5 - P & P

29 4 3
                                    

Pmr menghantarkan jasa....
.
.
.
Setelah menyanyikan mars PMI. Dian dan Deva duduk kembali.

Yaps. Karena hari ini hari Sabtu, sudah waktunya jadwal mereka untuk ekskul PMR.

Baru tau kan, baru tau kan...

Biasa aja.

Karena sekarang masuk ajaran tahun baru, kini mereka tengah menjelaskan ke para adik-adik kelasnya bagaimana sejarah PMR dan beserta lagu-lagunya.

Kebetulan mereka mendapat giliran untuk mengajar di luar kelas, yang terkesan bebas.

"Asik udah jadi kakak kelas... ." Ucap Deva dengan girang.

"Emangnya waktu lo SMP lo ga pernah jadi kakak kelas? Girang banget lo kayaknya." Balas Dian.

"Kan dulu gue di SMP jadi siswi yang netral, gak asem gak kecut gak bau gak basa."

Dian melirik pada Deva. Apa gitu yang di omongin sama Deva (?) Gak waras emang.

"Yee terserah lo Dev, Dev. Iyain aja biar cepet." Jawab Dian seadanya.

"Ga asik lo Di."

"Di asikin aja.. a.. a.. a.. aasiikkk." Lontar Dian sambil menirukan sebuah iklan.

Deva yang melihat Dian seperti itu melipat tangannya di dada, lalu membalikkan badannya untuk berlalu meninggalkan Dian.

"Katanya besok-besok kemana gue pergi pengen ikut. Siapa ya yang ngomong?" Sindir Dian.

Lantas Deva langsung membalikkan badannya kembali ke Dian dengan senyuman yang di buat-buat.

"Siap ratu." Hormat Deva pada Dian.
Dian hanya menyatukan jempol dan telunjuknya.

"DIAANNN!!!" Teriak seseorang dari kejauhan.

"Ya, kenapa?" Jawab Dian sambil membalikkan badan.

"Anak-anak di bagi ya... setengah dalem setengah lagi di luar, yang di luar ajarin dasar bikin tandu, sama sekalian ambil bambu dan tambang di ruang osis. " Lanjut Kak Sekar kakak kelasnya yang menjabat sebagai Ketua PMR.

"Oke oke kak."

"Dev, ikut ga lo ngambil bambu?" Tanya Dian.

"Engga ah males gue, bolak-balik naik turun."

Dian hanya diam lalu, "kau tinggal turun naik kau tinggal turun naik kau tinggal turun naik turun naik turun naik (?)" Senandung Dian sambil menaik turunkan badannya.

Deva  yang melihat itu pun ketawa, "hahaha receh lo Di!"

Dian sudah berada di lantai bawah, pada saat Dian berjalan ingin menuju ke ruang osis. Tak sengaja mata Dian menatap ke pintu gerbang sekolah dan melihat segerombolan anak Pramuka berdatangan.

Dian juga melihat cowok yang sedang di sukai oleh Deva. Dari kejauhan menurut Dian yaa.. lumayan lah.
Tak ingin berlama-lama, Dian langsung teringat apa tujuannya tadi. Ruang Osis.

'Bodohnya kau Dian, gimana caranya lo ngangkat 6 bambu sekaligus coba..'

"Yaudalaya, nyicil aja." Monolognya.

Sampai juga Dian di atas, dengan kedua tangan membawa bambu dan sekantong tas kecil berisi tambang. Dan langsung bertemu dengan Deva.

"Nyesel lo ga ikut gue kebawah." Ucapnya yang tertuju pada Deva.

Deva yang tak mengerti, lantas bingung. Kenapa?
Tapi seakan tahu apa yang ingin di tanyakan oleh Deva, Dian berucap, "Lo liat tuh kebawah."

Deva mengikuti ucapan Dian untuk melihat kebawah. Dan pada saat itu juga matanya membulat.

"OOOO MY GOD!!!! AAAAAA DIAN!! MAMA!!" Teriak Deva sekencang mungkin. Yang membuat kaget para adik kelasnya.

"HEH DEVA BRISIK!" Omel Dian.

Oops..

"Maaf ya ade ade kaka yang satu itu emang lagi kurang waras. Jadi harap di maklumi." Ucap Dian, yang menimbulkan gelak tawa para adik kelasnya.

"Hayuuukk Di, ambil bambu lagi. Semagat 45 nih! MERDEKA!!"

Gue malu astaga - Dian

"Apaan tadi ga mau juga yeuu."

"Lha makanya itu sekarang mah udah mau. Ayooo Di.. ." Rengek Deva pada Dian sambil menarik-narik tangan Dian.

"Ish iya iya bawel sabar."

Degan semangatnya Deva senang hati mengambil bambu tersebut. Tidak apa jika harus naik turun tangga.

Saat Dian dan Deva telah mengunci ruang osis dan kembali ke atas dengan sambil membawa bambu. Dan sudah pasti dengan mata Deva yang melirik-melirik ke arah sang cowok taksirannya.

Tiba-tiba Deva tersandung, jatuh dengan menimbulkan suara yang keras karena bambu yang dibawanya pun ikut terjatuh. Dan juga  mengalihkan para perhatian anak-anak ekskul Pramuka dari latihannya.

Semuanya nengok ke arah Deva, begitupun cowok yang di sukai oleh Deva. Sedangkan Dian yang di belakangnya hanya asik menertawakan Deva.

"HAHAHAHAHAHAHAHA... DEVA LO KENAPA YA AMPUN. MAKANYA KALO JALAN MATANYA DI PAKE BUAT LIAT JANGAN SAMPE SALFOK GITU." Betapa gelinya Dian saat ini.

Deva yang terus di tertawakan oleh Dian pun hanya mendengus kesal.

"Yang kayak gini nih, kebiasaan anak +62 kalo temen lagi susah bukannya di tolongin malah di ketawain. Istighfar kau nak." Ucap Deva.

"Malu gue Di malu, mana cowok yang gue taksir nengok pula... mau di taro dimana coba muka gue, maafkan hambamu ini yaAllah, yang suka gak bisa diem."

"Nyadar juga lo akhirnya." Ucap Dian sekenanya. Yang langsung di tatap sinis oleh Deva.

"Dian kurang ajar lo!" Balas Deva  sedikit teriak karena Dian yang meninggalkannya.
.
.
Waktu ekskulpun hampir selesai, para anak PMR tengah bersiap-siap untuk pulang.

Untuk mengakhiri kegiatannya merekapun berdo'a. Sesuai keyakinannya masing-masing. O jelas.

Dan berakhirlah ekskul tersebut.

"Dian, hayuu kita come back home." Ajak Deva.

"Iya iya."

Semuanya pada turun ke bawah, beserta Deva dan Dian. Pada saat mereka jalan di koridor sekolah, Deva dengan sengaja melihat cowok taksirannya.

Dan entah itu takdir atau hanya kebetulan, cowok tersebutpun melihat ke arah Deva.

Asik

Deg-deg

Deg-deg

Oh jantung berhentilah~~

Mati dong - Deva

Deva langsung merangkul lengan Dian, "omg Dian, gue eyecontac sama tu cowok, ih ya ampun jodoh kali ya gue sama dia."

"Hilih geer banget lo jadi orang Dev, kali aja bukan ke arah lo."

"Ah kali-kali kek lo nyenengin gue." Cemberut Deva.

"Ga. Jangan maksa."

"Iya deh iya... btw gue kan ekskul PMR nih, nah dia ekskul Pramuka. Depannya sama sama 'P' takdir banget gila... ekskul yang depannya sama-sama P ." Seru Deva.

"Iyain."

"Singkat sekali mbanya :((." Protes Deva.

"Bucin lo," Kata Dian.

"Heee sesama bucin gak boleh gitu yaa... ." Yang di acuhkan oleh Dian.

Selang hanya 2 menit mereka saling diam, Dian berkata.

"Dev, gue tau nama cowok yang lo taksir."
.
.
.
.
.
Tbc💕

Vote & Comment

Typo? Tell me

Thank You






























Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HistoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang