part 4

834 87 11
                                    

Selamat membaca....

-
-
-

"Hyung.."

Pekikan senang terdengar dari namja tan, yang senang ketika melihat sepupu yang sangat di sayanginya datang ke ruangan yang sama di mana dia berada sekarang. Woojin langsung berdiri dan bergelayut manja di lengan Hoshi yang baru saja masuk dengan ketiga namja lainnya.

Sementara Hoshi hanya diam dan tersenyum gemas dengan kelakuan adik sepupunya itu.

Woozi memutar bola matanya malas melihat kelakuan manja Woojin pada Hoshi, dan sikap Hoshi yang sok manis menurutnya.

"Akhirnya kalian datang juga." Tuan kim angkat bicara dan mengembalikan atensi mereka padanya.

"Maaf Ssaem kami terlambat. Tadi Daniel sedang ada urusan sebentar." Ujar Jimin sambil membungkuk hormat kearah kepala sekolah.

"Sudah tak apa. Saya akan langsung ke intinya saja."

Keempat namja itu pun langsung duduk di sofa yang tersedia di ruangan kepala sekolah itu. Mengingat ini adalah salah satu sekolah terbesar di Seoul jadi fasilitas yang di miliki juga tidak main main.

Dalam sekejap ruangan pun berubah menjadi sunyi, lantaran mereka yang sudah memasang tampang serius untuk mendengarkan penjelasan dan alasan kepala sekolah itu memanggil mereka.

"Kalian akan di bimbing oleh mereka sebelum ujian akhir semester nanti tiba." Jelas sang kepala sekolah memulai pembicaran.

Keempat seme itu langsung saja kebingungan.

"Pembimbing? Maksudnya apa?" Tanya Daniel.

"Karena kalian yang selalu saja bolos disetiap pelajaran membuat kalian sudah ketinggalan banyak materi pembelajaran dan tidak memungkinkan pihak sekolah kembali mengulang materi agar kalian dapat mengikuti nya. Karena sekolah memiliki kurikulum yang harus di ikuti

Makanya saya berpendapat agar kalian memiliki waktu belajar di luar waktu sekolah saja, supaya kalian bisa mengejar ketertinggalan nantinya."

"Itu tidak perlu. Kita tidak butuh diajari oleh orang seperti mereka." Ujar Jimin sombong, dengan gaya angkuh khas miliknya.

Mendengar nya membuat Yoongi tak terima. "Cih, orang seperti mu tau nya hanya menyombongkan diri saja." Cibir Yoongi yang mendapat pelototan dari Jimin.

"Apa kau bilang!?" Bentak Jimin.

"Apa? Memangnya aku bilang apa?" Bukannya menjawab, Yoongi justru kembali bertanya dengan polos.

"Hei, kau pikir aku tidak mendengarnya!"

"Ouh, jadi kau mendengarnya? Ku pikir kau tidak bisa mendengar." Jimin semakin jengkel dengan Yoongi, terbukti dari wajah nya yang semakin mengerut tidak suka.

"Kau benar-benar..." Hampir saja Jimin ingin melayangkan pukulan nya pada Yoongi sebelum Sehun menahan pergelangan tangannya.

"Lepaskan, aku ingin sekali menghajar nya." Jimin mencoba memberontak, tapi tenaga Sehun jauh lebih kuat darinya.

"Sudah diamlah. Kita masih ada di ruang kepala sekolah." Ucapan Sehun membuat Jimin berhenti memberontak namun tetap tidak melepaskan tatapan tajam nya dari Yoongi.

Sementera Yoongi hanya bersikap acuh tak acuh.

"Sudah selesai bertengkarnya?" Tanya Tuan kim yang sedari tadi hanya diam menyaksikan pertengkaran kedua namja itu.

"Mianhae, Ssaem." Ucap Yoongi.

"Baiklah. Seperti yang saya jelaskan tadi, kalian akan di bimbing oleh mereka sebelum ujian akhir semester nanti tiba." Sang kepala sekolah kembali menjelaskan alasannya memanggil ke delapan namja itu.

"Saya ingin melihat perubahan selama beberapa bulan ini." tambah Tuan Kim.

"Saya akan memilihkan pasangan kalian. Karena saya ingin kalian belajar secara berpasangan agar kalian bisa lebih fokus. Jika kalian bersama, yang ada bukan belajar nantinya.."

"Kalau begitu aku bersama Hoshi hyung saja." Usul Woojin girang. Tapi langsung mendapat penolakan mentah-mentah dari kepala sekolah, yang membuatnya cemberut.

"Tidak. Kau tidak akan bersama Hoshi, yang ada bukannya belajar kerjaan kalian pasti akan bermanja-manjaan setiap hari."

"Tapi.."

"Tidak ada tapi-tapian. Yang mengatur disini adalah saya bukan kalian."

Woojin semakin mengerucutkan bibirnya kesal. Ia memeluk Luhan yang duduk tepat di sampingnya, seakan ingin mengadu. Sedangkan Luhan hanya bisa terkekeh melihat tingkah manja adik kelas yang menjabat sebagai sahabat nya itu. Tanpa Woojin dan yang lainnya sadari, sedari tadi tingkahnya itu mencuri perhatian salah seorang namja yang ada disitu.

"Yoongi menjadi pembimbing untukmu, Jimin. Luhan jadilah pembimbing untuk Sehun, Hoshi, kau dengan Woozi, dan yang terakhir tentu saja Daniel dengan Woojin."

"APA?!" Teriak mereka serentak, kecuali untuk Sehun, Luhan, Hoshi dan Woozi tentu nya yang tetap mempertahankan tampang tenang milik mereka walaupun dalam hati sudah mengumpati sang guru.

"Tidak. Aku tidak mau dengan orang gila ini!" Bantah Yoongi sambil menunjuk Jimin menggunakan jari telunjuknya, tepat di depan wajah namja bantet itu.

Pertengkaran kembali dimulai antara uke dan seme itu.

"Kau! Siapa yang kau bilang gila hah!?" Bentak Jimin tidak terima.

" Kau! Memangnya kenapa!?" Tantang Yoongi.

"Kau benar benar ingin dihajar hah!!"

"Memangnya aku takut padamu. Dasar bantet."

Jimin semakin marah. "Dari pada kau, Singa lapar."

"Idiot!"

"Macan mengamuk!"

"Kau..."

"DIAM"

Keduanya langsung terdiam mendengar bentakan yang berasal dari kepala sekolah mereka itu.

"Kalau kalian masih saja bertengkar, kalian semua akan saya hukum."

Sontak saja karena hal itu, semua siswa yang sedang berada di ruangan kepala sekolah itu menatap Kepala sekolah mereka tidak terima.

"Mengapa kami juga kena imbasnya!" Protes Woojin.

"Diam, atau saya akan benar-benar menghukum kalian semua."

Akhirnya mereka pun diam dan tidak berani membalas ucapan sang guru yang merupakan perintah mutlak. Daripada terkena hukuman, lebih baik mereka diam dan menurut.

"Sekarang kalian sudah boleh kembali kekelas, bel sudah berbunyi. Pelajaran sebentar lagi akan dimulai, dan jangan ada yang mencoba coba untuk bolos hari ini." Ucap nya tegas, yang membuat mereka mengangguk patuh. Tidak berani melawan.

"Nde Ssaem." Jawab mereka serentak. Dan mereka pun akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu setelah sebelum nya pamit pada kepala sekolah. Dan sekarang, tinggalah kepala sekolah di ruangan itu. Dia menghela nafas nya berat dan sesekali memijit pelipisnya yang terasa berdenyut.

"Apa rencana ini akan berhasil?"


--Tbc--

How??

Comentnya ditunggu...

Couple Goals [K-idols Couple] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang