Part 14

40 16 4
                                    


Zizi sekarang sudah berada diperpustakaan seperti yang ia katakan kepada evelyne dan caca tadi, sebenarnya tidak ada buku yang ingin zizi pinjam, justru ia memikirkan obrolan kedua sahabatnya tadi, yaa menurut mereka sangat menarik untuk dibahas, tapi tidak untuk zizi.

Mendengar namanya saja zizi sudah tidak suka, apalagi jika sekarang ia tahu bahwa lelaki brengsek itu sedang dekat dengan salah satu sahabatnya, evelyne.

Bagi zizi, sosok lelaki itu hanyalah lelaki brengsek yang sering mempermainkan hati perempuan, tanpa ingin bertanggung jawab atas perbuatannya yang tanpa sadar sudah menyakiti hati seseorang.

Zizi benci ketika ia harus mengingat kembali kejadian sewaktu ia masih duduk dibangku smp, dimana ia harus kehilangan orang yang sangat ia sayangi, zizi sangat tau bahwa penyebab dari kejadian buruk itu adalah akibat dari lelaki brengsek bernama, Ghani Aldevaro Alexander.

Benci, satu kata itulah yang mewakili perasaan zizi ketika ia mengingat lelaki itu, apalagi sekarang ia sedang dekat dengan sahabatnya sendiri. Zizi tahu bahwa aldev bersembunyi dibalik topeng pengkhianat untuk mendekati dan mendapatkan hati sahabatnya itu.

Zizi tidak akan membiarkan hal itu terjadi, sama sekali tidak. ia harus memikirkan bagaimana caranya evelyne dan aldev berpisah. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, zizi tidak ingin kejadian sewaktu smp dulu terulang kembali hanya karena sebuah perasaan.

****

Saat sedang memikirkan rencana yang akan ia gunakan untuk memisahkan evelyne dan aldev, tiba tiba saja ada seorang lelaki berperawakan tinggi sedang berdiri tidak jauh dari meja yang sedang zizi duduki pada saat ini, pria itu melihat zizi dan menghampirinya

"zizi?" tanya nya untuk meyakinkan bahwa ia tidak salah orang

Merasa namanya dipanggil oleh seseorang, zizi pun melihat kearah sumber suara. "iya kak, kenapa?" jawabnya sambil tersenyum

"sendirian aja zi? Evelyne sama caca kok nggak ikut?" tanya lelaki itu lagi sambil duduk didepan zizi.

"mereka udah masuk kekelas lebih dulu kak" jawab zizi sambil menutup buku yang sedari tadi hanya ia pegang tanpa niat untuk membaca, buku itu hanya ia jadikan kedok agar penjaga perpustakaan percaya bahwa ia datang ketempat itu untuk membaca buku, bukan untuk memikirkan hal hal yang lain.

"oohh kakak lupa kalau kamu beda lokal sama mereka berdua hhee" jawabnya cengengesan

"mangkanya kak sering-sering main kekelas sebelas, biar tahu hhe" zizi merespon sambih terkekeh kecil

"kakak sering kok kekelas anak kelas sebelas, buat mantau sahabat kamu itu, tapi sekarang dia ma---" belum selesai lelaki itu menjawab zizi sudah memotong nya lebih dulu

"yahh kalo sekedar mantau sih semua orang bisa, cuma kak herry aja yang kurang garcep" jawab zizi sambil menegejek.

Ya, lekaki yang sedang bersama dengan zizi sekarang adalah herry, lelaki yang telah lama menyukai evelyne.

"kurang garcep apa lagi zii, semuanya udah kakak lakuin buat meluluhkan hati evelyne, tapi dia tetap nggak mau, atau memang tidak mau tau. Tapi dari semua itu ada yang lebih menyakitkan, saat kakak tau kalau dia udah punya pacar selama ini" kata herry tidak bersemangat dengan pokok Pembicaraan mereka saat ini.

"a-apa yang kakak bilang tadi? Pacar?" tanya Zizi terkejut.

bagaimana ia tidak terkejut, selama ini Evelyne tidak pernah cerita jika ia sudah memiliki pacar, padahal se-tau Zizi diantara mereka bertiga tidak ada yang menjalin hubungan dengan siapapun, terakhir hanyalah caca itu pun tidak berlangsung lama.

Merasa ada yang aneh dengan zizi, herry pun langsung bertanya. "loh memangnya kamu nggak tau zi? Atau nggak diceritain sama Evelyne?" tanya herrt dengan rasa penasaran.

"dua-duanya kak, aku ngga tau dan evelyne juga ngga cerita ke aku. Memangnya kakak tau dari mana kalau evelyne udah punya pacar?" kali ini zizi yang balik nanya, ia ingin memastikan bahwa herry tidak sedang bercanda.

"gini, waktu itu kamu inget ngga yang kakak mau nganterin evelyne pulang tapi dia nya mau ketoko buku dulu?" tanya herry.

"hhmm iya inget" jawab zizi sambil terus memperhatikan herry yang sedang serius menjelaskan.

"nah waktu kita lagi duduk didepan toko buku itu tiba-tiba ada cowok datang dan dia langsung manggil evelyne, respon evelyne sangat baik waktu itu. Mereka ngobrol gitu evelyne kayaknya bahagia banget ketemu sama tu cowok, dan pas kakak tanya dia siapa, cowok itu langsung ngejawab kalo dia pacarnya evelyne. Kakak juga kaget waktu itu, karna yang kakak tau evelyne selama ini nggak punya pacar, tapi ternyata kakak salah" dikalimat terakhir, herry sudah tidak bersemangat untuk menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu, untuk mengingat nya saja herry sudah tidak mau.

"habis itu mereka ngapain kak?" zizi kembali bertanya, ia masih penasaran dengan cerita tersebut

"terus ngga lama itu, sicowok narik tangan evelyne untuk pulang bareng dia, sempat kakak cegah karna kakak ngga enakan sama orang Tua nya evelyne dan sama kalian juga, kan kalian udah nitipin evelyne sama kakak. Tapi cowok itu tetap keukeh, dan evelyne juga ngga keberatan waktu itu, dia mau-mau aja dan evelyne keliatan sumringah banget waktu cowok itu mau nganterin dia pulang, yah kalo udah gitu kakak udah ngga bisa ngapa-ngapain lagi zi, mungkin bahagia nya evelyne ketika sama dia bukan sama kakak" aldev mengakhiri ucapannya dengan tersenyum kecut.

Suatu hal yang wajar jika herry merasa sakit hati dengan perlakuan evelyne kepada dirinya, kurang apa lagi yang herry lakukan selama ini? hanya untuk membuat evelyne merasa bahagia, namun sepertinya evelyne tidak merasakan hal itu, dan ia lebih kearah keterpaksaan untuk tertawa setiap kali didepan herry.

Mendengar penuturan tersebut , zizi merasa sangat kasihan kepada herry. Ia hanya dipandang sebelah mata oleh sahabatnya itu, evelyne sangat tidak bisa menghargai seseorang yang telah berjuang untuk dirinya sendiri.

"kak herry yang sabar aja kak, nanti kalo aku ketemu evelyne aku bilangin ke dia, jangan terlalu dipikirkan, fokus ke pembelajaran aja dulu bentar lagi udah mau tamat lo kak" zizi mencoba mengalihkan pikiran herry agar tidak terlalu fokus kearah cinta saja, ada sesuatu hal yang lebih penting dari itu.

"it's oke, no problem. Asal dia bahagia dengan orang pilihannya sendiri, kalo kakak sih bahagia nya nanti-nanti aja hhe" kekehan herry yang masih menebar fake smile.

"yaudah sih kak, semoga bahagia ya walaupun nanti hhaa" canda zizi dengan tertawa kecil.

"eh baiduwei kakak tau ngga cowok yang bareng evelyne kemarin itu siapa?" Tanya zizi lagi dan balik ke pembicaraan mereka tadi

"ya pacar nya evelyne lah, kan udah kakak bilang tadi, kamu gimana sih zi kita udah bahas panjang lebar dan sekarang kamu masih nanya siapa tu cowok" herry menjawab pertanyaan tersebut sedikit kesal

"iih bukan gitu, maksud aku itu namanya siapa, kalo itu sih aku udah ngerti dari tadi" zizi pun merespon perkataan herry dengan wajah kesal miliknya.

"lemot bener dah nih cowok, untung ganteng, kalo nggak, behh.. " umpat zizi dalam hati

"ohh namanya, bentar kakak inget-inget dulu" herry nampak mencoba mengingat nama lelaki tersebut.

"nah kakak inget sekarang, namanya kalo ngga salah Aldev, iyaya namanya aldev" herry tampak senang karna telah mengingat nama lelaki itu, namun zizi..

"si-siapa kak namanya tadi" tanya zizi ragu dan terbata-bata

"Aldev" jawab herry lagi

"Aldev? Ngga mungkin.. "

                                        ****






Semangat buat yang lagi ujian:)

To be continuted....

HIPPOCAMPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang