Revenge IV

2K 270 5
                                    

.

.

 "Bagaimana bila membuatnya menjadi bagian dari kita?"

"Jangan gila, Hyung!"

Jaejoong tersentak kaget dari tidurnya dan langsung terduduk di atas ranjang Yunho. Mata kelamnya mengerjab-ngerjab beberapa saat lamanya sebelum menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan tempatnya berada.

Yunho memelototi Changmin tajam, "Kau membangunkannya!" desisnya marah. Yunho ikut mendudukkan dirinya di samping Jaejoong, mengamati wajah bingung namja cantik miliknya sesaat sebelum meraih Jaejoong ke dalam pelukannya.

"Badanku lemas...." gumam Jaejoong.

"Itu karna Yunho hyung menghisapmu terlalu banyak." Sahut Changmin. Disodorkannya cairan berwarna merah bening serupa sirup stawberry pada Yunho, "Obat penambah darah yang akan langsung bekerja lima menit setelah meminumnya. Aku akan keluar mencari udara segar sebentar." Ucapnya yang langsung pergi begitu saja tanpa menunggu komentar Yunho.

"Jae, minumlah dulu." Yunho hendak melonggarkan pelukannya tetapi Jaejoong justru melingkarkan kedua lengannya di sekitar pinggang Yunho, erat. "Lemasmu akan hilang setelah kau meminumnya."

Jaejoong menggelengkan kepalanya pelan, mengusap-usapkan wajahnya pada permukaan dada bidang Yunho dengan manja seperti seorang anak kecil.

"Ayah dan saudaramu terlalu memanjakanmu, kan?" gumam Yunho, "Aku memaksamu Jae!" Yunho mendorong Jaejoong dengan tangan kirinya, menahan bahu namja cantik yang kini merengut kesal kepadanya. Tangan kanannya yang sedang memegang gelas berisi minuman penambah darah dari Changmin itu mendekat hingga permukaan gelasnya menempel pada bibir Jaejoong, memaksa namja cantiknya untuk meneguk minuman itu hingga habis.

Bruk!

Jaejoong kembali menghambur memeluk Yunho usai menghabiskan minumannya.

"Rasanya enak?" tanya Yunho ragu. Diletakkannya gelas kosong itu di atas meja di samping tempat tidurnya.

"Manis seperti madu walau ada pahitnya juga." Sahut Jaejoong, "Yun...."

"Hm?"

"Bagaimana caraku pulang bila ada bekas gigitanmu di leherku?" tanya Jaejoong dengan suara yang terdengar seperti orang mengantuk.

Yunho tersenyum, "Aku akan menghilangkannya."

"Caranya?"

Bukannya menjawab, Yunho justru mengecup bekas gigitan yang menodai leher jenjang Jaejoong, mengecup kemudian menghisap kuat-kuat bekas luka itu seolah sedang menghisap racun ular dari dalamnya.

"Ugh!" Jaejoong melenguh. Jemarinya mencengkeram kuat punggung kaus Yunho hingga kisut. Rasanya sedikit nyeri dan dingin. Jaejoong melirik kaca lemari yang berada tidak jauh dari ranjang tempatnya dan Yunho berada untuk melihat apa yang sedang Yunho lakukan padanya.

Yunho menjauhkan bibirnya dari permukaan leher Jaejoong sebelum drinya lepas kendali dan kembali menggigit namja cantik itu. Tidak ada lagi bekas gigitan pada leher Jaejoong, hanya ada bekas merah dan basah.

"Nah, sekarang Chunie akan menggorokku karena bekas merah ini!" gerutunya.

"Tidak akan ku biarkan dia melukaimu." Ucap Yunho, "Aku akan mengantarmu pulang."

"Luar biasa. Kalau begitu kaulah yang akan digorok oleh Chunie."

.

.

Yunho jarang sekali, bahkan belum pernah mengantarkan orang yang dikencaninya pulang usai melakukan kegiatan mereka, bisa kegiatan apa saja. Tetapi pengecualian untuk Jaejoong. Yunho ingin memastikan Jaejoong sampai di rumahnya dengan selamat. Yunho sendiri tidak tahu kenapa dirinya bisa sangat peduli pada namja cantik yang kadang agak ketus itu. Mungkin awalnya karena wajah Jaejoong serupa dengan Youngwoong, perempuan yang pernah mengisi dan sangat berarti untuk Yunho. Namun akhir-akhir ini Yunho yakin kalau bukan hanya itu saja yang melatarbelakangi ketertarikan Yunho pada Jaejoong mengingat ada aroma dari yeoja yang sangat dibenci Yunho menguar dari dalam tubuh Jaejoong. Terlepas dari apapun alasannya, sekarang Jaejoong adalah milik Yunho dan Yunho tidak akan membiarkan apa yang sudah menjadi miliknya terlepas dari genggamannya.

✔️Revenge/ YunJae Fanfiction/ Modern FantasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang