1- BuCin

31 6 5
                                    

Deva dan Dian masuk ke kelas dengan suasana kelas yang sudah ramai dengan celotehan para teman sekelasnya.

Yang sampai bisa membuat Dian sakit kepala kalau sudah seperti ini. Padahal ini masih pagi hari.

Yang membuat Dian heran yaitu dengan para mulut anak laki-laki yang jika sudah mengobrol melebihi suara ibu-ibu jika sedang merumpi.

Ya. Sangat berisik dan bawel. Padahal yang dia tahu perbincangan yang mereka obrolkan tidak jauh-jauh dari kata 'game'.

Tetapi mengapa bisa begitu sangat berisik. Entahlah itu adalah urusan para lelaki.

"Dev, lo gak keberisikan apa sama mereka?" Tanya Dian sambil melihat Deva yang sudah sibuk dengan handphonenya.

Tapi, tak ada satu katapun yang terlontar dari Deva.

Astaga

"Dev?!" Panggil Dian dengan sedikit teriak di samping kuping Deva.

"Innalillahi, apasih Di?," jawab Deva tak kalah terkejut.

"Lagian lo gue panggil gak nyaut asik bener sama hp lo."

"Maaf ya Di gue sibuk." Jawab Deva dengan tanpa bersalahnya.

"Sok sibuk lo. Emang lo lagi ngapain sih?, sini coba gue liat. Jangan-jangan lu lagi ngestalk Harry Potter." Ucap Dian dengan merebut handphone Deva.

"Gue juga 'kan mau liat!"

Yaleha :v

Deva memutar kedua bola matanya.
"Dasar bucin!"

Dian pun langsung melihat ke arah Deva dengan tatapan sinisnya. Mereka berdua saling bertatapan seakan-akan ingin bertarung.

Tetapi setelah itu mereka malah tersenyum dengan senyuman yang mungkin akan terlihat menjijikan jika kalian bayangkan.

Mereka tertawa berdua, "gapapa yang penting gue bahagia..," itulah jawaban yang di katakan Dian saat Deva mengatakan bahwa dia bucin.

"Hahaha sikat Di..."

Mereka berdua ini sangat gemar sekali ngestalk yang berbau tentang Harry Potter. Dari filmnya, novelnya, mereka memilikinya.

Kringg~~

Kringg~~

Kringg~~

Bunyi bel sekolah akhirnya terdengar di telinga para murid SMAN 6 . Saatnya mereka semua untuk upacara.

Dian dan Deva berjalan menuruni tangga dengan sambil mengobrol-ngobrol.

"Heran, pagi-pagi udah nyantol aja di kantin." Ucap Deva saat dia melihat ke arah kantin.

"Gak boleh gitu, kali aja mereka dari rumah belum sarapan," jawab Dian seadanya.

"Oiyaya. Tapi kalo kita mah kan nyantolnya di hati Harry Potter." Deva senyum-senyum seorang diri. Mungkin sedang membanyangkan tampang wajah Harry Potter.

"Bucin. Udah ayuk ah cepetan keburu mulai upacaranya." Ucap Dian sambil menarik tangan Deva.

Yaelah gak nyadar kalo dia juga bucin-_. - Deva

Upacara akhirnya di mulai pada jam tujuh, awalnya suasananya hening karena baru awal-awal mulai.

Tapi makin lama, sekarang suasanya berisik karena banyak yang mengeluh 'amanatnya kelamaan, panaslah', tapi memang matahari mulai terbit sehingga membuat udara semakin panas.

Sedangkan Deva dan Dian masih berdiri dengan sikap istirahat, mendengarkan amanat yang di sampaikan oleh kepala sekolah.

Panutan sekali.

Empat puluh lima menit sudah terlewati, upacara sudah di bubarkan. Semua murid kini kembali ke kelasnya masing-masing.

Pelajaran pertama di kelas Deva dan Dian adalah Bahasa Indonesia yang di ajar oleh Bu Endah.

Teman sekelasnya yang awalnya berisik karena bermain di depan kelas, sekarang berbondong-bondong masuk karena melihat Bu Endah yang akan datang.

"Assalamu'alaikum anak-anak, bagaimana kabarnya?" Ucap Bu Endah saat memasuki kelas.

"Wa'alaikumsalam. Alhamdulillah baik Bu." Jawab  sekelas serempak.

Bu Endah tersenyum.

"Baiklah anak-anak karena hari ini, hari pertama kalian masuk pada awal semester II. Jadi Ibu minta pada kalian semua untuk merangkum bab 7. Ibu punya urusan dengan anak ibu yang sedang sakit jadi tidak bisa mendampingi kalian sampai selesai pelajaran. Jangan lupa rangkumannya dibaca, minggu depan Ibu bahas materinya." Jelas Bu Endah.

Sekelas mengangguk tanda bahwa mengerti.
"Asikk!..." Girang Deva teriak.

"Deva! Berisik! Please deh gue tau lo malesnya kayak apa, tapi untuk saat ini lo rangkum dulu lah pelajarannya biar gak malu-maluin." Sungut Dian pada Deva.

"Emangnya malu-maluin siapa?," tanya Deva bingung.

"Gue." Tunjuk Dian pada dirinya sediri, tanpa melihat ke arah Deva dan fokus akan rangkumannya.

Oh ya Tuhan bunuh gue di rawa-rawa - Deva

Deva langsung menatap ke arah Dian dengan tatapan sinisnya.

"Mendingan gue nonton Harry Potter." Ucap Deva yang hendak mengeluarkan handphonenya.

Tapi tiba-tiba Dian melirik ke arah Deva dengan senyuaman yang menjijikan. Hm☻...

Sudah gue duga - Deva

.
.
.
.
.
Tbc💕

Segini dulu ya...
Namanya juga bucin ya mau gimana lagi😂









HistoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang