Brak
"Onii-chan!!"
Seorang remaja yang dengan tenangnya duduk dengan membaca buku terlonjak kaget akibat suara keras yang diyakininya adalah gebrakan pintu dan suara cempreng itu berasal dari Adiknya.
Kembali fokus pada buku, remaja bersurai biru gelap itu tidak memperdulikan langkah berisik yang tertuju padanya.
Sedetik setelahnya sofa disebelahnya menampung berat badan yang lain. Manik ungu keemasan itu melirik sejenak pada atensi disampingnya yang kehabisan nafas.
"Ada apa?" Seberapapun inginnya remaja itu mengabaikan Adiknya, tidak akan pernah bisa.
Manik coklat keemasan dari sosok yang lain dalam sekejab berubah berbinar saat mendengar pertanyaan datar dari Kakaknya.
Sebelum berbicara menggerakkan tangannya untuk merapikan surai coklatnya yang sedikit berantakan. Hanya sedetik, tangannya telah berpegang pada tangan remaja lain yang masih tidak memperdulikannya.
"Ayo bermain Game!"
Manik ungu keemasan mengalihkan atensinya pada sang Adik yang menyengir lebar kearahnya. Ai, Adiknya memang yang paling manis ah. Batinnya senang, meski wajahnya tetap datar.
Aaah, Rai-Nii terlalu imut. Boleh kugigit tidak ya?
Jika remaja bersurai biru gelap itu tau pikiran Adiknya, dengan segenap hati pasti mundur sejauh 10 meter.
"Game apa?" Pertanyaan ringan itu menyadarkannya, tersenyum lebih lebar tanpa mengetahui jika remaja didepannya mulai merasakan firasat buruk.
"Bertahan hidup di Neraka!"
"Game apa lagi itu?" Tidak lagi peduli, kembali fokus pada bacaannya sebelumnya. Melihat sang Kakak kembali pada kekasih bacaannya membuat remaja itu cemberut.
Berdiri dari duduknya dan melangkah menuju lantai dua. "Tidak mau menemaniku, akan aku pastikan kamu menurutiku." Mendengar gerutuan yang lirih itu membuat remaja lainnya tersenyum tipis, meski dalam sedetik wajahnya kembali menjadi datar.
Menunggu Adiknya menghilang dibalik tangga, remaja itu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju dapur.
Tidak lama, remaja yang berada didapur mendengar suara keributan Adiknya ditempat sebelumnya. Menggelengkan kepalanya jika Adiknya itu memang tidak akan menyerah untuk menyeretnya menemaninya bermain Game.
Membuat wajah puas pada dua gelas jus jeruk, remaja itu kembali dan mendapati peralatan telah lengkap. Laptop, Headphone dan Mouse, peralatan standar bermain Game.
"Waah, Nii-Chan memang yang terbaik!"
Baru saja sampai, satu gelas ditangannya telah disambar. Membiarkannya, remaja itu duduk didepan laptopnya.
"Aku sudah mengirim Gamenya, kita tinggal main saja!" Remaja itu hanya mengangguk dan mulai membuka aplikasi Gamenya.
Hampir secara bersamaan keduanya memakai Headphone dan mengeklik kata Mulai dilayar.
Layar menjadi hitam lalu genangan merah kental turun secara perlahan dan berhenti setelah membentuk kata Selamat Datang.
Remaja itu mengernyit saat tidak mendapati suara apapun, begitu sunyi dan terasa begitu aneh.
Menoleh dan mendapati Adiknya memejamkan mata dan jatuh ke Keyboard. Remaja itu ingin memeriksa Adiknya tetapi mendapati kesadarannya dengan cepat menghilang.
(Selamat datang para pemain. Anda diharuskan bertahan hidup disetiap instalasi. Sesuai peraturan, pemain pemula mendapatkan bonus keselamatan 100%. Semoga kalian bersenang-senang!)
KAMU SEDANG MEMBACA
LawLu Story
Fanfiction"Cover by Google" . Disclaimer © Eiichiro Oda Rate : T+ Pairing : Trafalgar Law x Monkey D. Luffy Warning : Typo selalu nyempil, cerita yang tidak menentu dan dengan tulisan yang berubah-ubah, up sesukanya, cerita yang aneh. . Hanya Oneshoot LawLu. ...