinggiran Rooftop dan membiarkan kakinya menjuntai dari atas gedung kebawah gedung.

"Eeehhhhh, lu kenapa? Jangan kaya gitu duduknya woy! Jangan bikin nih sekolah jelek karena kasus bunuh diri lu!" Teriak Langit

Gadis tersebut langsung menoleh. Kearah langit. Langit cukup prihatin dengan kondisi gadis tersebut. mata elang milik gadis tersebut memerah, mukanya yang lonjong tersebut juga ikut memerah, tubuhnya sepertinya lemas.

Sempat beradu pandang dengan langit, membuat gadis tersebut segera membuang wajahnya kearah semulanya.

Langit segera memegang bahu gadis tersebut dengan lembut dan membawa gadis tersebut dalam pelukkannya, Langit berusaha memberi kehangatan yang Langit harap dapat memberikan sebuah ketenangan.

Langit segera mendudukan gadis tersebut yang masih sesegukan, Langit segera memberikan sebuah air mineral yang cukup disambut dengan baik oleh gadis tersebut.

LOVEPHOBIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang