4. White Rose

1.2K 191 1
                                    

Happy Reading :)

Gadis itu menyandarkan kepalanya di paha nenek. Menikmati seluruh irama indah yang wanita tua itu senandungkan. Wanita tua itu mengelus surai hitam Yerin, menyalurkan kasih sayang. Ingin rasanya Yerin berlama - lama di Jepang bersama wanita tua itu.

Gadis itu mendongak disaat alunan lagu itu terhenti dan tergantikan oleh suara wanita tua itu yang terbatuk - batuk. Dengan cekatan Yerin berlari ke dapur dan membawakan segelas air. Gadis itu memberikannya pada nenek. Mengelus pelan lengan neneknya. "Pelan - pelan, nenek." suruhnya.

Ia mengambil gelas itu dari tangan nenek, setelah neneknya minum. Saat dirasa batuknya mulai reda, wanita tua itu memandang manik mata Yerin yang terlihat sendu. "Anakku, akhir - akhir ini matamu terlihat sayu. Ada apa? Ceritakanlah pada wanita tua ini, anakku." tanya wanita tua itu, seraya mengelus pipi Yerin lembut dengan jemari keriput miliknya. Yerin balik mengelus tangan keriput wanita tua itu. "Nenek jangan mengkhawatirkanku."

"Wanita tua ini, sudah banyak pengalaman. Sudah pernah mengalami lika - liku kehidupan, anakku." nenek tersenyum. "Ceritakan padaku." suruh nenek.

Yerin merasa, neneknya tak perlu tahu masalahnya. "Nenek, jangan khawatirkan aku, umurku sudah dewasa. Pikirkanlah Eunbi yang suka mengambil coklat tanpa membayar di toko bibi Mitzu." ucap Yerin mengalihkan pembicaraan.

"Gadis itu, ck! Lelah aku memberitahunya. Sudah berkali - kali aku menyuruh Mitzu untuk memukul tangannya, tapi ia tak mau. Hati wanita itu sangat lembut." Yerin terkekeh mendengar penuturan neneknya.

"Nenek, aku ingin keluar, nenek tak apa di rumah sendiri?" tanya Yerin.

"Pergilah, nenek tak apa. Eunbi akan kembali sebentar la-" ucapan nenek terpotong, karena teriakan Eunbi di ambang pintu.

"Nenek, Yerin eonnie! Aku pulang!" teriak Eunbi di ambang pintu masuk sembari menenteng tas yang berisi coklat sangat banyak. Eunbi berjalan masuk sembari melebarkan senyumnya. Menunjukkan deretan gigi putih dan rapi miliknya. Nenek hanya menggelengkan kepalanya melihat cucu bandelnya yang mulai membuka tas berisi coklat itu.

Yerin berdiri dan keluar dari rumah. "Sampai kapan kau menyembunyikan masalahmu?" kata nenek dalam hati, saat melihat Yerin keluar rumah.

Eunbi sempat menanyakan ia akan kemana. Yerin hanya menjawab ia akan ke taman. Yerin duduk disalah satu ayunan. Gadis itu meringis disaat pantatnya menyentuh dudukan ayunan yang dingin itu. Matanya menangkap satu tumbuhan mawar putih yang hampir mati. "Hidupmu sangat malang, sama sepertiku." gumamnya sembari menyentuh kelopak bunga.

"Annyeong, Yerin eonnie." Yerin membalikkan badannya saat dirasa seseorang memanggil dirinya.

"Eunha-ya?" gadis itu memeluk tubuh mungil Eunha.

"Kau sendirian lagi Yerin eonnie?" tanya nya. Yerin mengangguk pelan.

Mereka berdiam sejenak, sampai suara Eunha membuyarkan keheningan diantara mereka.

"Yerin eonnie, aku ingin berpamitan. Aku akan pulang ke Korea hari ini. Aku harap kita dapat bertemu lagi di Korea." ucap Eunha. Yerin mengangguk mengiyakan. Gadis itu memeluk tubuh mungil Eunha.

"Chagi-ya." Eunha dan Yerin menoleh. Eunha tersenyum saat kekasihnya berdiri disana.

"Jungkook-ah."

"Eunha ayo. Penerbangan sebentar lagi." ucap Jungkook, Eunha mengangguk lembut.

"Eonnie, ini kartu namaku, jika kau ingin menghubungiku atau bertemu denganku saat di Korea, hubungi nomor ini." Yerin mengangguk dan mengambil kartu nama itu dari tangan Eunha.

Under The Rain Shade ✓  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang