part 3

907 92 4
                                    

Happy reading....

Saat ini di kantin sekolah SMA Swasta Seoul itu terlihat empat orang siswa sedang duduk dan menikmati makan siang mereka. Makan siang yang di barengi dengan perbincangan kecil itu terlihat begitu tenang, seakan tidak akan ada orang yang boleh mengganggu perbincangan mereka.

Keempat siswa yang terdiri dari kakak kelas dan adik kelas itu terlihat sedang membicarakan sesuatu yang hanya di mengerti mereka sendiri. Keempat siswa yang terkenal sebagai siswa-siswa pandai yang di miliki sekolah mereka. Yang di antara mereka adalah ketua osis sekolah yaitu Min Yoongi. Ada juga adiknya, yaitu Min Woozi. Murid kelas XI Mipa 1 yang merupakan sekelas Jimin, Hoshi, Sehun, dan juga Daniel. Woozi juga sekelas dengan Woojin, sahabat nya yang juga teman sebangkunya. Dan yang terakhir ada Luhan, wakil ketua osis yang sekarang berada di tingkat akhir, yang seharusnya sama dengan Sehun dan Hoshi dan juga satu tingkat dengan Yoongi.

"Woozi-ah, bagaimana pelajaran mu tadi?" Yoongi bertanya pada sang adik.

"Baik hyung. Hari ini kita ada ulangan Matematika."Jawab Woozi tanpa menghentikan acara makannya.

"Pelajaran yang sangat di benci oleh semua siswa." Woojin ikut buka suara.

"Kau benar." Ucap Luhan ikut menambahi.

"Jadi, bagaimana? Apa semuanya bisa kalian selesaikan?" Kali ini pertanyaan yang di lontarkan Yoongi bukan hanya untuk Woozi, tetapi juga untuk namja tan di samping adiknya itu, karena mereka berada di kelas yang sama.

"Tentu saja bisa. Hanya ada satu soal yang tidak ku mengerti sama sekali." Woojin yang menjawab dan ketiganya hanya mendengarkan.

"Lalu, bagaimana kau menyelesaikannya?" Tanya Luhan.

"Aku tanya Hoshi hyung." Jawab nya pede.

"Ck, kau itu. Terlalu mengandalkan hyung mu itu." Sindir Woozi.

"Tentu saja, dia kan hyung ku." Balas Woojin tak mau kalah.

"Lagipula setelah Park Ssaem keluar dari kelas, keadaan menjadi rusuh. Semua orang yang ada di kelas itu heboh untuk mengambil contekan mereka. Dan mereka semua mengambil kesempatan untuk itu."

"Memangnya matematika itu bisa di contek?"

"Dan pada akhirnya mereka semua hanya akan kecewa karena buku sama sekali tidak bisa membantu mereka. Mereka pikir cara instan seperti itu bisa menyelesaikan soalan sulit seperti matematika. Tidak ada gunanya kalau tentang perhitungan satupun tidak ada yang kita bisa bukan?" Jawaban panjang lebar dari Woojin membuat Yoongi, Luhan, dan juga Woozi terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya mereka terkekeh . Woojin merengut kesal saat sahabat-sahabatnya menertawakannya.

"Apa yang lucu?" Tanya Woojin kesal.

Kekehan ketiganya berhenti. "Kau ini, sudah seperti guru saja." Kekeh Luhan.

"Ish, hyung. Jangan tertawa. Aku kan mengatakan hal yang benar." Woojin memanyunkan bibir nya.

"Iya, maaf. Kau memang benar."

"Eh? Tapi, bagaimana mungkin Park Ssaem bisa meninggalkan siswa di saat ulangan seperti itu. Park Ssaem tidak pernah seceroboh itu." Tanya Yoongi heran.

Hal yang sama juga juga sebenarnya sedang di pikirkan oleh Luhan, dan bersyukurlah Yoongi memiliki pemikiran yang sama dengannya. Jadi, dia tidak perlu bertanya lagi.

"Keempat orang itu kembali berulah, termasuk hyung yang sangat di banggakan oleh Woojin." Jawab Woozi.

Woojin melotot tak terima saat Woozi mengatakan hal itu. "Yak! Apa maksudmu!?"

Couple Goals [K-idols Couple] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang