Bab 2

42 9 0
                                    

"Bu Bu Bumi, kenapa kamu maksa aku duduk sama kamu?." Tanya Bulan yang memulai pembicaraan.

"Karna gue yang mau."

Bulan tidak mengerti dengan maksud Bumi. Saat ia menjawab pertanyaan dari Bumi tentang letak kelasnya, Bumi tiba-tiba menarik pergelangan tangannya dan memaksanya untuk duduk disebelahnya.

"Tapikan masih ada bangku kosong yang bisa aku tempatin selain disamping kamu."

"Gue kan udah bilang, karna gue yang mau lo duduk disini. Gak ada satu orang pun yang bisa ngebantah kemauan gue. Termasuk lo."

"Tapikan ini namanya pemaksaan."

"Masuk kedalam pelanggaran gak?."

"Mana aku tau,"

"Yaudah, berarti lo gak punya alasan buat nolak kemauan gue."

Bulan pun memilih untuk tidak menjawab lagi. Karna percuma, Bumi tidak akan mendengarkan ucapannya.

"Siapa sih tuh cewe, anak baru aja udah berani ngedeketin anggota B'Four. Dan bahkan ketuanya."

"Iya yah centil banget ewhh,"

"So cantik juga lagi."

Itulah kira-kira ucapan pedas yang dilontarkan kaum hawa yang merasa iri dengan Bulan. Bagaimana tidak iri, belum pernah ada satu orang pun yang diajak Bumi untuk menempati bangku kosong disebelahnya, memang Bumi sengaja mengosongkan bangku sebelahnya untuk tempatnya tidur. Dan sekarang bangku itu diisi oleh Bulan.

"Bumi,?"

"Apa."

"Itu yang tadi mereka bicarain, aku ya?."

"Lo ngerasa?"

"Enggak sih, tapi sedikit mirip denganku."

"Hmm"

(Ko sikap Bumi beda banget yah saat dikampus dan diluar kampus?) -Bulan

"Bumi .. Bumi, itu siapa? Ko berani banget nempatin bangku yang sengaja lo kosongin? Pasti dia yang maksa ya buat duduk sama lo?."

"Gaada urusannya sama lo."

"Dulu kenapa lo ngelarang gue buat duduk disamping lo?."

"Karna gue gak mau."

"Terus sekarang?."

"Bisa diem gak tuh mulut?! Berisik tau ga!."

(Itu Bumi? Tanya Bulan tak percaya dengan apa yang disaksikannya. Bumi bisa sekasar itu dengan perempuan? Tapi kenapa berbeda sekali dengan sikapnya saat denganku?.) -Bulan

"Liat aja nanti." Ucap Candy yang menatap sinis kearah Bulan. Perempuan yang tadi dihina habis-habisan oleh Bumi.

"Guys, dosen gak bisa dateng hari ini, dan katanya kita cuma disuruh baca bab 5 halaman 123."

"Gini kek tiap hari."

"Tumben si Santoso gak hadir, biasanya dia kan yang gak pernah absen kalo urusan ngajar."

"Mungkin dia lelah,"

"Hayati lelah bwankk,"

"Ikut gue yu?." Tanya Bumi sambil menoleh kearah Bulan.

"Kamu ngomong sama aku?,"

"Hmm,"

"Tapi mau kemana?,"

"Gue bilang kan ikut aja, jadi gausah banyak nanya."

Setelah itu, seperti kejadian sebelumnya Bumi menarik pergelangan tangan Bulan untuk mengikutinya.

"Hhmm, kebiasaan." Ucap Bulan pasrah.

"Wehh gue gak salah liat? Bumi gandeng tangan cewe? Anak baru lagi."

"Candy, kayanya sekarang lo punya saingan deh."

"Aaaaa mbebs Bumi Quhhh."

"Bumi mengapa engkau berdusta, kau duakan cintaku selama ini, saat diriku jauh darimu, kau bermain cinta dibelakangku."

"Ko lo jadi nyanyi si goblok."

"Bumi apa kau melupakan kejadian malam pertama kita?."

"Gue butuh oksigen,"

"Panas anjir."

"Qu butuh teh jus bude Sri."

Bulan bingung dengan kelas ini, siapa sebenarnya Bumi? Mengapa seorang orang menganggapnya seperti itu? Ah sudahlah, tidak penting juga untuknya.

***

"Bumi, ini mau kemana?."

"Udah sampe."

"Belakang kampus? Kamu mau ngapain ngajak aku ke belakang kampus?."

"Itu temen-temen gue,"

"Weh bro, lo ngajak siapa tuh. Kenalin lah ke gue." -Bagas

"Bumi quh sudah besar yah." -Bima

"Kenalin aku Bulan Nitescha." Ucap Bulan sambil menyodorkan tangannya untuk dijabat oleh para cogan.

"Gue Bima, bes pren nya Bumi."

"Gue Bagas, tentunya cowo paling ganteng diantara temen-temen gue yang lain."

"Pengen muntah gue dengernya Gas." -Bumi

"Gue Bimo."

"Ko nama kalian berawalan dari B semua ya?."

"Lo tau B'Four?."

"Tadi sempet denger sih, katanya mereka cogan cogan gitu lah kalo gak salah." -Bulan

"B'Four itu kita." -Bagas

"Oh gitu." Jawab Bulan b aja.

"Lo gak pengen foto gitu ke kita? Atau engga minta nomor WA kita gitu? Atau ngajak jalan biar bisa deket sama kita?."-Bagas

"Engga."

"Wah sekarang gue tau Bum, btw nemu dimana lo cewek yang modelannya begini?."

"Halte."

"Gileeeeeee, jadi lo berdua ketemu di halte?."

"Iya, Bumi aneh tau, masa tiba-tiba ngajak bareng berangkat ke kapus padahal sebelumnya belum pernah kenal."

"Jangan-jangan jodoh." -Bagas

"Qu tydak terima Bumi qu diambil sama yang lain." -Bima

"Aku tinggal dulu ya." -Bulan

"Mau kemana? Gak mau ngobrol-ngobrol lagi gitu? Gue asik loh orangnya." -Bagas

"Masih gue liatin Gas." -Bumi

"Lain waktu aja deh, aku mau kekelas aja."

"Yaudah hati-hati saingan." -Bima.

Sampai bertemu di bab 3...

Bulan dan BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang