Setelah masa ospek berakhir, nama Changbin makin nyebar ke seluruh fakultas.
Bukan cuma karena marga 'Hamizan' yang nangkring di belakang namanya, tapi lebih ke fakta kalo cowok itu habis nonjok kating di hari pertama masa ospek.
Alih-alih dimarahin habis-habisan atau diasingin sama orang-orang, Changbin malah dipuji sama para cewek.
Siang itu Chaewon lagi asyik makan batagornya di kafetaria fakultas teknik.
Walaupun sendirian, Chaewon nggak masalah. Lama-lama juga bakal punya temen, pikirnya.
Tiba-tiba aja ada tiga cowok langsung duduk di depannya.
"Hai." sapa dua dari tiga cowok itu.
Chaewon mandang ke sekeliling, kafetaria hari itu bisa dibilang rame. Makanya sekarang dia sama tiga cowok didepannya itu jadi pusat perhatian.
"Arkie ngapain, sih?" tanya Chaewon sambil natap Changbin jengkel.
"Duduk, lah. Gaboleh? Emang ini meja punya kakek lo?"
"Kok nyolot?" Chaewon ngelirik Changbin tajam sebelum balik fokus sama batagornya.
Tiba-tiba aja ada salah satu dari mereka angkat bicara.
"Hai, gue Lucas."
Lucas, cowok itu yang paling tinggi diantara mereka bertiga. Bisa dibilang keterlaluan tingginya. Tinggi Changbin cuma seperempat dari tinggi cowok itu.
Ganteng sih, cuma dari cara senyumnya, keliatan kalo dia brengsek, batin Chaewon yang mulai menganalisis.
"Gue yang nganter lo kemarin, Ardino. Panggil Ardi bisa, Dino bisa, sesuka lo, deh." ujar Dino sambil tersenyum manis.
Nah, yang ini baru kalem. Tipe-tipe cowok nggak banyak tingkah, beda sama pinggir-pinggirnya, batin Chaewon lagi.
Jadi mereka bertiga tuh lengkap. Ada yang kalem, yang playboy, dan yang kelakuannya macem preman. Panutan.
"Nggak usah ngalus kalian berdua." celetuk Changbin sambil mainin hpnya.
"Idih, posesif banget."
Chaewon meringis. Keinget kata Dino kemarin kalo Changbin udah punya pacar.
Chaewon penasaran, secantik apa pacarnya?
Tiba-tiba ada cewek jalan memasuki area kafetaria. Wajahnya luar biasa cantik, badannya mungil namun berlekuk, rambut hitam sepunggung, dan pakaiannya yang mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki keliatan mahal.
Gila, kakak tingkat ini pasti, batin Chaewon sambil mandangin bajunya yang sebatas beli diskonan di Matahari.
"Anjir, kak Karin, tuh." bisik Lucas sambil nyenggol-nyenggol lengannya Dino.
"Siapa?" Chaewon akhirnya ikut bisik-bisik.
"Anak FISIP tuh, semester 3." bisik Lucas lagi.
Gatau deh kenapa mereka bisik-bisik.
Terus cewek itu berhenti tepat didepan meja mereka berempat. Chaewon gugup lah, takut barangkali dia mau dilabrak atau apa lah. Makanya dia ngehindarin kontak mata sama cewek itu dan ngalihin pandangannya ke tas yang dipake cewek didepannya itu.
BUSET DAH INI TAS CHANNEL ASLI, YA?! panik Chaewon dalam hati begitu ngelihat tas kecil punya cewek yang katanya bernama 'Karin' itu.
"Arkie, chat aku kenapa belum dibales?"
Chaewon melongo bentar, terus ngedongak buat mandangin Changbin dan cewek itu bergantian. Cewek itu natap Changbin dengan muka melas, sedangkan Changbin cuma masang senyum sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] you owe me ° changbin
Fiksi Penggemar[fin.] Niatnya sih sandiwara doang, tapi kalo udah kelewat batas, gimana dong? "Baper beneran, njir?" -Maura, korban perasaan. (ft. Arkie Hamizan) lokal!au, part of s' universe »highest rank #1 in chaewon #1 in produce48 #1 in changbin