" The day when we are still a strangers. "
- 🌑 -
Bel pulang terdengar begitu nyaring di seluruh penjuru sekolah. Anak-anak tentu sangat antusias dengan hal yang ditunggu-tunggu nya sedari tadi. Mereka berhamburan keluar kelas dengan girangnya, melemparkan kertas-kertas yang memenuhi tas dan meja mereka keatas langit-langit sekolah. Teriakan gembira pun kini mengisi lorong sekolah di setiap lantai.
Libur musim panas sudah tiba. Maka dari itu, hampir semua anak di Sekolah Dasar bertaraf Internasional itu sangat bangga menyambut kedatangan summer tahun ini. Termasuk Kim Namjoon. Anak laki-laki jenius yang duduk dibangku kelas enam itu sangat suka liburan. Tidak hanya dia saja, pasti hampir seluruh manusia di dunia ini suka 'kan dengan liburan?
Namjoon sangat menantikan liburan musim panas nya kali ini karena kedua orang tuanya berjanji untuk menghabiskan liburan bersama di Amerika. Namjoon menjadi tak sabar akan hal itu.
Ia berjalan melewati anak-anak yang masih sibuk melemparkan kertas-kertas nya ke atas. Tawa riang dan teriakan gembira sangat mendominasi lorong lantai 3, dimana kelasnya berada. Sejujurnya, Namjoon merasa cukup terganggu akan hal itu. Ia memilih untuk pulang lebih awal daripada merayakan liburan musim panas di sekolahnya. Menurutnya, mengistirahatkan tubuhnya di kamar lebih penting dibandingkan dengan beraktivitas kesana-kemari.
Namjoon termasuk orang yang Introvert.
Lebih suka menyendiri daripada keramaian. Jika berada di keramaian, pasti ia merasa kepalanya pusing entah mengapa. Sifat Namjoon ini diwariskan dari sifat sang Ibu.
"Hei Namjoon Kim, where are you going? Come here! Join us for the party!" Jackson berteriak dari depan ruang kelasnya kepada Namjoon yang hampir mendekati tangga ujung. Jackson adalah salah satu teman Namjoon yang dikenal karena keramahan dan gampang bergaulnya.
"Not today Jackson. I want to go home early." Jawab Namjoon yang langsung turun tanpa menunggu balasan Jackson.
Ketika sampai di luar gedung sekolah, Namjoon melihat sebuah tulang putih bersih yang digeletakkan begitu saja oleh orang lain di sudut pinggir sekolah. Maniknya memandang sekitar, memastikan ia sendiri saat ini.
Namjoon berlari, mengambil tulang bersih itu. "Tulang apa ini?" Tanyanya ragu-ragu.
Saking fokusnya pada tulang putih itu, ia tak sadar bahwa anjing sekolah menghampirinya dan menggigit celana bagian belakang. Hal itu langsung membuat Namjoon kecil terkejut tak main. Ia berlari sekuat tenaganya dengan membawa tulang itu di kedua tangannya.
Anjing sekolah berjenis golden retriever dog itu berlari juga mengejar Namjoon yang telah merebut makan siangnya dari belakangnya. Tak ada seorang pun yang bisa mengusir anjing itu. Namjoon berlari dan terus berlari mengeluarkan seluruh tenaga yang dimilikinya.
Sampai akhirnya anjing itu berhenti dengan tiba-tiba. Seseorang menghalanginya dengan tulang yang ada di telapak tangan pucatnya. "Kau mau ini anjing manis?" Tanyanya lalu melempar tulang itu sejauh mungkin.
Anjing sekolah itu kembali berlari menuju dimana tempat seharusnya ia berada. Untung saja lelaki itu melempar tulangnya pas pada tempatnya.
Namjoon berhenti, menoleh ke belakang dan mendapati seseorang yang tinggi sedikit dari nya. Lelaki berkulit pucat itu baru saja menyelamatkan nyawanya dari anjing ganas. Bodohnya, ia baru ingat bahwa anjing itu mengejarinya karena ia mencuri makan siangnya. Pantas saja.
"Hei kau," Sahut laki-laki itu. "Baik-baik saja?"
Namjoon langsung menghampirinya. Memeluknya dengan erat layaknya seperti seseorang yang dipertemukan kembali meskipun ia tidak kenal dengan lelaki ini.
"Kau menyelamatkan ku! Thank you!"
Lelaki itu tidak membalas pelukan Namjoon sama sekali. Bahkan, ia mendorong Namjoon cukup kencang. Hampir saja Namjoon terjatuh karena ulahnya.
"Menjauhlah dariku. Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku. Oh ya, jangan lupa tutup celanamu yang robek itu dengan tasmu." Nadanya terdengar dingin. Lelaki itu kemudian meninggalkan Namjoon di sana tanpa memperdulikan dirinya lagi.
Melihat hal itu cukup membuat hati Namjoon sedikit tertohok karena ucapannya. Bagaimana bisa lelaki itu bersikap dingin kepadanya yang notabenya adalah orang asing? Bukankah seharusnya ia bersikap setidaknya sedikit sopan kepadanya? Apakah ia seperti ini kepada orang lain juga? Mengapa dirinya merasa diabaikan padahal hanya ingin berterima kasih kepadanya?
Apa yang salah dariku?
Pertanyaan-pertanyaan tentang lelaki dingin itu datang satu persatu ke dalam pikiran Namjoon sampai ia tak menyangka bahwa lelaki itu berperan penting dalam hidupnya.
Starring;Kim Namjoon
Min Yoongi
Jung Hoseok
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonchild [DISCONTINUED]
FanfictionRumah besar, keluarga yang bahagia, diberkati otak yang cerdas, dan hal lainnya adalah hal yang Yoongi idamkan dari dulu. Dan sekarang Kim Namjoon-lelaki asing yang ia temui saat kecil memiliki itu semua. Iri? Pasti. Sangat. Hidup sebatang kara tid...