5. Memeluk Rasa

1.1K 193 3
                                    

Happy Reading :)

***
Yerin melempari Taehyung bola - bola salju yang ia buat. Gadis itu tertawa. Taehyung merasa hatinya menjadi tenang melihat gadis di depannya kini tertawa dan tersenyum bahagia. Jahat sekali bukan dirinya? Menghilangkan senyum indah Yerin?

Yerin menjatuhkan kembali bola salju yang ia baru buat, disaat rasa benci itu muncul kembali. Mungkin ia sadar kembali. Kelakuannya tadi itu refleks ia lakukan. Yerin mengulum senyumnya perlahan. Kemudian membersihkan pakaian dan rambutnya yang terkena salju. Ia menatap lelaki di depannya kini, yang penuh dengan salju yang ia lemparkan. Bersalah? Tidak Yerin tidak merasakan hal itu.

Taehyung menarik tangan Yerin. Memberi salju yang ia genggam. Yerin melirik tangannya. Untuk apa? Bermain salju? Apa tadi tidak cukup? Ah, benar tadi tanpa kesadaran yang pasti Yerin melupakan rasa bencinya. Tidak tulus juga rasanya.

Gadis itu menarik tangan. Menjatuhkan salju yang Taehyung berikan "Aku bermain salju tanpa perasaan." ucap Yerin lirih. "Jangan lupakan, aku masih membencimu." imbuhnya. Kemudian ia duduk kembali. Hati Taehyung sedikit tertohok, namun ia menutupinya dengan senyum manisnya. Tak apa. Mungkin Yerin belum bisa memaafkannya. Lain kali ia akan lebih berjuang.

"Kau masih membenciku? Maaf." ucapnya lagi. Kata 'maaf' lagi. Disini apakah Yerin yang jahat? Apa mungkin? Tidak bukan? Ia rasa.

Yerin hanya diam. Mendadak ia blank. Namun, Taehyung segera membuyarkannya. "Kurasa benar, kau belum memaafkanku. Jadi aku hanya terlalu kepedean saja tadi. Aku rasa tadi kau telah memaafkanku. Aku sangat bodoh bukan? Hal begitu saja aku tidak tahu. Hahaha." kekehnya.

Yerin tidak menanggapi. Namun, setiap perkataan Taehyung ditangkap telinganya. Membuat hati Yerin sedikit tertohok mungkin? Namun gadis itu berpura - pura menutupinya.

Yerin merogoh sebuah barang didalam tas selempangnya. Ia genggam kemudian ia sodorkan pada Taehyung. "Milikmu, terima kasih. Aku kembalikan. Tidak penting juga bagiku, cukup dirasa kita sudah tidak memiliki hubungan apapun." Yerin tersenyum.

Taehyung melirik gantungan kunci berbentuk hati dan bertuliskan 'TaeRin' itu dengan nanar. "Ini milikmu, bukan milikku." ucap Taehyung.

"Aku tidak menginginkannya lagi." ucap Yerin cepat. "Jadi aku kembalikan. Masih untung aku tidak membuangnya. Aku masih bisa menghargai sedikit perasaanmu. Karena aku berjanji tidak akan membuang benda ini, namun setidaknya aku mengembalikannya, agar tidak menambah stok barang bekas di rumahku." Taehyung cukup terkejut dengan ucapan Yerin 'barang bekas' kata itu membuat hatinya tersayat.

"Ahiya. Baiklah." Taehyung meraih itu, dan memasukkannya ke dalam kantong saku. "Terima kasih, setidaknya kau masih menghargai kerja kerasku membuatkan ini dengan susah payah."

Yerin terkejut, Taehyung membuatnya? Membuat gantungan kunci dengan hiasan indah itu, sendiri? Yerin merasa bersalah, namun ia tetap jaim. Gengsi?

"Yerin, apa kau mau menjawab pertanyaan terakhirku? Hanya ini, selepasnya aku tidak akan bertanya lagi. Aku tidak akan meminta jawaban lagi atas pertanyaanku sebelumnya. Aku J A N J I." Yerin mendongak. Mata Taehyung berbinar.

"Mau kau memaafkanku?"

Yerin berfikir sejenak, ia terdiam. Tidak menjawab pertanyaan Taehyung. Pertanyaan terakhir. "Aku akan pergi." ucap Taehyung. Yerin tetap terdiam. "Tidak akan menganggu Yerin lagi."

"Selamanya." Yerin menunduk. Matanya berkaca - kaca. Terdengar parau suara bariton milik Taehyung. Bergetar, iya.

"Tidak akan pernah, aku janji." ucapnya sekali lagi.

Yerin mendongak, ia menangis. Gadis itu berdiri, diikuti Taehyung. Yerin menatap lelaki itu. Matanya, tampak tulus. Yerin sadar, bahwa Taehyung menyesal. "Selamanya, tidak akan bertemu denganmu." suara Taehyung semakin serak.

"Selamanya."

Yerin tetap diam, dengan air mata yang menggantung. Ia bimbang, dilema. Rasanya berat untuk mengatakan 'iya' sekarang. Yerin menunduk. Taehyung paham, bahwa masih berat bagi Yerin untuk memaafkannya. "Terima kasih atas jawabanmu."

"Aku tidak akan bertemu dirimu lagi, tanpa kau yang memintanya. Aku janji. Selamanya." Taehyung menarik nafasnya. "Kau ingin pulang bersamaku atau pulang sendiri? Kali ini aku tidak akan memaksa seperti hari - hari sebelumnya." Yerin terdiam, bahunya bergetar.

Taehyung mundur beberapa langkah. Kemudian ia membalikkan badan. Ia berjalan menjauh dari Yerin.

"Jangan pergi." ucap Yerin pelan, Taehyung tidak mendengarnya. Taehyung tetap berjalan melenggang dari Yerin. "Jangan pergi, aku mohon." namun Taehyung tetap tidak mendengarnya.

Yerin mendongak, merasa Taehyung tidak kembali, ia berlari menuju Taehyung dan memeluk lelaki itu dari belakang. "Jangan pergi." Taehyung cukup kaget. Tak percaya jika Yerin memintanya untuk tidak pergi. "Jangan pergi, jangan menjauh. Aku memaafkanmu."

"Aku memintamu untuk tidak pergi. Selamanya. Bantu aku, bantu aku untuk tidak membencimu. Kali ini aku yang bertanya. Apa kau yakin ingin memperbaiki semuanya? Setulus hatimu?"

"Iya, aku akan berusaha." jawab Taehyung.

Yerin melepas pelukannya. Taehyung berbalik, tidak menemukan Yerin. Ternyata tadi hanya angan - angannya saja. Yerin tidak memeluknya atau memintanya untuk tidak pergi. Yerin masih berdiri dan menunduk di dekat meja tadi. Angan - angan Taehyung sangat besar.

Taehyung masuk ke dalam mobilnya dengan perasaan hancur. Ia berjanji tidak akan bertemu Yerin lagi, kecuali gadis itu yang memintanya. Mobil Taehyung melaju, lama - kelamaan menghilang dari hadapan Yerin.

Yerin memandangnya. Mulutnya bergumam "Jangan pergi." kemudian disertai jatuhnya air mata dari kedua pelupuk air matanya.

***
Taehyung membuka pintu apartemennya. Memandang setiap penjuru. Ia berjalan ke kamarnya, memasukkan seluruh pakaiannya ke dalam koper. Ia akan pulang ke Korea hari ini. Sekarang, ia menyerah. Ia menyerah kepada takdir.

Taehyung menyerah terhadap Yerin. Lelaki itu tersenyum getir. Ia menghela nafas. Sudah banyak harga diri yang ia buang demi meminta maaf pada Yerin. Taehyung sebelumnya tidak pernah meminta maaf pada siapapun. Baru kali ini.

Dapat disimpulkan, bahwa Yerin sangat membencinya. Itu wajar, rasa benci Yerin sangat besar. Itu juga akibat dirinya. Sekarang, Taehyung tidak akan mengganggu Yerin. Selamanya.

***
Yerin memasuki kamarnya. Tangisnya meledak begitu saja. Ia terduduk di lantai. Ia rasa ia sangat jahat. Tidak memberikan Taehyung celah untuk berjuang. Sangat egois, benar - benar sangat egois. Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Jangan pergi." ucapnya. Namun ia sadar, ia telat bilang akan hal itu. Yerin berdiri dan memilih menyembunyikan wajahnya di atas bantal. Tidak peduli make up nya luntur.

Entah terasa berat sekali. Berat sekali bagi Yerin untuk mengatakan 'jangan pergi'. Egonya sangat besar. Perasaan gadis itu tak menentu. Ia dilema. Yerin melirik jam di ponselnya.

Gadis itu berdiri, dan memilih untuk berdiri di depan kaca besar. Memandangi wajah sembabnya. Ia menangis untuk Kim Taehyung? Tidak bisa dipercaya.

"Kau apa - apaan, Yerin? Seharusnya kau senang. Dia tidak akan menganggu kehidupanmu lagi. Mulai sekarang. Tidak akan." Yerin menutup wajahnya, ia menangis kembali.

***
Bersambung...

Under The Rain Shade ✓  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang