💋💋💋💋
Adnan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sudah hampir tiga hari sejak kejadian waktu itu dan sama sekali tidak ada kabar dari Verina. Perusahaan jasa cleaning service tampat Verina bekerja pun ternyata telah menerima surat resign dari Verina kemarin pagi. Apa ini semua karena Adnan? Yups, ini karena dirimu Bapak Adnan Banyu Putra.
Sekarang tujuan Adnan satu, kost-kost'an Verina yang terletak tak jauh dari Universitas Glassico. Tau dari mana? Tentu saja, dari Jessica atasan Verina di perusahaan tempat Verina bekerja.
Adnan turun dari dalam mobilnya. Lalu berjalan memasuki sebuah gang sempit yang hanya muat untuk satu motor. Ia sempat bertanya pada orang yang dilewatinya tentang kost'an Verina, dan mereka menunjukan sebuah kost'an berlantai dua yang memang tak jauh dari jalan utama.
Adnan memperhatikan sekitarnya, meski berada dipemukiman padat tapi kawasan ini lumayan bersih. Adnan baru saja akan masuk saat seorang wanita paruh baya menghadang langkahnya.
"Mau cari siapa?" tanya dengan wajah galak.
"Verina Faiz?" balas Adnan yang hanya dijawab dengan angguk-anggukan oleh Si wanita paruh baya.
"Siapanya?" tanya si Ibu lagi. Apa kost-kost'an ini khusus untuk putri? Nampaknya Adnan harus menjawab hal membuatnya dalam posisi aman.
"Abangnya?"
"Kok enggak mirip? Gak perlu boong kalo pacarnya juga nggak papa, tapi ingatnya jangan berbuat macam-macam, kamarnya nomor 19.." tanpa menaruh curiga ibu-ibu tadi membiarkan Adnan memasuki kost'an itu.
"Terimakasih.." ungkap Adnan dengan sopan.
Adnan segera bergerak mencari kamar Verina. Ditengah lorong kost'an yang agak sepi Adnan melihat seorang pria tengah mengelap sebuah motor besar didepan salah satu kamar. Adnan kira hanya perempuan yang nge-kost disini. Pria itu menatap Adnan dengan sedikit curiga, namun Adnan hanya melewatinya begitu saja. Hanya berjarak satu kamar dari kamar pria tadi, Adnan tersenyum ketika melihat tulisan Verina's room di depan pintu.
Diketuknya pintu kamar Verina dengan pelan. Entah perasaannya atau memang pria yang sedang menglap motor itu sedang memperhatikannya. Baru saja Verina membukakan pintu, namun gadis itu langsung menutup pintunya kalau saja Adnan tak segera menahan pintu itu tetap terbuka.
"Dihhh, Bapak ngapain sih kemari?" cela Verina seraya mendorong pintunya agar kembali tertutup sempurna.
"Verina tolong buka pintunya, kita bicara sebentar.." bujuk Adnan.
"Janji nggak bakal macem-macem?" Antisipasi Verina.
"Iya saya janji.." balas Adnan cepat.
Sagaara yang sejak tadi memperhatikan Adnan dan Verina semakin menaikan ujung alisnya. Terlihat sekali jika Verina dan pria yang Verina panggil Bapak itu sangat akrab. Lalu apa yang membuat Verina ngotot untuk tidak membukakan pintu untuk pria itu?
Adnan mencoba tetap menahan pintu hingga Verina kesal dan membuka pintu kost'annya dengan sempurna. Tentu saja, setelah perkataannya disetujui Adnan. Verina segera keluar dari kost'an lalu berdiri didepan Adnan dengan wajah penuh pertanyaan. Bagaimana bisa Adnan datang kemari?
"Ada apa?" tanya Verina dengan sedikit ketus. Adnan melirik pria yang tak jauh darinya, haruskah pembicaraannya dengan Verina didengar orang lain?
"Kita bicara didalam saja.." sahut Adnan.
"Ntar fitnah Pak.." tolak Verina.
"Baiklah kita bicara diluar.." ajak Adnan dengan suara tegas.
Tanpa menunggu jawaban dari Verina, Adnan menarik tangan Verina keluar dari rumah kost itu. Verina bahkan tak sempat mengunci pintu kost'an, sampai akhirnya Verina menitipkan pesan pada Sagaara untuk memberitahu ibu kost agar mengunci pintu kost'annya. Adnan masih menariknya hingga mereka masuk kedalam mobil mewah yang Verina yakin itu adalah mobil milik Adnan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA VERINA JADI PELAKOR REPOST [END FULL DI KARYAKARSA]
Romance#1stSimpananSeries Terkadang hidup sendirian dikota besar seperti Jakarta menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Beda lagi dengan Verina Faiz yang menyebut hidup di Jakarta lebih merajuk pada istilah siksaan batin untuknya. Uang kuliah ya...