PAK OSLAN. NAMA YANG ANEH, SEANEH ORANGNYA

30 4 0
                                    

Akhirnya... Selesai juga karantina presentasi Bahasa Inggris. Masih dengan persiapan untuk presentasi, mulai hari ini aku dan Afi akan karantina cara membuat slide presentasi di Powerpoint bersama Pak Muhammad.

"Nah... Mulai hari ini kalian bimbingan sama saya, kita akan bimbingan di ruangan ini setiap hari, dari pagi sampai sore" ujar Pak Muhammad sesaat setelah kami bertiga sampai di Lab Komputer. Ruangan yang memberikan kenangan menyakitkan untukku beberapa waktu lalu. Sesaat aku melirik tong sampah tempatku berusaha mencari kertas, hatiku langsung terasa perih, perjuanganku untuk mengharumkan nama sekolah dibalas dengan diperlakukan bagai pengemis oleh si guru belagu berkemeja kuning.

Tapi.... Tunggu dulu.... Dari tadi kenapa aku tidak menemukan sosoknya, sosok menyebalkan nan angkuh itu.
Ahhh... Mungkin dia sedang berada di kelas pikirku.

Lab Komputer di sekolahku terbagi menjadi 3 bagian, 2 bagian berada disisi kiri dan kanan, Masing-masing adalah Lab 1 dan Lab 2. Diantara kedua Lab ini ada sebuah ruangan kecil, nah di ruangan inilah aku dan Afi akan belajar membuat slide presentasi. Disini ada empat meja, dua meja diberikan untuk aku dan Afi lengkap dengan laptop dan jaringan internetnya, meja kami menghadap ke arah Lab 1. Di sebelah meja Afi adalah meja pak Muhammad, dan di bagian belakang meja kami ada satu meja tak berpenghuni lengkap dengan PC Komputer dan monitornya yang menghadap Lab 2.

"Itu kan meja si guru belagu, tempat dia duduk waktu kita mau fotocopy kemaren tu" bisikku ke Afi yang dijawab anggukan Afi.

Hari ini kami diberi pelajaran cara mengubah latar belakang powerpoint. Susah susah gampang sih menurutku membuatnya, karena disini dibutuhkan sentuhan kreativitas, sementara aku adalah manusia robot yang hidup tertata sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa pernah melakukan hal-hal kreatif sedikitpun.
Manusia robot.

Suara mouseku dan Afi beradu bagaikan alunan musik yang syahdu, seeileeeh hahaha.

drap.. drap.. drap
terdengar suara langkah kaki masuk ke ruangan mini ini, aku tak mau menoleh, karena aku sangat yakin si pemilik suara langkah ini pasti guru belagu berkemeja kuning yang menyebalkan itu.

"Selalu saja pak Oslan ini terlambat, pasti tadi malam ngegame sampai subuh yaaa" sambut pak Muhammad, saat suara langkah kaki itu sudah berhenti berbunyi, yang dibalas dengan suara tawa memuakkan si belagu "hahahaha"

Dasaaaaaarr...  Udah belagu, diajak ngomong gak nyambung, orang nanya kok dijawab ketawa.

"Yulia, Afi, kenalin ini pak Oslan, asisten Lab Komputer, kalau saya sedang tidak ada, beliau lah yang bertanggung jawab menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan Lab ini" ucap pak Muhammad kepada kami berdua memperkenalkan si belagu nan angkuh.

Ternyata benar terkaanku waktu itu, si belagu nan angkuh berkemeja kuning ini bernama OSLAN. Nama apaan itu hahaha, baru dengar, yang ada juga nama orang Ruslan, dasaaarr..  Namanya aneh seaneh orangnya.
Batinku setelah mendengar nama anehnya.

"Oia.. Pak Oslan ini juga guru di sekolah kita, guru baru, guru TIK dan Multimedia, kita kan tahun ini buka jurusan baru, jurusan Multimedia, jadiii otomatis bapak ini juga jago buat slide presentasi, kalau saya ada halangan kemungkinan pak Oslan ini yang akan membimbing kalian berdua" sambung pak Muhammad yang seketika membuat aku hampir pingsan, dibimbing oleh si belagu? Aaaah gak mungkin, gak mau, kata orang supaya kita bisa menyerap ilmu dengan baik dari seorang guru, maka kita harus menyukai gurunya terlebih dahulu. Jadi aku harus menyukai si belagu ini?? Jangan harap.  Neveeeer.. Gak mungkin... Gak akan... Sampe matipun aku gak sudi jadi muridnya, lebih baik aku miskin ilmu daripada harus dapat ilmu dari si belagu nan songong ini.

Hari ini menjadi hari yang kacau. Aku semakin tidak bisa menggali kreativitasku membuat powerpoint ini gara-gara memikirkan akan dibimbing oleh si belagu. Ditambah lagi dengan alasan "masuk angin gara-gara begadang tadi malam" si belagu ini tega mematikan AC.  Kalian bisa membayangkan?  Betapa panasnya disini, ruangan kecil, pengap, tertutup, tak ada jendela, tanpa AC, kami bagaikan berada dalam oven. Panas ruangan, panas otak memikirkan latar belakang yang bagus, dan panas hati karena membayangkan menimba ilmu dari si belagu ini, lengkap, lengkap sudah panas-panasannya.

Tak ada suara di ruangan ini, semua terdiam, hingga pak Muhammad beranjak dari tempat duduknya dan berkata "saya masuk kelas dulu ya, kalau ada apa-apa tanya Pak Oslan aja yaa".

Afi mengangguk, sementara aku?? Aku malas, aku gak sudi bertanya sama dia. Aku hanya melanjutkan aktifitasku, mengubek-ubek isi mbah gugel mencari gambar yang kira-kira bagus untuk menjadi latar belakang powerpointku. Awalnya aku lancar-lancar saja berselancar menjelajahi gambar-gambar, namun tiba-tiba koneksi menjadi sangat lelet.

"Fi... kok internetnya jadi lelet ya?" tanyaku ke Hafizah yang dibalas Afi dengan mengangkat bahunya.

"lelet sedikit, karna saya lagi main game online ni, udahlah gak usah serius kali belajar, belum tentu menang pun, mending kalian santai-santai" tiba-tiba si belagu bersuara, dan ucapannya membuatku emosi.

Eh belagu... Kamu gila? Kamuu sinting? Kamuuu aarrrghhh menyebalkan, aku tuh jauh-jauh kesini dari rumah, untuk menuntut ilmu, aku berjuang untuk menang, memang tidak ada yang tau aku bakal menang atau tidak, tapi apakah salah kalau aku berusaha semaksimal mungkin? Egois sekali kamu jadi orang. Padahal kamu tuh udah begadang main game, di sekolah masih mau main game lagi dengan mengorbankan kami?
Ingin sekali rasanya aku memaki seperti itu, tapi kutahan, yaa karna bagaimanpun dia itu adalah seorang guru, walaupun tindak-tanduknya tidak menunjukkan kewibawaan guru.

Semakin dalam rasa benciku pada manusia aneh bernama OSLAN ini, mendarah-daging, kenapa aku harus bertemu orang semenyebalkan dia ya Allah???

"Diaaaa... " srrttthhhh tiba-tiba suara itu terdengar lagi terbawa angin. Anehnya angin dari mana? Ini kan ruangan tertutup, saat aku menoleh ke arah Afi untuk bertanya angin apa barusan, ternyata dia sedang berkipas dengan selembar kertas, yaelaaaaah.....

Taivaan AaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang