Moonchild: 07

160 33 0
                                    

" Where are you now? "

" Where are you now? "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- 🌑 -

"Halo Namjoon! Apa kabar?"

Perhatian Namjoon pada bukunya kini teralihkan karena seseorang baru saja memanggilnya. Ia menengok ke samping, mendapati seorang perempuan yang mempunyai senyum matahari yang sama dengan temannya—Jung Hoseok.

"Dawon noona? Kabarku baik-baik saja. Bagaimana dengan noona?"

Dawon masih tersenyum dengan hangat. "Kabarku baik." Kemudian tangannya mengeluarkan sesuatu dari tas besarnya. "Saat aku pergi ke pasar Daein, aku melihat gambar bulan lalu teringat akan dirimu." Lanjutnya sambil memberikan benda itu pada Namjoon.

Dua buah gantungan kunci yang berbentuk bulan sabit dan full moon yang indah sangat menarik perhatian Namjoon sekarang. Pria itu menerimanya dengan senang hati. Matanya seakan berbinar sesaat setelah melihat souvenir bergambar bulan. Secara, Namjoon sangat suka bulan.

"Terima kasih noona. Kau tidak usah repot-repot membelikan ini untukku."

"Sama-sama. Maaf ya jika aku hanya bisa memberikanmu ini saja."

"Tidak apa-apa. Ini bahkan lebih dari cukup."

"Ah, senang mendengarnya."

Dawon ikut duduk di samping Namjoon. Matanya menatap pohon-pohon yang tampak begitu menyegarkan di depannya.

Dawon menghembuskan napasnya lelah. "Yoongi. Bocah itu tidak masuk lagi setelah liburan musim panas. Bahkan ia hanya masuk hari Senin, Selasa dan Rabu. Kau tahu penyebabnya?"

Alis Namjoon bertautan. Matanya menatap heran kakak Hoseok itu. "Lagi?"

Dawon mengangguk pasrah. Iya, pasrah akan kelakuan Yoongi yang sering membolos. Padahal hanya terhitung beberapa bulan lagi Yoongi akan melaksanakan ujian semesteran.

Sebagai guru yang membimbing Yoongi di sekolah, Dawon wajib tahu penyebab mengapa Yoongi seperti itu. "Kau bisa beritahuku alamat Yoongi?"

"Aku tidak yakin? Dia suka berpindah tempat. Tapi rumah aslinya tidak jauh dari rumahku. Hanya berjarak seratus meter ke belakang, sepertinya?"

"Bagaimana jika kau mengantarkanku kesana?"

Namjoon menutup buku 1Q48 nya yang ia baca. Mata kecilnya menatap perempuan disampingnya. "Hari ini?"

Dawon mengangguk mantap. Tapi tidak dengan Namjoon. Sebaliknya, lelaki itu malah menatap pohon didepannya tidak yakin karena dua hari yang lalu Yoongi bilang kepadanya bahwa lelaki pucat itu butuh waktu sendiri.

Tapi karena perasaan khawatir yang menjalar pada benaknya, akhirnya Namjoon memutuskan untuk menjenguk lelaki itu. Ia akhirnya berdiri dari duduknya. "Mari kita kerumah Yoongi hyung."

• • •

Sesampainya mereka disana, yang mereka temukan hanyalah sebuah rumah yang tampak tidak ada tanda-tanda kehidupan. Saking sepinya, banyak dedaunan yang berkumpul di halaman rumahnya dan menutupi jalan masuk.

Namjoon berjalan melewati daun-daun itu. Diikuti dengan Dawon dibelakangnya. Perempuan itu menatap sekeliling rumah Yoongi dengan takut. Meskipun musim panas akan berakhir dalam hitungan hari, Dawon bisa merasakan hawa dingin terlebih dahulu sebelum musim gugur dan musim dingin datang.

Tok tok tok

Diketuknya tiga kali pintu cokelat itu. Tapi sayang, tidak ada jawaban dari dalam.

"Namjoon-ah, kau yakin Yoongi tinggal di tempat seperti ini?"

"Ini memang tempat tinggalnya, noona. Jika tidak percaya, kau bisa tanya Hoseok. Adikmu pernah sesekali main kesini."

Dawon memilih untuk tidak melanjutkan percakapannya dengan Namjoon karena lelaki itu sudah pergi ke belakang rumah Yoongi meninggalkan dirinya sendiri di depan pintu.

Tak butuh waktu lama, Namjoon kembali menghampiri Dawon. "Sepertinya dia sudah tidak ada disini."

Dawon mengangguk lemah. Yoongi sepertinya benar-benar menghilang dari dua hari yang lalu. Padahal ujian semesteran sebentar lagi akan datang. "Lalu kita harus kemana?"

Ponsel Namjoon berdering. Segera ia mengeluarkan benda persegi panjang itu dari saku celananya. Dilihatnya nama Haeun tertera jelas sebagai penelepon. Tanpa ragu, Namjoon langsung menggeser tombol hijau.

"Ahjumma? Ada apa?"

"Namjoon-ah, tolong pergi ke rumah Yoongi dan bawakan dia beberapa pakaian."

"Baiklah, tapi ada apa-"

"Yoongi di rumah sakit sekarang. Kondisinya kritis. Alamatnya nanti akan ku kirim lewat pesan. Oh ya, kunci rumah Yoongi ada di bawah kesetnya."

"Ah, baiklah."

"Jika kau penasaran, akan ku ceritakan nanti. Ku tutup ya. Terima kasih."

Bip!

-Tbc

I know i'm lil bit late, so sorry:( also, wordsnya ga sampe 700an:( mungkin chapter ini bakalan jd terpendek. Maapin yaaa:(

Moonchild [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang