Marcus tersenyum setelah membuka pintu kamarnya, menatap tiga orang yang di cintainya tertidur diatas kasur king size.Berjalan perlahan memasuki kamarnya, tanpa berniat membangunkan salah satu dari mereka.
Marcus perlahan mengangkat seorang bayi mungil dengan perlahan, mengecup pipi gembil bayi dalam gendongannya, lalu berjalan perlahan mendekati box bayi yang juga berada di kamar itu, meletakkan anak bungsunya perlahan.
"Good night Michelle" bisik Marcus, membalikkan tubuhnya, kembali berjalan menuju ranjang berukuran besar itu, dan mengangkat satu orang yang lebih besar dari anak bungsunya tadi, menggendongnya perlahan sambil menepuk-nepuk pelan pantat anak pertamanya.
"Shhh, Good night Koko Michael" bisik Marcus, meletakkan anaknya di atas kasur yang berukuran lebih kecil dari kasurnya yang juga berada dalam kamarnya, dekat dengan box bayi tempat Michelle tertidur.
Marcus dan Kevin memang sepakat untuk masih satu kamar bersama anak-anaknya sampai mereka menginjak bangku sekolah dasar.
Marcus kembali berjalan menuju kasur king size nya, tersenyum menatap suami manisnya tertidur begitu pulas dengan wajah damainya.
Dua bulan lalu Kevin memilih memutuskan untuk gantung raket setalah anak keduanya lahir, ia tidak lagi mengambil cuti dan akan kembali ke lapangan, ia memilih untuk berhenti setelah berunding dengan Marcus dan kedua pihak keluarga serta sahabat-sahabat dan coach. Sebenarnya dari kehamilan pertamanya, Kevin sudah ingin berhenti dari dunia bulutangkis, namun saat itu ia masih begitu ragu untuk mengambil keputusan, akhirnya ia mengambil cuti dan beberapa minggu pernah kembali berlatih lagi namun kondisi fisiknya ternyata sudah tidak bisa terlalu lelah, akhirnya ia mengambil cuti lagi sampai kehamilan keduanya.
"Aku udah punya dua orang anak, rasanya begitu jahat sering meninggalkan mereka, atau jika sering membawanya pasti akan lelah, aku juga ingin menjadi Papa yang menjalankan tugasnya sebagai Ibu dengan sangat baik, aku tidak akan menelantarkan mereka demi bulutangkis" itu kata-kata yang keluar dari mulut Kevin ketika di wawancarai soal alasan dia gantung raket.
Marcus sendiri saat ini sudah menjadi pemain tunggal putra yang menempati peringkat satu dunia mengalahkan tunggal putra asal Jepang, Kento Momota, dengan kariernya selama tiga tahun lebih setelah Kevin mengambil cuti untuk kehamilan pertamanya.
Marcus sendiri malah begitu mendukung keputusan Kevin untuk berhenti, ia juga tidak ingin suami manisnya itu begitu kelelahan mengurus dua anak juga dirinya dan bulutangkis, walau di beberapa pertandingan Kevin akan membawa anaknya ikut menonton permainan Daddynya yang menakjubkan.
Mungkin saja beberapa tahun lagi Kevin akan menjadi pelatih ya, semoga saja jika ia tiba-tiba merindukan bulutangkis, atau mengajarkan anak-anaknya menjadi pemain bulutangkis.
Marcus menyentuh pelan tangan Kevin dengan telunjuknya. Ia bisa melihat pada jari manis keduanya terpasang cincin pernikahan mereka. Marcus lagi-lagi tersenyum, empat tahun setelah menikah dengan Kevin ia malah semakin jatuh cinta dengan suami manisnya itu, Kevin yang telah melahirkan dua anak darah dagingnya malah terlihat semakin sangat sempurna.
"Sayang kamu De" bisik Marcus pelan, mengecup sekilas pipi Kevin yang tembam itu lalu mengelusnya sayang.
Marcus mendudukkan dirinya disamping tubuh Kevin yang tertidur, mengelus lembut surai Kevin, Marcus benar-benar mencintai suami manisnya itu.
"Kalo ada kata melebihi sayang itu yang Koko rasain Vin, terlalu sayang sampai gak pernah bisa mikir gimana kalo Koko harus di pisahkan sama kamu" kata Marcus, tersenyum menatap Kevin yang masi tertidur.
"Kevin juga sayang Koko~"
Marcus tidak bisa menyembunyikan tatapannya yang sekali lagi terpesona menatap Kevin walau ia berkata dengan suara serak khas bangun tidur walau sedikit terkejut karena Kevin yang terbangun.
"Koko ganggu tidur kamu hm?" Tanya Marcus, terkekeh kecil ketika melihat Kevin berusaha membuka matanya.
"Ngga" jawab Kevin, setelah berhasil membuka matanya, menatap suaminya yang masih mengelus kepalanya.
"Koko mau mandi?" Tanya Kevin, melihat Marcus yang masih memakai jaket olahraganya, pasti ia baru pulang latihan dan memindahkan anak-anaknya ketika Kevin tidak melihat kedua anaknya diatas tempat tidurnya, ia bisa melihat anaknya sudah berada di atas kasurnya sendiri ketika Kevin mengalihkan pandangannya ke setiap sudut kamarnya setelah mendudukkan dirinya.
"Iya, di kamar mandi luar aja, takut ganggu anak-anak, kamu lanjut tidur gih" kata Marcus, beranjak dari duduknya.
"Ikutt~" balas Kevin, ikut berdiri dan berjalan ke arah lemari pakaian, mengambil satu setel baju tidur untuk suaminya.
"Gendong?" Tanya Marcus, tersenyum sambil mengulurkan kedua tangannya kedepan.
"Kalo Koko gak cape" kata Kevin, berjalan mendekati Marcus dan masuk kedalam kedua tangan Marcus yang memeluknya setelah menggelengkan kepalanya.
Kevin mengangkat kedua kakinya melingkari pinggang Marcus dan mengalungkan tangannya pada leher Marcus dengan salah satu tangan memegang pakaian Marcus.
Marcus sendiri melingkarkan tangannya pada pinggang Kevin untuk menahan tubuh suami manisnya itu, berjalan keluar kamar dan menuju ke kamar mandi di dekat ruang tamu. Dalam perjalanannya beberapa kali keduanya saling mencuri kecupan dari pasangan dan bertatapan mata.
Tuh tuhh coba di gantiGIDEON M F
GIDEON K S
Wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
M&M GIDEON ✔
FanfictionDrabble singkat tentang kehidupan keluarga Gideon This story : BXB