Verina Faiz, gadis 20 tahun berstatus Mahasiswa di Universitas Glassico, Jakarta. Gadis itu baru saja keluar dari bagian administrasi guna meminta kelonggaran untuk uang semesternya kali ini dan bagian administrasi hanya memberinya kelonggaran hingga akhir bulan. Sialnya lagi uang kost'annya pun telah menunggu diujung bulan seperti biasanya.
Sialan. Tiap bulan hanya uang, uang, uang dan uang yang Verina kejar. Seolah hidupnya ini hanya berkutat dengan uang dan uang. Pusing pala Verina. Ya Allah, tolong mudahkan segala jalan hidup Verina kedepannya. Amin.
"WOYY!" teriak Asyifa Rahma tepat ditelinga Verina. Sementara Verina hanya mengusap telinganya yang berdenging akibat teriakan sang sahabat.
"Ngapain lu? Masih pagi udah ngelamun aja.." tanya Asyifa pada sahabat.
"Fa, kenapa sih hidup gue hanya berurusan dengan duit, duit dan duit.. pusing pala gue.." curhat Verina dengan wajah menempel pada meja yang ada dihadapannya.
"Ya elu hidup sih! Makanya lu butuh duit.." balas Asyifa dengan cengiran di bibirnya.
"Ya udah gue mati aja deh.." keluh Verina meraih sebuah karter didalam tas punggungnya. Asyifa yang terkejut dengan kelakuan sahabatnya pun hanya berteriak seraya menahan tangan Verina agar tak melanjutkan aksinya.
"Eh bocah, bercanda kali gue.. lu kenapa sih? Duit mulu deh perasaan.." tanya Asyifa mengelus pundak sahabatnya.
"Ya elu bayangin dong jadi gue, uang semester gue udah mau jatuh tempo, duit kost'an gue belum bayar, sakit pala barbie Fa.." cerocos Verina penuh dramatisir.
Sementara Asyifa hanya bisa mengelus pundak sahabatnya yang selalu mengeluh tentang uang seperti yang sudah-sudah. Sejauh ini Tuhan selalu menolongnya dengan baik, tapi sepertinya kali ini Tuhan benar-benar mengujinya. Dalam satu bulan gadis itu musti harus mendapatkan hampir 7 juta untuk membayar uang semester dan kost'an yang saat ini ditempatinya.
"Ya udah sekarang lu punya duit berapa?" tanya Asyifa dengan sabar.
"Gak ada Fa, Ibu sama Ayah dikampung tuh lagi butuh duit karena kali ini kebun melon ayah tuh gagal panen.." jawab Verina seraya mulai menangis senggukan disamping sahabatnya.
Asyifa mengangguk mengerti. Ia ingin membantu Verina tapi dia sendiripun saat ini juga dalam kondisi yang sama cekaknya dengan Verina. Ditariknya dompet dari dalam tas tangan miliknya. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompet miliknya, lalu memberikannya pada Verina.
"Setidaknya itu cukup buat bayar kost'an, uang semester kan banyak, gue gak ada duit segitu.." katanya dengan wajah kasihan.
"HUAAAA, gue musti gimana Fa? Ntar kalo gue dikeluarin gimana?" balas Verina Frustasi.
"Ya dengan gitukan masalah lo kelar.." sahut Asyifa asal, namun itu justru membuat sahabatnya semakin menangis kencang.
Samar-samar Asyifa mendengar orang yang berada dibangku seberang tengah bergosip mengenai berapa senior mereka. Satu kampus ini pasti sudah sangat tahu siapa yang tengah mereka gosipkan. Siapa lagi, Naviera dan Bluefina dua gadis paling diincar abad ini. Halah. Kali ini karena apa mereka digosipkan?'Gak mungkin Kak Naviera jadi simpenan penyumbang dana terbesar kampus, gila aja..'
Simpanan? Naviera jadi simpanan? Masa anak orang kaya macem Naviera jadi simpanan penyumbang dana terbesar kampus? Jelas sekali itu hanya kabar burung dan tidak mungkin terjadi, kecuali Naviera mencintai pria itu. Ah, tapi masa iya?
Seketika itu terlintas dalam benaknya jika dugaan seperti itu memang sering terjadi dikalangan mahasiswi seperti dirinya. Bahkan beberapa temannya ada yang secara terang-terangan menggoda pria kaya untuk kebutuhan mereka. Mereka bahkan sering menggunakan tubuh sebagai penunjang lancarnya pemasukan mereka setiap bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA VERINA JADI PELAKOR REPOST [END FULL DI KARYAKARSA]
Romance#1stSimpananSeries Terkadang hidup sendirian dikota besar seperti Jakarta menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Beda lagi dengan Verina Faiz yang menyebut hidup di Jakarta lebih merajuk pada istilah siksaan batin untuknya. Uang kuliah ya...