SIAPA DIA??

45 5 0
                                    

September, 2011

"gedebuuuk"
Aaah... Lagi - lagi aku tertidur dan tanpa sengaja menjatuhkan buku tebal surat masuk dari atas meja.

Hari ini adalah minggu kedua aku menjalani PKL di salah satu kantor di kotaku. Seperti biasa aku selalu terkantuk-kantuk karena bosan. Bagaimana tidak bosan? Setiap hari aku harus duduk disini tanpa ada orang lain disekitarku, dari pagi sampai sore. Bosaaaannyaaa.... Aku mau sekolah lagi, rindu teman-teman, rindu bu Pipit, rindu kantiiiiin.

"Yulia, bisa kesini sebentar" sayup-sayup terdengar suara memanggil dari luar ruanganku. Beliau adalah bu Nita, salah satu staf di kantor ini juga. Di sebelah bu Nita duduklah seorang wanita paruh baya yang sangat aku kenal, yaaa beliau adalah guru di sekolahku. Kedatangan beliau membawa berita bahagia buatku. Aku terpilih menjadi salah satu kandidat peserta LKS Tingkat Provinsi Cabang Akuntansi. Guruku meminta izin satu bulan kepada kepala kantor tempatku PKL untuk tidak masuk karena akan di karantina di sekolah. Senangnyaaaaaaaaa.

Akhirnya mulai besok aku tidak perlu duduk di meja itu lagi seperti pengantin yang menantikan mempelai prianya hahahaha

============================

Pagi yang ceraaah, secerah hatiku, senangnya bisa kembali lagi ke lingkungan sekolah. Sekolahku berada di daerah yang lumayan jauh dari jalanan, disini terhampar banyak sawah, sejuk dan damai. Sekolahku tidak termasuk sekolah yang elit, sekolahku sangat sederhana, tetapi orang-orang didalamnya membuatku nyaman berada disini.

Yaaa... Tentu saja aku nyaman, karena semua penghuni sekolah ini sangat sayang padaku. Aku adalah murid yang berprestasi di sekolah, dari kelas 1 hingga sekarang kelas 3 aku selalu meraih juara umum.

Salah satu guru yang paling menyayangiku adalah Pak Murhaban -guru senior Akuntansi di sekolahku. Umur Pak Murhaban kira-kira 10 tahun di atas umur bapakku, sehingga aku sudah menganggap Pak Murhaban seperti ayahku di sekolah ini.

Selain jadi siswa kebanggan guru, aku juga tipe kakak kelas yang sangat ramah kepada adik-adik kelas. Semua adik kelas sangat menghargaiku, dan teman-teman seleting senang bergaul denganku.

Tapiiii dibalik semua itu, ternyata dibelakangku semua orang mencap bahwa aku adalah anak culun, karena aku tidak pernah pacaran dan tidak punya ketertarikan sama manusia sejenis laki-laki.

What ever... Biarlah orang berkata apa, aku pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu, bukan untuk mencari pacar. Hal ini sudah tertanam di diriku, karena bapakku selalu mewanti-wantiku "kalau mau sekolah yaa sekolah ajaaa, jangan kau coba pacar-pacaran, kalau kau nekat pacaran, kukawinkan kau saat itu juga"

Ancaman ini selalu sukses membuatku takut. Jadi, kapanpun aku bertemu laki-laki tampan, dan jantungku berdebar melihatnya alias kagum dan suka, ancaman bapakku langsung terlintas di telingaku, sehingga membuat bulu kudukku berdiri yang serta-merta membakar rasa sukaku pada laki-laki tadi.

Ihhhh... Bayangkan betapa mengerikannya menikah di usia muda. Saat orang-orang masih sibuk sekolah, aku harus sibuk mengurus suami.
It's soooo scary....

Hari ini aku akan mulai dikarantina. Aku tidak sendirian, ada Hafiza siswi cerdas dari kelas XII Akuntansi 2 yang juga ikut karantina bersamaku. Kami akan dikarantina bersama selama kurang lebih 3 minggu, di akhir karantina akan dipilih salah satu diantara kami untuk menjadi peserta LKS Tingkat Provinsi Cabang Akuntansi perwakilan kota Langsa.

Pada cabang lomba Akuntansi akan ada empat mata lomba yang akan diujikan, yaitu Siklus Akuntansi, Soal Teori, Presentasi, dan MYOB. Presentasinya harus berbahasa Inggris, sehingga minggu pertama karantina kami akan dibimbing oleh Miss Tina guru bahasa Inggris di sekolahku.

"Nah, ini sudah saya bantu translitkan bahan presentasi kalian ke dalam bahasa Inggris, silakan di copy rangkap 2 ya, yang asli untuk saya, copy saja di Lab Komputer, minta tolong sama Pak Oslan. Setelah di copy silakan dibaca-baca dan coba dihafal. Besok kita akan mulai latihan presentasi dengan bahasa Inggris" ujar Miss Tina sambil menyerahkan beberapa lembar kertas HVS yang isinya tak kumengerti.

Aku dan Hafiza langsung bergegas menuju Lab Komputer, selama perjalanan Afi bertanya "tadi Miss Tina bilang pak Oslan kan? Siapa itu ya?"
Sambil menggeleng akupun menjawab pertanyaan Afi "itulah gak tau Afi, mantap kali sekolah kita kan? 2 minggu kita PKL, udah ada guru baru aja"
Fiza pun menggangguk mengiyakan.

Sesampainya kami di Lab Komputer, kami langsung masuk dengan terlebih dahulu mengucapkan salam. Di dalam Lab ada seorang laki-laki yang lumayan tinggi, berkulit putih, gagah, daaannn lumayan tampan menerutku. Beliau memakai kemeja kuning lengan panjang, "siapa dia? oo mungkin beliau ini yang namanya pak Oslan" gumamku dalam hati.

"Permisi pak, maaf mengganggu, kami siswi karantina LKS pak, kami disuruh pembimbing kami memfotocopy bahan ini pak" ujarku sambil menunjukkan kertas-kertas HVS tadi.

Dengan sikap cuek dan dingin bapak tadi menoleh ke arah mesin printer yang juga bisa dipakai untuk fotocopy seraya berujar "copy disana"

"Iya pak" sahutku dan Afi bersamaan sambil menuju mesin printer yang dimaksud.

Saat akan mengcopy halaman terakhir ternyata kertas di printer habis. Akupun langsung menemui bapak tadi sambil berkata dengan sopan "pak, maaf mengganggu lagi, kertasnya habis pak"
Entah kesal karena terus diganggu atau si bapak ini lagi datang bulan sehingga jawabannya terhadap pertanyaanku barusan sangat sangat menyebalkan, dengan gaya arogannya, beliau melirik ke tong sampah dan berkata "itu di tong sampah banyak kertas"

Dengan hati sedih dan marah ku bongkar tong sampah itu untuk mencari selembar kertas. Kertas-kertas disini sudah remuk redam, dengan susah payah aku merapikan kembali salah satu kertas sebelum memakainya untuk menyelesaikan tugas fotocopy tadi. Saat aku berusaha keras merapikan kertas yang sudah tidak layak pakai itu, sudut mataku menangkap senyum sinis penuh kepuasan di wajah si lelaki berkemeja kuning tadi. Hatiku semakin panas melihatnya, kupercepat gerakku untuk menyelesaikan tugas fotocopy ini lalu segera bergegas keluar sambil menarik tangan Afi tanpa mengucapkan terimakasih kepada si guru belagu tadi.

"Dasar... Guru baru aja belagu, gak tau apa dia? Kita ini lagi berjuang membawa nama sekolah fi, awaas aja nanti yuli ngaduin dia ke Pak Murhaban biar dimarahi dia, benci kali benciiiiii" gerutuku sambil berjalan menuju ruangan kami.
"Sabaaaaar" kata Afi sambil mengelus punggungku yang kurasakan sangat panas terbakar emosi.

Pertemuan menyebalkan yang membuatku langsung membenci si guru baru belagu dengan kemeja kuning lengan panjang yang kuterka bernama "Pak Oslan"

"Dia ....." srrrrrttthhh tiba - tiba semilir angin menerpa wajahku.
"Apa Fi?" tanyaku pada Afi.
"Apanya yang apa?? Afi diam aja kok dari tadi" ujar Hafizah sambil membenarkan jilbabnya yang juga terkena angin.
"Loh tadi Afi kan ngomong Diaaaa...., habis itu ada angin tadi, jadi Yuli dengar kelanjutannya"

"Afi gak adaaa ngomoooong Yuli... Jangan-jangan tadi suara hantu yang Yuli dengar... Iii takuuut" ujar Hafizah sambil berlari.

Hantu?? Engaaaaak ah, siang bolong gini kok ada hantu? suara siapa sih tadi? Diaaa?? Diaa apa cobaaa?? Aaah mungkin aku terlalu lelah dan butuh istirahat.

Taivaan AaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang