Keputusan Kushina

929 54 0
                                    

Kushina POV'S

Namaku adalah uzumaki kushina. Ini bukan kisahku. Kisahku sudah lewat, aku hanya mau memperkenalkan diriku sedikit pada kalian.

Baik, aku adalah Putri dari seorang pemimpin yakuza bernama hayata uzumaki, dia adalah ayahku ibuku juga seorang Putri tunggal dari gangsters namanya araki kouta. Ibu memiliki rambut merah maron dan ayahku rambutnya berwarna merah darah seperti punyaku.

Aku anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku seorang perempuan tangguh dan kuat bernama uzumaki mito tidak sama sepertiku yang terlihat lemah. Tapi, ayah dan ibu tak membedakan kami satu sama lain. Kami sama di mata mereka.

Sejak kecil aku dan kakak di didik dengan keras oleh ayah kami dan ibu kami. Hingga pada akhirnya kami berhasil seperti ini.

Sejak sma aku mulai pacaran dengan seorang pemuda yang bernama namikaze minato. Dia pria tampan dan menawan yang selalu membuat hati kerasku ini luluh. Semua orang sering mencela warna rambutku yang merah mencolok. Tapi, semenjak aku di culik oleh musuh ayahku, semuanya bahkan mencariku tapi tak menemukanku. Hanya dia yang berhasil menemukanku karena aku meninggalkan jejak dengan mencabut beberapa helai rambutku dan menjatuhkannya.

Semenjak kejadian itu. Dia memberanikan dirinya datang ke rumah bertemu dengan ayah dan ibu juga kakak dan pacarnya yang sudah jadian agak lama dariku dan minato. Akhirnya dengan bujukan kakakku ayah dan ibu merestui hubungan kami.

Hubungan kami berjalan sampai 6 tahun. Setelahnya, ayah mengetahui semuanya... Semua tentang dirinya bahwa dia adalah anak dari sang kepala polisi Sarutobi. Saat itu kami hampir pisah karena ayahnya dan ayahku marah mengetahui realita yang ada. Tapi, semenjak peristiwa besar yang terjadi waktu itu. Kami akhirnya di restui mereka dan menikah setelah kakakku yang sudah duluan menikah dengan pacarnya itu. Aku tidak akan menjelaskan secara rinci peristiwa itu. Itu hanya peristiwa dimana aku di tangkap kembali oleh musuh ayah dan pada akhirnya ayah meminta bantuan ayah minato karena dia kehilangan koneksinya.

Yah, begitulah,, setelah itu aku dan minato mendapatkan naruto. Ya, dia naruto kami. Satu-satunya anak kami, anak kesayangan kami.

Semenjak minato jadi suamiku, dialah yang memimpin kedua clan. Saat dua clan ini berada di tangannya semua aman terkendali. Dia juga memimpin para yakuza dan menjadi gubernur Jepang. Itu adalah masa-masa bahagiaku... Yang sayang tak bertahan lama hingga pada akhirnya seseorang yang tak dikenal menembaknya. Aku kehilangan dia.. Suamiku,, suami tercintaku yang aku sayang sepenuh hatiku.












"Kau tidur di rumah sasuke lagi naru-kun??" tanyaku pada anak kesayanganku. Naruto, nama anakku, dia mengangguk pelan. Dia lalu berjalan mendekatiku dan memelukku dari belakang dengan manja.

"Ibu.. Aku menyayangimu..." ucapnya dalam pelukan itu. Aku yang membelakanginya tersenyum maklum dengan sikapnya yang sangat manja padaku setelah kepergian ayahnya.

"Ada apa naru-kun sayang~?" aku membalikkan badanku menatap kearahnya hingga dia mau tidak mau harus melepaskan pelukan manjanya dariku.

"Aku punya firasat buruk..." ucapnya dengan nada suara yang terdengar sangat khawatir terbukti juga dari raut wajahnya yang menatapku khawatir.

"Firasat buruk apa...?" tanyaku mengelus rambutnya pelan. Aku mencoba menepis seluruh firasat buruk yang ada di pikirannya.

"Tidak,, aku hanya mendengar bahwa ibu akan mengikuti pertemuan rahasia clan uzumaki" dia mulai bicara dengan nada yang pelan namun masih khawatir. Aku agak terkejut mendengarnya. Namun, cepat-cepat aku sembunyikan rasa terkejutku itu.

"Sayang.. Memang, ibu akan menghadiri pertemuan itu.. Tapi.. Kau tenang saja,, ibu tidak akan apa-apa..." ucapku meyakinkan naruto agar dia tak khawatir. Dia masih menatapku khawatir.

"Aku yang akan menggantikan ibu..." putusnya. Dia memegang kedua tanganku. Aku agak tersentak dengan keputusannya yang sangat berani di umurnya yang masih sangat muda ini.

Dia melepas tanganku dan kini membelakangiku. "Aku adalah pemimpin clannya ibu... Aku yang akan menggantikanmu dan aku akan bilang itu pada kakek..." serunya lalu berlalu tanpa memperdulikan perkataanku selanjutnya.

Aku memandang punggungnya yang sudah menjauh khawatir. Ini tidak bisa di biarkan. Dengan cepat aku merogoh kantong rok kainku meraih ponselku dan mengetik beberapa nomor disana dan menekan tombol ponsel berwarna hijau di sebelah kanan.

"Halo...??"

"Aaahh... Kushina-chan?? Ada apa malam-malam begini kenapa menelponku??" seorang di ujung sana menjawab panggilanku. Ya, dia adalah sahabatku uchiha mikoto.

"Miko,,, aku butuh bantuanmu...." ucapku dengan raut wajah yang tegang dan cemas.

"...."











Baiklah,, sekarang kita jalankan rencanaku. Setelah memutuskan telponku dengan mikoto aku langsung mencari naruto. Ku tebak dia berada di ruang pribadi ayahku.... Dan,, yang benar saja. Dia ada disana. Aku dapat melihat bayangannya di pintu kayu tipis khas rumah tradisional Jepang. Aku menarik nafasku pelan. Ku putuskan untuk masuk.

Baiklah keadaannya terlihat amat normal. Naruto masih bercengkrama dengan kakek dan neneknya. Ya, meskipun keduanya keras pada naruto tapi mereka begitu menyayangi cucu kesayangan mereka itu.

Kedatanganku menarik perhatian mereka. Mereka menghentikan percakapan mereka dan menatapku. Aku memasang senyumku agar tak terlihat gugup.

"Aahhh kushina.. Kau datang" ayahku menyambutku. Ibuku yang duduk di samping naruto berdiri dan mendekatiku mengajakku duduk bersama mereka. Sementara naruto menyengir lebar menatapku. Aku membalas senyumnya.

"Begini.. Kau tahu naruto yang akan menggantikanmu nanti.." ucap ayahku menatap bangga pada naruto. Aku menatap kedua orang yang kusayangi itu tak percaya. Bagaimana bisa,, bagaimana bisa ayahnya mengizinkan naruto menggantikan diriku ke pertemuan itu?? Aku tidak akan membiarkannya.

Aku menundukkan kepalaku dalam. Kedua tanganku, aku kepal kuat. Tak mampu,, aku tak mampu jika harus melihat naruto kenapa-napa. Dia adalah anakku satu-satunya dan aku tak mau kehilangan lagi. Cukup minato yang meninggal jangan narutoku...

"Ibu??" panggil naruto pelan. Ku dengar nada suaranya terdengar sangat khawatir. Perlahan, aku mengangkat kepalaku menatapnya yang menatapku dengan raut wajah cemas begitupun ayah dan ibuku.

"Ada apa kushina?? Kau terlihat pucat??" tanya ayahku menepuk pundakku pelan. Ku lihat ibu bangkit dari duduknya dan berdiri membuka pintu menyambut seorang pelayan mengantarkan sebuah minuman. Saat itu, aku sadar bahwa itu adalah orang suruhan kakashi. Nampaknya mikoto setuju bekerja sama denganku. Aku tersenyum tipis, sangat tipis sampai-sampai mereka tak ada yang mengetahui rencanaku.

Ibu mendekat kembali. Dia menaruh minuman yang tadi sempat di bawakan oleh pelayan. Dia menaruh minuman itu di depan ayah, sebelum dia juga meminumnya sebagai pembuka lalu menyodorkannya pada naruto lalu padaku. Aku memasang senyumku dan mengambil minuman yang ibu sodorkan padaku tapi tak langsung ku minum karena menunggu ayah dan naruto meminumnya duluan. Dan tak berapa lama ibu ambruk di susul ayah dan naruto. Saat itu rumah kami agak sepi makanya tidak ada saksi mata yang melihat ayah, ibu dan anakku itu pingsan.

"Mana kakashi?" tanyaku setelah orang suruhan kakashi masuk. Dia menunduk hormat.

"Kakashi-san berada di halaman rumah.. Kushina-sama sebaiknya segera pergi sebelum mereka terbangun" jelasnya. Aku mengangguk lalu hendak akan meninggalkan ruangan ini. Namun, sejenak aku berhenti menatap mereka.

"Maafkan aku naru, ayah, ibu... Jika memang aku di takdirkan mati di sana... Aku memilih itu di bandingkan aku harus kehilangan anakku satu-satunya" ucapku menahan tangis. Aku memutuskan untuk pergi menghadapi orang-orang yang serakah dan bisa saja mengambil nyawaku kapan saja. Para petinggi clan yang haus akan kekuasaan dan harta....





























Bersambung...

THE RULER✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang