II

51 5 0
                                    

Hari ini adalah Hari  keberangkatan Momo ke bandara mengantarkan puisinya ke Roma. Pagi -Pagi sekali Momo telah bersiap, dengan baju kemeja putih dan celana hitam yang tampak elegan di tubuhnya.
Andai saja Hari ini aku tidak  sekolah,  aku akan ikut dengan Momo." Cieeee..., jangan - jangan lo ngak pergi ngantar puisi,  justru mau ketemuan ama pacar lo yeeee?"sambil melahap rotinya." Momo berangkat dulu Bi,  bye Joe...." pergi berlalu.
Seperti biasa Momo berangkat sendiri.
Saat sampai di sekolah Joe begitu terkejut Saat mendapt telepon dari pihak rumah sakit bahwa kakaknya mengalami kecelakaan dan sekarang sedang koma di rumah sakit. Tanpa pikir panjang Joe memacu motornya ke rumah sakit.  Di rumah sakit tampak Bi Lis dan bundanya telah menunggu di depan ruang operasi.  Setelah beberapa jam ayah Joe datang dari Singapore.
Tuhan berikanlah keajaibanmu pada Momo,  jaga dia,  jangan jemput dia terlalu cepat,  dia masih terlalu muda dan memiliki banyak impian.
Namun Tuhan punya cerita dan jalan yang beda, Tuhan begitu mencintai Momo,dan menjemputnya begitu cepat.
Sejak Saat itu Hidup Joe berubah,  Joe menjadi pria yang dingin,  pendiam, dan hal yang paling ia benci adalah puisi. Sebab puisilah Momo pergi meninggalkanya,kalau saja Pagi itu Momo tidak ke bandara,  maka ia tidak akan mengalami kecelakaan. Sejak Saat itu kehidupan keluarga Joe benar -benar berubah,  ayah Joe lebih memilih bekerja di indonesia,  dan bundanya lebih sering di rumah menemani Joe.
Begitupun di sekolah, Joe hanya diam tidak peduli dengan orang di sekitarnya.selain itu Joe tidak ingin orang di sekitarnya membahas tentang puisi, Sebab itu mengingatkanya pada apa yang terjadi pada Momo.

Tiga bulan kemudian

Doni masuk dengan muka bercahaya, di tanganya telah ada selembar kertas dan pulpen. Doni adalah siswa kelas dua belas yang hobinya tawuran, dan punya catatan kriminal  terbanyak dalam sejarah, sehingga tak ada seorangpun yang mampu menghadapinya.
" woi....  ! Bikinin gue puisi Cinta,  gue perlu sekarang,  yang bagus ya..., kalu ngak gue hajar lo. Nih kertas ama penanya "sambil melempar kertas dan pulpen ke arah Joe.
Dengan wajah marah Joe berdiri dan memukul Doni yang berjalan menuju kantin.Semua terjadi begitu cepat, Doni terkapar dan kembali berdiri untuk membalas perbuatan Joe.
" brengsek lo...! Lo mau main -main ama gue "
Dengan rasa geram Doni membalas pukulan Joe padanya, namun Joe tak mau kalah ia kembali membalas,  hingga akhirnya pak Suryo guru olah raga datang melerai Doni dan Joe yang mengamuk seperti babi gila.
Di ruang Bk Doni dan Joe dinasehati oleh Bu Yuni. Namun Joe yang sekarang bukanlah Joe yang baik, lamah -lembut dan santun seperti dulu. Saat bosan mendengar celotehan Bu Yuni, ia keluar tanpa izin dan tidak menghiraukan teriakan Bu Yuni dari dalam ruang Bk.

Sedingin apapun salju,  akan hangat karena ketulusan kasih sayang.
Sekeras apapun hati seseorang akan luluh karena kelembutan Cinta yang mampu memahami bersabar dan berbagi.

Kabut dan EmbunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang