Apa yang kamu lakukan, tidak akan akan bisa kembali. Kini, semua sudah menjadi kenangan.
"Dimakan atuhh nenggg" Bima yang duduk di depan Aisyah kini sedang membujuknya untuk memakan makanannya. Pasalnya, Aisyah sedari tadi hanya mengaduk - aduk makanannya
"Lo kenapa sih Ais?" Nada bicara Bima berbeda. Pertama kali dia bertemu dengan Bima, nadanya sangatlah tinggi. Berbeda dengan sekarang, lelaki tampan itu berbicara dengan nada yang lembut.
"Gak apa apa sih kak" Tidak ada senyum yang mengembang di wajah Aisyah. Kini yang tertera hanyalah wajah sedih
"Dibalik gak apa apa, pasti ada apa apa kan?" Aisyah menghela nafas mendengar jawaban Bima
"Hm, cewek mah gitu. Ditanya kenapa, jawabnya gak apa apa. Kalau gak ditanya, dikira gak peka. Cowok serba salah"
"Hmm" Aisyah hanya berdehem
"Ah elaah, lo kenapa sih Ais? Duhh, lama lama gemes deh gue" Bima gemas melihat Ais
"Gak apa apa Kak Bimaa!! Duhh, lama lama kesel gue"
Bima terkekeh melihat Aisyah yang kesal dengannya "Yaudah, ntar gue ajak jalan. Mau gak nih?"
"Bener gak nih? Ntar di php lagi" Aisyah agak semangat mendengar ucapan Bima
"Yeuu, korban php ya lo? Tenangg, kalau sama mas Bima, dijamin lo bakal seneng teruss!" Bima sumringah melihat Aisyah
"Deal gak nih? Ntar lo ninggalin gue lagi kak"
"Ya elaahh, Deal lah bos. Kan gue yang ngajak, masa juga gue yang ninggalin? Sama aja kek gue ngajak lo pacaran, tapi gue juga yang mutusin. Kalau gue yang ngelakuin itu, dijamin gue bakal malu seumur hidup" Bima tersenyum lebar, dia meyakinkan kalau dia gak bakal ngelakuin yang tidak tidak kepadanya
"Ya gimana lo mau ngelakuin itu semua kak, lo nya aja gak pernah pacaran. Haha" Aisyah tertawa puas mendengar jawabannya sendiri
"Yeuu, lo ngejek atau muji nih? Sorry nih, gue gak pacaran bukan karena gak laku. Tapi karena belum ada yang pas di hati, cieelaahh" Bima baper sendiri karena ucapannya itu
"Dih, maling gak bakal ngaku"
"Iya nih, gue maling" Aisyah terkejut mendengar ucapan Bima. Tetapi, Bima menahan tawanya
"Hah?! Demi apa lo maling kak? Emangnya lo maling apa?"
"Maling hatimu" Bima langsung ngakak sepuasnya
"Ihh, kak Bimaa!" Aisyah kesal dengan Bima
Sedari tadi, mereka bercanda terus menerus hingga bel masuk. Abrisam tidak ikut, karena dia ada rapat osis. Aisyah bingung, jika ada rapat osis, mengapa Bima tidak ikut? Alasan yang tidak logis.
"Kuy masuk lahh"
"Iyaa, huwaaa. Habis ini pulaang hehe" Aisyah cengengesan
"Hmm, jadi jalan gak nih?" Bima memastikan
"Iya jadi! Pokoknya jadiii!" Aisyah semangat 45
"Yaudahh, semangaat ya belajarnyaa! Daahh Aisyaah, ntar gue tunggu di sini yaa!" Bima mengusap puncak kepala Aisyah. Aisyah yang kaget karena perlakuan Bima, dia pun salting
"E-eehh, iyaa kak Bima semangat juga ya belajarnyaa! Dadahh" Aisyah segera masuk kelas, Bima langsung menuju ke kelasnya. Aisyah memegang dadanya. Kenapa jantungnya berdetak lebih kencang? Apakah ini yang dinamakan...
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang melihat semuanya. Kini, orang itu mengepalkan kedua tangannya.
~
Bel menandakan pulang sekolah pun berbunyi. Murid - murid berhamburan keluar dari kelasnya. Bima yang sedari tadi stay di depan kelas Aisyah, hanya bisa istighfar melihat adik kelasnya yang sedang dorong mendorong untuk keluar dari kelasnya
"WOY! JALAN MASIH LEBAR! ITU JALAN BUKAN PUNYA NENEK MOYANG LO, JANGAN SONGONG LO!" Bima memarahi mereka dari kejauhan. Adik kelas yang di marahi Bima pun langsung kabur, karena dia takut untuk berurusan dengan sang ketos
"Ehh kak Bim, jangan dimarahi dong. Kasihan tuh" Aisyah tiba tiba datang, Bima yang kaget hanya bisa membaca doa. Takut kalau yang datang bukan Aisyah
"Aisyaah! Sejak kapan lo ada di samping gue?"
"Sejak lo marah marah" Aisyah cengengesan
"Huft! Yaudah deh, untung gue gak jantungan. Ayo kitaa per--" Ucapan Bima terpotong, karena ada seseorang yang memanggil mereka berdua
"BIMAAA!! AISYAAAH!!" Dia berlari - lari menuju mereka
"Lo kenapa Sam? Hah? Kesambet apaan lo sampe nyari gue?" Bima kesal dengan perbuatan Abrisam. Yap, dia Abrisam
"Haha, gak apa apa. Iseng aja. Ehh, Aisyah pulang sama siapa nih? Pulang sama gue aja yuk!" Abrisam menawarkan diri
"Gak, Aisyah bareng gue!" Bima dengan cepat menyela sebelum Aisyah ngomong
"Laah gue sam--" Ucapan Abrisam terpotong, saat Aurora mengajak dia untuk pulang
"Sam, anterin gue pulang ya Sam? Supir gue gak bisa jemput gue nih" Aurora, teman seangkatan Bima dan Abrisam. Kalangan kakak hits dan dia adalah primadona dari SMA Jola 1.
Wajah berparas cantik, pintar, dan juga kaya. Membuat gadis itu mempunyai banyak fans. Sayangnya, Bima pernah menolaknya.
"Emm, iya deh. Yaudah ya Bim, Ais. Gue mau nganterin cewek gue dulu yaa, dahh" Abrisam pamit untuk pulang, berbeda dengan Aurora. Dia sangat angkuh, tidak berniat untuk pamit sama sekali.
Entah kenapa, kata kata itu terus berputar di kepala Aisyah
"Aiss, udah yuk kita jalan jalan!" Bima mengandeng tangan Ais. Kali ini, Ais tidak memberontak. Malahan, dia merasakan sentuhan yang lembut dan tulus kepadanya.
Apakah dia harus berpaling dari Abrisam ke Bima? Siapakah orang yang berhak Ais sukai?
Abrisam atau Bima?
Vote and comment yaa!
Thank you:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ABRISAM
Fanfiction"Mulut bisa bohong, tapi mata dan hati gak bisa bohong." Abrisam Bryan Alvaro. Anak osis paling baik dan terkeren di SMA Jola 1. Sering di comblangkan dengan Aisyah, murid baru di SMA tersebut. Apakah, kenyataan yang Aisyah bayangkan tidak seburuk...