" And sometimes I have to kept my feelings to myself because I could find no language to describe them in. "
- 🌑 -
Dua hari yang lalu Hoseok pergi meninggalkan Namjoon setelah mengucapkan kalimat aneh tentang Yoongi. Hoseok juga meninggalkan pesan untuknya lewat ponsel noonanya bahwa ia dan Dawon akan berlibur di kampung halamannya, Gwangju.
Dan disinilah Namjoon sekarang. Bukannya tidur karena jam sudah menunjukkan angka sebelas malam, pria itu malah terduduk santai di balkon kamar, hanya dengan dirinya sendiri saja sambil mendengarkan playlist chill milik Yoongi di ponselnya.
Liburan musim panas belum berakhir dan sekarang Namjoon sudah bosan dengan semuanya. Rasanya ingin cepat-cepat kembali ke sekolah, mendengarkan guru menjelaskan di depan kelas tentang materi baru dan juga bertemu dengan Lee Minji tentunya.
Bercerita tentang Minji, perempuan itu mengirimi Namjoon pesan dua hari yang lalu lima menit setelah Hoseok mengiriminya pesan. Isinya tidak istimewa. Hanya mengabarkan Namjoon bahwa perempuan itu akan menghabiskan liburan musim panas di rumah lamanya, Tokyo. Dan sekarang perempuan itu tak mengabarinya lagi.
Oh, ada satu hal yang perlu diingat, bahwa Namjoon dan Minji belum —atau bahkan tidak akan— resmi. Mereka hanya berteman baik. Namjoon tentu memiliki perasaan kepadanya, dan perasaan itu ia pendam sendiri selama tiga tahun karena ia tidak bisa mendeskripsikan dengan jelas tentang perasaannya kepada Minji. Dan terkadang Namjoon ingin terbebas dari perasaan itu tetapi tak tahu bagaimana caranya.
Aneh memang, dan Namjoon benci itu. Ia termasuk orang yang cukup lemah dalam hal percintaan.
Minji sangat ramah kepada semua orang disekitarnya. Termasuk dengan Hoseok. Bahkan ketika mereka bertiga berkumpul, Namjoon diabaikan layaknya menjadi nyamuk diantara dua insan yang sedang berbahagia.
Balik ke cerita, kini Namjoon menghentikan aktivitasnya karena bunyi bel yang terus menerus menganggu 'me time' nya dari tadi. Kaki panjangnya beranjak pergi menuju pintu utama. Dari dalam Namjoon berteriak kepada seseorang diluar untuk berhenti menekan belnya, karena itu sangat menggangu sekali. Tapi sepertinya tamu itu tak mendengar teriakan Namjoon, sehingga bel tetap berbunyi.
Tanpa mengintip dari jendela, Namjoon langsung menarik gagang pintu besar dan ditemukannya seorang perempuan mengenakan dress merah se lutut menangis tersedu-sedu dihadapannya. Tanpa izin dari Namjoon, sang perempuan langsung memeluk tubuh besar Namjoon dengan erat.
"Minji? Kenapa? Apa yang terjadi padamu?" Tanyanya sedikit panik.
Tak ada balasan yang terucap dari Minji. Ia malah mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik Namjoon.
Udara di malam hari semakin dingin, ditambah gerimis yang turun tiba-tiba. Namjoon mengajak Minji untuk masuk ke dalam rumahnya. Menuruti perkataan Namjoon, Minji melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam.
Ketika di ruang tamu, Minji langsung terduduk lemas sambil memeluk tubuhnya sedangkan Namjoon pergi ke dapur untuk mengambil air putih.
"Minumlah,"
Minji tidak berkutik sama sekali. Raut wajahnya terlihat sangat ketakutan ditambah bibirnya yang bergetar hebat, membuat Namjoon bingung apa yang harus ia lakukan.
Tanpa sengaja, Namjoon melihat dress merah gelap milik Minji robek di bagian lengan kirinya dan satu kancing atas bagian dadanya hilang, membuat Minji sedari tadi memeluk dirinya sendiri.
Dengan cepat, ia mengambil kaus besar miliknya untuk menggantikan dress Minji yang sudah tak layak dipakai. Sayangnya Minji mencegahnya, ia memegang tangan kekar Namjoon, membuatnya terhenti dan menoleh kearahnya. "Jangan pergi. Tolong.."
"Aku hanya mengambil kaus Nara sebentar. Jika tidak diganti, bisa kacau. Sebentar saja, ya?" Perlahan Namjoon melepaskan tangan dingin milik Minji dan pergi ke kamar Nara meninggalkan Minji disana yang masih menggigil.
Tak butuh waktu banyak, satu menit pun Namjoon sudah kembali dan melihat Minji yang tertidur di atas sofanya.
Pun Namjoon langsung menaruh coat Nara di bagian depan tubuh Minji sambil memejamkan matanya. Untung saja ia membawa coat juga, berjaga-jaga untuk hal lain. Ternyata berguna juga.
"Badanmu dingin, tubuhmu bahkan masih menggigil. Apa sebenarnya yang terjadi padamu?"
Tak ada jawaban dari Minji. Tentu, perempuan itu sudah tenggelam dalam mimpinya. Segera Namjoon membawa tubuh kecil Minji ke dalam dekapannya, berharap hal ini bisa menghangatkan tubuh sahabatnya.
"Aku sangat tak tega melihatmu seperti ini. Kau berhutang cerita padaku." Namjoon menelan saliva nya sebelum melanjutkan kalimatnya. "Aku menyayangimu dan-"
"Namjoon-ah, terima kasih."
Seketika Namjoon bungkam setelah Minji bersuara. Jantungnya berdegup tidak karuan, takut jika Minji hanya menutup matanya saja dan mendengarkan apa yang ia ucapkan tadi. Apa ia mendengarkan kalimat terakhir ku? Semoga tidak.
-TBC
sepertinya chapter ini sangat berantakan ㅠ. Oya, selamat tahun baru 2019💕
btw, ini mini dress yg dipake minji, hihi lucu bgt masa>_<
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonchild [DISCONTINUED]
FanficRumah besar, keluarga yang bahagia, diberkati otak yang cerdas, dan hal lainnya adalah hal yang Yoongi idamkan dari dulu. Dan sekarang Kim Namjoon-lelaki asing yang ia temui saat kecil memiliki itu semua. Iri? Pasti. Sangat. Hidup sebatang kara tid...