10.Sahabat

110 9 3
                                    

Setelah selesai acara, kakak Naveeza yang baru pulang dari Kairo tiba di Darul Kareem boarding school untuk melepas rindu dengan keluarga dan tentunya untuk memberi kejutan pada Naveeza yang tidak mengetahui bahwa kakaknya yang bernama Narendra itu tiba di Indonesia dan langsung datang ke acara kelulusannya.


"Kak Arsya? Buya, umma.. Itu kak Arsya, 'kan? Veeza ga salah lihat, 'kan? " Tanya Naveeza yang tak percaya dengan kedatangan kakaknya yang kini berada didepannya dengan jarak yang cukup dekat.

"Iya, nak." Jawab buya tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Naveeza lembut.

Tanpa pikir panjang, karena rindu akan sosok kakaknya. Naveeza langsung berlari memeluk sang kakak yang selalu menjaganya sebelum sang kakak menjalani pendidikan di Kairo. Kakaknya yang tak kalah rindu dengan sang adik yang sangat manja pun membalas pelukan sang adik sengan tersenyum senang.

"Assalaamu'alaikum, Arsy." Ucap sang kakak yang biasa memanggilnya dengan kata ketiga pada nama Naveeza.

"Wa'alaikumussalaam, kak Arsya." Jawab Naveeza senang bisa bertemu sang kakak.

"Arsy rindu kak Arsya." Ucap Naveeza tersenyum bahagia.

"Kakak juga rindu sama Arsy." Jawab sang kakak yang masih memeluknya.

"Ehemm.. Sama buya dan umma ga rindu?" Tanya umma berdehem sambil tersenyum melihat sikap kedua anaknya yang saling melepas rindu.

"Eh, iya. Arsya juga rindu banget sama buya dan umma." Ucap Narendra yang lalu melepas pelukannya pada Naveeza, dan kemudian menyalami kedua orangtuanya.

"Gimana kabar mu selama disana?" Tanya buya.

"Alhamdulillaah, insyaaAllaah baik, buya." Jawab Narendra tersenyum manis.

"Alhamdulillaah.." Ucap kedua orangtua Narendra dengan Naveeza berbarengan.

"Arsy, maaf ya.. Kakak telat dateng nya." Ucap Narendra merasa bersalah pada sang adik kesayangannya sambil mengusap pucuk kepala Naveeza.

"Iya, ga apa, kak. Kakak dateng pun, Arsy udah seneng. Alhamdulillaah, kakak sampai dengan selamat." Jawab Naveeza tersenyum manis.

"Oiya, ngomong-ngomong kenapa matanya pada sembab?" Tanya Narendra bingung, apakah ada sesuatu terjadi sebelum ia datang.

"Naveeza bikin buya dengan umma nangis." Jawab buya tersenyum.

"Lho? Arsy, kenapa kamu bikin umma sama buya nangis? Kamu bandel, ya? Kamu udah berbuat apa sampai buya dengan umma menangis?" Tanya Narendra panjang lebar, tak sangka adik kesayangannya membuat orangtua mereka menangis.

"Ih, kak Arsya.. Dengerin dulu, ya.. Jangan su'udzon dulu. Biar buya jelasin. Yaaaa?" Jawab Naveeza tetap tersenyum.

"Sebenernya ada apa, buya?" Tanya Narendra masih bingung dengan situasi yang ada.

"Adik kesayanganmu itu.. Telah menjadi santri terbaik diangkatannya dan lulusan terbaik dengan nilai tertinggi pertama. Juga, dia sudah memberikan hadiah kejutan yang membuat buya dengan umma mulia didunia dan akhirat kelak, nak." Jawab buya panjang lebar.

"Alhamdulillaah.. Arsya pikir apaan. Tapi, Arsya belum ngerti.. Maksudnya hadiah kejutan yang membuat buya dengan umma mulia dunia akhirat itu apa?" Ucap Narendra yang kembali disusul oleh pertanyaan.

"Adik kesayanganmu, telah berhasil menjadi seorang hafizah 30 juz Al-Qur'an, dan terbaik pertama dalam bacaannya yang fasih tidak ada yang salah dalam bacaannya ketika ia menyetorkan hafalannya. Juga menjadi santri akhwat yang paling cepat hafalannya." Tutur buya panjang lebar yang membuat Narendra berbinar, terkagum-kagum atas apa yang telah digapai oleh sang adik.

Namamukah Yang Tertulis Di Lauhul MahfudzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang