Abrisam #5

77 14 4
                                    

Jangan takut, aku disini. Selalu mendampingimu setiap saat dan setiap waktu.

5 menit lagi, peserta MOS akan beristirahat. Dimana mereka bisa melakukan sesuatu untuk menghilangkan rasa penatnya. Begitu juga dengan Abrisam, dia inget cepat - cepat makan di kantin karena sedari tadi perutnya berbunyi

"Woy! Ntar lo ke kantin sama gue ya" Sekarang, lamunan Aisyah buyar karena perbuatan Bima. Kini, laki - laki berparas tampan itu menganggu nya

"Gak ah kak, makasih. Gue gak lapar" Aisyah menolak secara halus. Kalau kasar, Bima pasti akan menghukumnya

"Ah elaah, gue traktir dah. Dari ujung ke ujung"

"Banyak duit ya mas? Gak mau aahh, tawaran lo gue tolak kak" Aisyah tetep kekeuh sama pendiriannya. Sekali enggak ya enggak

"Yaelaahh, padahal mau ngajak Abrisam sekalian nihh" Bima sengaja menekan kata 'Abrisam'

Aduhh, bawa bawa kak Abrisam lagi. Haduu, gimana inii?! Terima atau enggak?! -Batin Aisyah

"Yaudah deh, gue duluan yaa!" Bima yang baru jalan 2 langkah, terhenti karena Aisyah menahan tangannya

"E-eehh, iya iyaa gue ikut nihh hehe. Asalkan traktir yaa" Aisyah cengengesan dan sesegera mungkin melepaskan tangannya yang sedari tadi menahan Bima

"Yeuu, giliran ada Abrisam, lo mau. Naksir ya lo?!" Bima menggoda Aisyah, hingga Bima sadar kalau pipi Aisyah bersemu - semu

"JIAHAHAHAHA, PIPI LO KENAPA MERAH?! LO KOCAK AH KALAU LAGI SUKA SESEORANG" Bima tertawa lepas. Kali ini Aisyah bisa melihat ketos nya yang garang itu berubah menjadi sehangat ini. Layaknya mereka sudah kenal dari lama.

"Udah ihh!! Buruaaann! Lama amat sih lo Bim!" Aisyah pura pura kesal, itu salah satu cara agar ketos nya itu tidak mengetahuinya kalau ia sedang salah tingkah

"IYEEE, AYO BURUAAANN!" Bima segera menarik Aisyah. Kini, mereka jadi tontonan karena Bima yang memegang tangan Aisyah, hingga kini.

Aisyah yang sadar atas perlakuan Bima, dia segera menarik tangannya. Bima tercengang melihat perlakuan Aisyah, yang dibilang cukup berani

"E-ehh, a-anu kaakk. Haduhh, gimanaa ya. Gak enak kak jadi tontonan, lagian ya bukan mukhirm nya"

"Hm, iya iyaa. Gue juga minta maaf ya, gue lancang banget megang tangan lo. Kenal lama aja enggak haha" Bima tertawa sumbang, dan Ais tau itu

Ais merasa tidak enak kepada Bima, karena perbuatannya, mungkin Bima sakit hati

"Kak? Lo gak apa apa?" Ais memastikan karena dia tidak mau kejadian lamanya terulang kembali.

"Gue? Lah? Gue gak apa apa kali Aiss! Duhh, yaudah. Kuy lah, Abrisam udah di kantin!" Bima tersenyum kepada Ais. Bisa dibilang senyum yang ia paksakan untuk menutupi semua masalah yang ada dalam dirinya







Mulut bisa berbohong, tapi mata tidak bisa. Lo lagi ada masalah kak Bim, gue tau itu. -Aisyah Aila Varisha













Halooo!! Hehee, sorry ya baru bisa update sekarang. Lagi sibuk hehe. Terus baca cerita Abrisam ya, walaupun gak jelas banget. Jangan lupa vote dan comment!

Thank youuu:))

ABRISAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang