Pagi ini matahari sangat cerah, setiap sudut kota telah menerima cahaya darinya.
Ada orang bilang bahwa, saat matahari terbit sejuta keajaiban pun dimulai.
Namun sepertinya kata-kata itu sedang tidak berlaku kepada empat lelaki yang sudah siap dengan seragam sekolahnya dan sedang terjebak macet.
sekarang sudah jam 06:54 itu artinya enam menit lagi bel sekolah akan berbunyi.
*
Mungkin keberuntungan sedang tidak memihak kepada mereka, mereka baru sampai disekolah saat jam sudah menunjukkan angka 07:21 dan proses KBM pun pasti sudah dimulai"ini semua gara-gara lo" aldev berkata dan memperhatikan brayen yang sekarang sedang mencari sesuatu agar bisa mengalihkan kalimat pedas dari teman-temanya.
"pura-pura enggak liat tuh pasti" sambung aldev
"mampus loh, udah tau kalo kita hari ini enggak libur, lo masih aja maksa buat mabar PUBG jadi gini kan akhirnya" Branden juga ikut menyalahkan kembaran nya itu.
"ishh itu sih salah lo semua kali, bukan salah gue. Waktu gue ajak buat mabar PUBG, lo semua fine fine aja kenapa sekarang jadi nyalahin gue" Brayen yang tidak terima pun membalas ucapan teman-temannya itu dan juga memasang tampang bahwa ia tidak bersalah.
"eh kencing kuda, kalau lo enggak ngancem kita bertiga kita juga nggak bakalan mau kampret!" ujar aldev semakin tidak tahan dengan tingkah sahabatnya itu
"yaa masih salah kalian kali, kenapa juga takut sama ancaman gue, sama boneka aja takut, cemen lu tuman!"
"emang kampret banget hidup lo ya, asal lo tau, kita itu enggak takut tapi jijik begoo, siapa coba yang enggak jijik tidur sama puluhan boneka punya lo? Bukan jijik sama bentuk boneka nya, tapi jijik ngeliat dibadan boneka yang pasti udah ada iler lu semua, ngaku nggak lo hah!" aldev berkata sambil membayangkan boneka-boneka imut itu telah ternodai oleh iler brayen semua.
"sok tau yaa lo upil tupai, boneka gue itu tiap minggu gue laundry asal lo tau, jadi jangan asal tuduh lo" jawabnya tak kalah songong.
"udah udah nggak usah dibahas lagi, udah terlanjur juga, mau kemana kita? Kalo mau masuk udah pasti nggak di izinin tuh sama pak koju" Alex yang sedari tadi hanya diam memperhatikan teman nya adu cek cok akhirnya buka suara
"lo emang sahabat gue yang paling baik lex, salut gue" kata Brayen sambil merangkul temannya tersebut dan masih memasang muka kesal kepada Aldev dan juga kembarannya
"lain kali jangan gitu, kita udah mau ujian kenaikan kelas, kalo kayak gini terus nilai kita bakalan banyak kosong" jawabnya serius
"denger tuh, kalo orang ngasih nasehat direnungin, bukan dibuang langsung lewat kentut" sahut branden
"mau kemana kita sekarang? Pulang?" tanya Alex lagi
"warung emak kos aja yuk, dari pada pulang nanti pasti diceramahin, terus digangguin lagi sama tu kencing kuda" jawab aldev sambil terus menyinggung brayen
"bacot, hati-hati aja kalian yaa, ntar diserang sama rakyat gue" jawabnya sombong
"siapa emang rakyat lo? Emangnya lo siapa?" tanya branden
"semua boneka yang ada dirumah itu adalah rakyat gue sekarang, gue kan udah jadi sultan sekarang" jawabnya menyombongkan diri
Kalimat yang Brayen ucapkan tadi sontak saja membuat temannya itu terheran-heran dengan apa yang ia ucapkan
"2019 udah ganti jabatan aja si tuman" sahut Aldev sambil menahan tawa nya
"sultan mah bebas" jawab alex dan dilanjutkan dengan tawa mereka yang pecah
**
Sekarang Aldev, Alex, Brayen dan Branden sudah berkumpul diwarung emak kos, warung ini memang sudah menjadi tempat nongkrong favorit mereka bahkan dari kelas 10 dulu.
Tempat nya pun berada dibelakang sekolah mereka jadi tempat ini sangat strategis untuk semua siswa.
Dinamakan warung emak kos karena yang punya warung itu bernama pak Kosin dan istrinya sering dipanggil Emak, jadi disingkat oleh para murid menjadi warung Emak kos, mantuulll benerrr.
Aldev dan Branden kini tengah menyantap mie rebus milik mereka yang tadi Branden pesan, sedangkan Brayen sedang menghisap rokok miliknya dan membuat kepulan asap diudara.
"Ada undangan buat lo bertiga" kata Alex sambil mengeluarkan sesuatu yang ada dalam tasnya, yang ternyata adalah sebuah undangan berwarna silver dengan motif bunga yang juga berwarna silver dan list berwarna biru tosca disetiap sisinya.
"lo udah mau nikah lex?" tanya brayen serius "ciee mau nyusul lucinta luna cieee.." tambah brayen lagi dan membuat Alex kesal
"jijik gue ngeliat lo"
"yee sama sahabat sendiri aja lo nggak mau ngasih tau lex, tega lo jadi sahabat" Branden pun juga ikut menyahut dari seberang meja Alex.
"nih dev undangannya" Alex memberikan undangan tersebut kepada Aldev karena saat ini hanya lelaki itulah yang waras dan dirinya.
Aldev menunda makannya dan langsung mengambil undangan tersebut, ia membaca nya sekilas "lusa nih acaranya lex" aldev berkata sambil memberikan undangan tersebut kepada branden.
"iya dev, lo semua pada bisa nggak?" tanya Alex pada ketiga temannya.
"bisa kok" jawab Aldev pertama sekali
"gue sih acc" sahut Branden
"lo bray gimana?" tanya Alex
"duh maaf lex gue nggak bisa, gue besok sama lusa mau puasa" jawabnya dengan tampang serius.
Dan membuat teman-temannya jijik melihat wajah brayen.
"kenapa muka lo pada kayak gitu? Tambah jelek tau nggak"
"lo tuh yang jelek, udah jelek menjijikkan lagi"
****
Bel istirahat baru saja berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka.
Begitu pun dengan Evelyne, Zizi dan juga Caca mereka baru menuju kantin setelah selesai menemani Zizi dari toilet.
Mereka menuruni tangga kelas 12 dan belok kearah kiri untuk sampai dikantin sekolah. Saat mereka sampai, hanya tersisa sedikit meja dan tempat duduk.
"untung nggak kehabisan" kata Evelyne sambil mendaratkan bokongnya dikursi kantin
"anak manusia pada laper semua" sahut Caca
"kalian mau makan apa? Biar gue yang pesenin" tanya Zizi kepada Evelyne dan Caca yang baru saja mengeluarkan ponsel milik mereka.
"gue nasi goreng sama es jeruk dingin zi" jawab evelyne menyebutkan pesanannya
"lo ca?" tanya Zizi kepada caca yang sudah sibuk dengan benda pipihnya itu
"samain aja deh".
Setelah kedua temannya selesai menyebutkan pesanan mereka, Zizi langsung pergi memesan makanan.
Saat sedang menunggu pesanannya, Zizi melihat Herry di kantin sebelah, dan sialnya Herry juga melihat kearah nya, hal itu sontak saja membuat Zizi langsung berbalik badan dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Ia tidak ingin terlalu lama menatap wajah lelaki tersebut.
ada perasaan yang susah untuk dijelaskan
Entah kenapa semenjak kejadian kemarin itu Zizi menjadi sedikit malu jika ia melihat Herry, apalagi jika Herry yang melihat dirinya, entah apa maksud dari perasaannya itu, Zizi saja tidak mengerti apa yang terjadi.
To be continude...
KAMU SEDANG MEMBACA
HIPPOCAMPUS
Teen FictionEvelyne, seorang perempuan biasa yang tidak terlalu terkenal dilingkungan sekolahnya, ia hanya memiliki dua orang sahabat yang sudah sangat dekat kepadanya, namun bagaimana jika salah satu dari sahabatnya itu merupakan masa lalu dari seseorang yang...