10 siapa dia ?

36 6 8
                                    

Ana baru saja keluar dari kamar mandi. Badannya terasa lebih segar bugar setelah jogging pagi tadi. Ana memakai baju putih pendek dengan celana jeans berwarna hitam. Rambutnya ia biarkan tergerai.

Ana tidak punya rencana keluar di hari minggu yang cerah ini. Mungkin dia hanya akan berdiam diri di rumah.

Ana baru saja melangkahkan kaki ke meja rias, tiba-tiba smartphone nya berdering.
Ana langsung mengambil smartphone nya yang berada di atas kasur kemudian mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Halo?"

"Cepet keluar sekarang!" kata suara di sebrang sana yang tak asing di telinga Ana.

Ana memeriksa layar smartphone berwarna silver miliknya. Disana tertera nama Renaldy.

"Gak pake lama!" ucap Renaldi

"I..ya iya kak" jawab Ana.

Ana bergegas keluar untuk menemui Renaldy. Baru saja Ana sampai di ruang tamu, dia sudah di suguhi pemandangan yang amat menakjubkan.

Disana telah duduk seorang pangeran tampan nan dingin yang sedang mengobrol dengan ibunya Ana. Hari ini Renaldy terlihat sangat mempesona. Mungkin karna sekarang dia tidak menggunakan seragam sekolah, jadi dia terlihat lebih dewasa.

Ana terdiam sejenak, meneliti apa yang dipakai Renaldy sekarang. Kenapa sama? batin ana.

Ranaldy mengenakan pakaian yang sama dengan Ana. Celana hitam dan baju putih pendek. Bedanya hanya jaket yang di pakai oleh Renaldy.

Renaldy yang kini menyadari keberadaan Ana langsung berdiri. Dia langsung berpamitan pada ibu nya Ana. Dia begitu ramah . Terlihat seperti sudah kenal lama atau bisa dibilang mereka terlihat sangat akrab.batin Ana.

Ana sedikit tersentuh atas apa yang dilakukan Renaldy. Apalagi saat Renaldy tersenyum begitu tulus pada ibunya Ana. Tunggu,tersenyum? batin Ana.

Ini kali kedua Ana melihat pangeran beku tersenyum. Sungguh keajaiban yang luar biasa.

"Ayo!" ajak Renaldy.

"Ayo kemana?" tanya Ana.

"Ikut aja" jawab renaldy.

Ibunya ana hanya memperhatikan kelakuan kedua insan muda ini di iringi dengan senyum bahagia.

"Yaudah,aku ganti baju dulu deh" pinta Ana.

"Gak usah. Itu juga bagus" ucap Renaldy

"Tapi kak "

"Ayo ...!"

"Yaudah Mah,aku pergi dulu ya!" pamit Ana.

"Yaudah sana. Hati hati,jangan pulang malem" ingat ibunya Ana.

"Iya mah ... " jawab Ana.

Dan akhirnya mereka berdua pun pergi. Jika dilihat lihat,mereka seperti sengaja memakai baju yang sama.

🍒🍒🍒

Mobil hitam Renaldy membelah jalanan kota Jakarta. Mengikuti arus di hari minggu. Tak ada percakapan antara mereka. Yang ada hanya hening.

"Lah kak, kok kita kesini? " tanya Ana ketika sampai di tempat yang membuatnya terheran heran.

"Ayo,ikut aja!" suruh Renaldy.

"Kita ngapain kesini? serem tau" protes Ana.

"Ini masih siang" jawab Renaldy.

"Ayo" ucapnya lagi yang kemudian menggenggam tangan Ana menuju ke sebuah gundukan tanah dengan nisan kayu disana.

Renaldy mengajak ana ke pemakaman. Entah makam siapa yang kini ada di hadapan Ana. Yang pasti, Ana kini merasakan genggaman tangan Renaldy semakin erat.

"Hai ... " ucap Renaldy lesu yang entah pada siapa.

"Hari ini aku kembali, tapi maaf aku tak membawa bunga untukmu" ucap Renaldy lagi.

Sebenernya ini makam siapa? batin ana.
Kemudian ana meneliti nisan yang tertancap disana.

Citra larissa?

...bersambung...

Jangan lupa tinggalkan jejak😉

Salam manis ya sayang 😘😘

My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang