Time Travel

3.7K 223 107
                                        

Brak

Tidak memperdulikan jika pintu yang barusan didobraknya dengan kasar akan rusak, remaja berumur 15 tahun itu tetap berjalan memasuki ruangan yang telah berisi beberapa orang yang telah dikenalnya.

"Ah, kau telah datang!"

Melirik dari ekor matanya pada asal suara yang menyambutnya, semua orang yang berada dalam ruangan yang dimasukinya sama sekali tidak terkejut pada kedatangannya yang selalu hampir merusakkan pintu.

Tanpa menjawab, langkahnya membawanya pada ruangan yang lebih dalam. Dan berhenti ditengah ruangan, lebih tepatnya didepan sebuah benda besar yang berdiri angkuh dihadapannya.

"Apa berhasil?"

Tanyanya, pertama kalinya membuka suara sejak memasuki ruangan ini. Tanpa menoleh, remaja itu telah mengerti, jika semua tatapan yang tertuju padanya berkata 'tentu saja'.

Bibirnya bergerak melengkung, menampilkan senyuman lebar dan menenangkan. Tangannya mulai terulur dan mengelus benda didepannya.

"Kita mulai sekarang!"

Ujarnya tegas begitu memutar badannya dan menghadap ke beberapa orang yang juga menatapnya.

"Hati-hati, kita tidak tau apa efek sampingnya."

"Tenang saja, aku telah siap apapun resikonya!"

Balas remaja itu yakin, dan dengan sukses mendapatkan senyuman puas dari semua orang disana selain dirinya.

"Waktunya hanya seminggu, lalu kau secara otomatis akan kembali."

Menjawab dengan gumaman, remaja itu mulai melepaskan jaketnya dan diletakkan pada sofa disana. Lalu, melepaskan topi jerami dikepalanya dan juga diletakkannya pada sofa yang sama.

"Kau yakin tidak akan memakai topi itu? Topi itu sangat berharga kan!"

Menggeleng pelan dan menatap sendu topi jeraminya. "Memang benar, tapi aku tidak mungkin membawanya kan," tanpa melanjutkan ucapannya, semua orang telah mengerti akan apa lanjutan kata yang tidak terucap itu.

"Kau benar, baiklah, cepat masuk kemesin ini."

Mengangguk, setelah memutar tubuhnya dan melangkah mendekati benda besar yang menjadi tujuannya untuk datang kemari. Tanpa rasa takut akan apa yang terjadi, remaja itu memasuki ruangan yang cukup untuk satu orang didalam benda besar atau mesin itu.

"Ingat ini, setelah seminggu kau akan kembali."

"Semoga berhasil, putra kecil kami!"

Senyuman geli terhias diwajah remaja itu, begitu mendengar kata yang sering didengarnya tapi selalu berhasil meluapkan kebahagian didalam dadanya. Hanya sedetik, seringaian menggantikan senyumannya.

"Aku sudah tidak kecil lagi."

Gumamnya lirih dengan senyum kecil, sebelum pintu didepannya tertutup. Memisahkan dirinya dengan mereka yang telah merawatnya selama ini.

"Aku datang. Tou-san, Papa!"

••°°••

Drap Drap Drap

Terdengar langkah kaki terburu, yang dengan tergesa menuruni tangga yang terbuat dari besi itu. Nampak seorang pemuda mungil bersurai raven -yang tertutupi oleh topi jerami- dan bermanik obsidian yang selalu berkilat ceria.

"Jangan terburu-buru Luffy-ya, nanti kau bisa jatuh."

Monkey D. Luffy, dengan celana hitam selutut dan kaos kuning -bergambar lambang tengkorak memakai topi jerami- lalu rompi merah tanpa lengan. Menyengir lebar begitu berdiri didepan pemuda tinggi yang barusan menegurnya.

LawLu StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang