Part 10

435 40 2
                                    


Sorry for typo..









******

"Yak, berhentilah bermain main Kang Daniel" Teriakan itu berasal dari namja berkulit tan kepada namja lainnya yang ada disitu.

Woojin, namja tan itu merengut sebal pada namja yang sedang ada di hadapannya. Sedari tadi dia tidak bisa berhenti bermain-main padahal mereka sedang belajar saat ini. Karena tugas yang di berikan kepala sekolah untuk mereka, Woojin terpaksa harus ada disini untuk mengajari Daniel beberapa pelajaran yang tertinggal. Bukan beberapa sih, tapi hampir semua mata pelajaran.

Namja itu sedari tadi  tidak berhenti menggoda Woojin, sehingga membuatnya tidak bisa konsentrasi di tambah lagi Daniel yang terus-terusan menatap ke arahnya dengan senyum yang tidak jelas.

Astaga, jika tidak ingat kalau Daniel itu amanah yang di kasih kepala sekolah untuknya, mungkin sekarang dia sudah pergi meninggalkan namja itu sendiri dan tidak perduli dengan nilainya yang akan anjlok. Tapi, bisa-bisa dia di marahi kepala sekolah karena sudah melanggar perintahnya.

Woojin bisa gila lama-lama kalau begini.

"Yak! Berhenti."

Daniel tidak mendengarkan Woojin dan kembali asik bermain game di ponsel mahal miliknya. Mengabaikan wajah masam Wonjin yang sudah sangat-sangat memerah menahan marah pada nya.

Wonjin menghempaskan buku nya kuat ke meja yang menghubungkan antara dia dengan Daniel. Hal itu membuat Daniel sangat terkejut dan terpaksa menghentikan permainannya. Dilihatnya Woojin yang tengah menatap nya nyalang, yang entah mengapa membuat nya seketika merasa takut.

"Ada apa?" Tanya Daniel mencoba menetralkan kegugupannya.

"Apa kau pikir aku disini hanya jadi patung bicara yang tidak berguna sama sekali!?" Desis Woojin.

"Apa kau tidak bisa mendengarkan ku sekali saja!? Apa kau pikir aku tidak lelah bicara sedari tadi sementara kau sama sekali tidak mendengarkan ku. Apa kau pikir bisa selalu berbuat seenaknya hah!?" Daniel sangat terkejut dengan bentakan Woojin.

"Mengapa kau marah-marah seperti itu?" Tanya Daniel polos.

Woojin berdecih dan kembali menatap nyalang Daniel. "Bisakah kau berhenti bermain-mian? Tolong jangan mempersulit ku." Kali ini Woojin mengucapkan nya dengan nada memelas.

Memang sedari awal Woojin tidak menyetujui hal ini. Ia tau, menjadi pengawas untuk orang seperti Daniel bukan lah hal yang tepat untuk nya. Ia tidak pandai membujuk orang-orang agar menurutinya. Dia itu orang yang  sangat blak-blakan dan mudah terpancing emosi. Dia tidak bisa bicara baik-baik jika kesabaran yang dimilikinya sudah habis karena ulah seseorang. Maka nya Woojin lebih memilih bersama Soonyoung yang merupakan sepupunya karena Soonyoung lebih bisa membantu nya dan mungkin jika bersama Soonyoung dia tidak sampai menguras emosi yang berlebih seperti sekarang.

Sungguh ingin rasanya Woojin melemparkan apapun yang ada di hadapannya sekarang juga untuk menetralkan kemarahan miliknya. Tapi dia tidak mungkin melakukan itu, dia harus menjaga sikap di depan Daniel, orang yang akan di bimbingnya selama beberapa bulan.

Tapi kalau Daniel sendiri yang menginginkannya seperti itu, Woojin bisa apa.

Keduanya terdiam. Woojin yang masih asik menetralkan nafasnya yang tidak teratur, sementara Daniel masih diam menatap Woojin yang tadi membentaknya. Apa dia sudah keterlaluan? Dia hanya berniat mengerjai namja itu. Ia tidak bermaksud membuatnya semarah itu.

Woojin kembali duduk di tempatnya, dan mengambil buku yang tadi di hempaskan olehnya dan berpura-pura fokus dengan bacaannya. Padahal matanya tidak berhenti melirik ke arah Daniel, penasaran bagaimana respon yang akan di berikan namja itu.

Couple Goals [K-idols Couple] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang