"Joe , bunda suka banget ngeliat kamu sama Embun, ia anak yang manis dan tampaknya ia anak yang baik. Gimana menurut kamu ...? " tanya bunda pada Joe saat makan malam.
Bunda adalah seorang ibu yang sangat perhatian pada Joe , anak satu- satunya, apalagi setelah kematian Momo, bunda lebih sering di rumah dari pada di butiknya. Namun Joe sangat berubah setelah kepergian Momo dari hidupnya, Joe yang dulunya seseorang yang selalu berbagi cerita dengan bundanya , kini lebih memilih diam dalam kebenciannya .
" oh.. gadis manja itu, dia sama kayak gadis lain , cengeng dan manja. Emangnya kenapa , bun?"
" Joe namanya Embun , bukan gadis manja, bunda heran ngeliat kamu , sekarang kamu kasar , dingin ,ngak kayak Joe yang bunda kenal dulu."
" Alah bun, dulu pas bunda sibuk ,emangnya bunda pernah nanya - nanya kayak gini sama Joe, ngak kan ? Bunda cuma peduli sama butik dan usaha bunda , itu yang Joe rasain sama almarhumah Momo bun. Asal bunda tau saat hari kematianya sebelum ke bandara Momo mau bunda yang milihin baju buat dia , dan Momo juga pengen kalu ayah yang bakal ngantar dia ke bandara , tapi apa?, kalian berdua terlalu sibuk dan ngak pernah peduli " Joe meninggalkan ruang makan.
" Joe kamu mau kemana?Joe kamu ngak boleh gini sayang, Joeeeee...."
Joe lebih memilih bercerita dengan bintang dan langit malam yang bisa didengar Momo. Bintang, hanya kalian tempatku berbagi cerita , aku benci hidup ini, aku benci dengan orang -orang disekitarku yang tak mampu aku lindungi. Sama sekali. Saat aku menyayangi seseorang , aku makin takut kehilangan mereka , aku takut terluka terlalu dalam saat kehilangan mereka.
Momo maafkan aku tak mampu menjaga mu, bintang sampaikan rasa sayang , cintaku dan katakan pada Momo aku akan segera menemaninya di surga.
Begitulah malam -malam yang di lalui Joe, begitu sulit dan menyedihkan.
***Pagi ini Joe berangkat lebih awal dari biasanya , ia sangat malas bertemu bunda dan ayahnya . Joe lebih memilih sarapan di kantin sekolah. Tiba - tiba ia teringat pada Embun , wanita yang selalu menerima sikap kasar darinya. Joe masih ingat dengan jelas saat Embun pingsan mamanya begitu panik dan bilang pada Joe kalu ia tak ingin kehilanga putrinya itu.
( kalau dilihat - liat cewek ribet itu imut juga , trus ia juga agak manis , tapi ia cewek yang selalu bikin masalah, astaga kok gue malah mikirin cewek ribet yang ngak penting itu sih
......., dasar goblokkkk)***
Saat masuk kelas aku begitu tenang saat melihat Embun , tapi tak mungkin aku memuja - muja cewek ribet kayak dia. Saat aku melihat Embun aku seakan bisa merasakan Momo di sampingku, entah apa dan bagaiman aku merasakannya. Mood Joe langsung berubah saat pak Harman guru sastra masuk kelas. Materi kali ini adalah musikalisasi puisi , semua siswa terdiri dari satu pasang , yang paling luar biasa adalah Joe sekelompok dengan Embun . Joe tidak menghiraukan penjelasan dari Pak Harman , ia lebih memilih tidur menunggu jam pelajaran berakhir, sementara Embun sangat marah dan panik dengan tugas yang diberikan Pak Harman.
( tuhan kayaknya ngak mentakdirkan hidup gue bahagia di Jakarta . Gue selalu berhadapan sama monster sialan itu. Tapi apa boleh buat , dan anehnya semua orang justru berharap sekelompok sama monster sialan itu.)
Seperti biasa aku pulang dengan monster sialan itu karena mama harus bertarung dengan kesibukan di butik . Saat sampai di butik aku dan Joe disuruh mengantar pesanan ke sebuah hotel. Dengan terpaksa aku harus mengikutisemua kamauan mama ,hari- hariku terasa seperti terkurung dalam kerangkeng besi .
" eh, cewek manja tumben lu diam aja?"
" trus lo maunya gue triak - triak di telinga lo ? Udah cepatan gue mau pulang."
" padahal gue mau ngajak lo jalan- jalan keliling Jakarta , tapi lo bilang lo mau pulang , ya udah siap ini gue bakal ngantar lo pulang , Calllll...?"
"( dasar mahkluk tanpa hati nurani) terserah ama lo deh . Gue ngikut aja"
Setelah selesai mengantar barang aku diajak Joe ke Monas , aku dibelikan permen kapas dan es cream oleh Joe , seketika aku bisa melupakan kekesalan ku pada Joe , Mama , dan pak Harman.
Tuhan hari ini Joe begitu manis dan baik, tapi tubuhku kembali merasa tak nyaman , semua terasa berputar dan gelap. Saat aku membuka mata , aku telah terbaring di rumah sakit , disana ada Mama, Papa, Tante Anna dan Joe.
Saat sadar Mama langsung memelukku dan bertanya " kamu ngak papa kan sayang?"
" emangnya aku tadi kenapa ma?"
Dengan kasar Joe segera menjawab pertanyaan ku pada Mama" lo pingsan , ngerepotin banget sih jadi cewek , untung gue baik, kalau ngak gue tinggalin lo di Monas"
" terserah lo , dasar monster"
Mama mengelus kepalaku " sayang kata dokter kamu harus dirawat, dokter bilang kamu kecapean."
" Joe , kamu jagain Embun dulu ya , bunda mau nemenin Mama Embun pulang jemput barang- barang Embun "
Joe hanya diam dan tidak bergeming. Dengan tatapan pembunuh berdarah dingin yang menyimpan dendam ,Joe menemaniku di rumah sakit . Sekarang aku makin sadar kalu sifat baik Joe kemarin hanya karna paksaan dari Bundanya dan Mamaku.
Aku hanya diam , seolah tak pernah terjadi apa- apa hari ini. Joe yang kelelahan tampak tertidur di atas sofa. Tubuhnya masih memakai seragam sekolah yang belum sempat ia ganti karena mengajakku ke Monas . Ia tampak begitu lelah dan kesepian , dari matanya aku bisa melihat kalau dia sebenarnya bukan orang yang kasar dan dingin seperti orang pikirkan , meskipun ia selalu kejam dan kasar padaku.
Satu jam berlalu, Mama dan Tante Anna tak kunjung kembali . Joe tampak kedinginan . Aku segera memberinya selimut agar tubuhnya yang kokoh itu tidak lagi merasa kedinginan.
Astaga , saat aku merapikan selimut ditubuh Joe , ia terbangun dan meraih tanganku , " lo mau ngapain ?"
Aku begitu terkejut " aaaa, itu..., gue mau cari makan "
" gila lo tengah malam gini mau cari makan , ya udah lo tungguin aja di sini biar gue cariin "
" tunggu Joe , makasi , juga maaf kalau gue udah ngerepotin lo"
Namun Joe hanya berbalik sejenak dan langsung pergi berlalu meninggalkan aku sendirian.Sekeras apapun hujan , sekuat apapun petir menyambar , namun ingatlah setelahnya ada pelangi dan mentari yang menebar keindahan dan cinta untuk seluruh mahkluk di bumi.
JANGAN LUPA VOTENYA DAN KOMEN KALAU ADA BAGIAN YANG MENURUT KAMU PERLU TAMBAHAN ATAU PERBAIKAN
^◎^
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabut dan Embun
Teen Fictionkisah remaja perempuan polos yang dipertemukan dengan laki-laki dengan berjuta kisah mengerikan di masa lalu. mereka bak kabut dan embun yang sama namun berbeda nyatanya. hingga takdir punya cerita dan kisahnya sendiri...