Part 8

16 0 0
                                    


KKN pun tinggal menghitung hari. KKN dimulai tgl 12 September 2018. Kita pun sepakat berangkat sehari sebelumnya yaitu tgl 11. Soalnya biar gk terlalu mepet, kan ada pembukaan juga di kecamatan tgl 12 nya.

Sehari sebelum berangkat, aku beli semua keperluan yg diperlukan seperti beras, minyak, dan lainnya. Aku membeli di tempat biasa aku belanja kebutuhan sehari-hari. Saking seringnya aku belanja disitu, bapak penjaga toko udah hapal apa yg aku cari.

"Pak, ada beras yg kemasan 5 kg?" tanyaku.
"Ada. Yg paling murah kan mbak?" sahutnya.
"You know me so well, pak :")" pikirku
Kurang lebih seperti itulah perbincangan kami malam itu dan kami pun bertransaksi.

Malam sebelum berangkat KKN, keadaan kamarku serupa kapal pecah. Kebetulan temen sekamarku juga KKN di gelombang yg sama, jadi kita packing bareng. Malem itu, kita bingung mulai packing darimana. Akhirnya, kita memutuskan untuk tidur dan packing di pagi hari.

Pagi-pagi kita udah bangun. Melihat keadaan kamar yg seperti itu, akhirnya kita tidur lagi. Hingga kurang beberapa jam kita berangkat KKN, kita baru packing.  Kita packing dibantu Fitri dan Vivi. Mereka adalah anggota tetap squad memasak di kos Pak Denok. Tenaga mereka sangat berguna ketika membantuku menaklukkan tas kuningku yg rewel.

Setelah semua selesai, aku pun mandi dan siap-siap. Kemudian Fitri dan Vivi bertanya,
"Prof, (panggilan tidak untuk ditiru) kamu berangkatnya sama siapa? "
Mereka bertanya demikian karena posisi di kos lagi gk ada motor jadi mereka gk bisa nganterin. Gara-gara mereka bertanya, aku pun baru ingat akan hal itu. Aku pun bilang,
"Gampang, kan aku punya aplikasi *****."
"Loh, jangan. Mending minta jemput temenmu." sahut mereka.

Aku pun mempertimbangkan saran dari mereka. Saat itu, kita kumpulnya di pom bensin Lidah Wetan gang 2. Aku bingung mau minta tolong siapa soalnya gk enak bawa barang banyak. Kemudian aku nanya Vitz, yg kata sepupuku adalah orang kiriman Allah untukku. Vitz bilang dia dianter temennya.  Lalu, aku tanya Sumik. Aku kira dia bawa motor, eh ternyata tidak. Namun, Sumik kemudian memberi solusi gimana kalo kita berangkatnya gantian pakek motor temennya. Jadi, aku berangkat dulu sama Sumik, trus nanti Sumik balik lagi dan dia dianterin temennya ke lokasi. "Good idea." kataku but on my way.

Yaudah, aku menunggu Sumik. Seperti kejadian sebelumnya, Vitz menampakkan kekhawatirannya. Dia terus menanyakan aku berangkatnya gimana (sudah tidak diragukan lagi dia memang orang  kiriman Allah). Aku pun bilang kalo aku sama Sumik.

Tak berselang lama, Vitz mengabari kalo Edo menuju kosku untuku menjemputku. Mendengar hal itu, aku pun langsung siap-siap dan segera mengabari Sumik akan hal itu.

Beberapa saat kemudian, Edo datang dan kita pun berangkat menuju pom bensin. Setibanya aku di pom bensin, barang-barang yg aku bawa langsung dimasukkan ke dalam mobil sama anak-anak. Setelah itu, kita menunggu anak-anak yg belum dateng sambil ngobrol-ngobrol. Aku ngobrol-ngobrol sama Ratih, Rizka, Laili, dan Vitz. Dan ketika aku melihat Vitz, sontak pikirku berkata, "orang kiriman Allah". Saat itu juga, aku terus kontak-kontakan sama bapak.

Anak-anak yg lain pun mulai berdatangan kecuali Yuslima. Saat itu, bertepatan dg tahun baru Hijriah. Jadi, jalanan macet dan memaksa Yuslima buat putar arah. Setelah berlama-lama kemudian, Yuslima pun datang. Barang-barang bawaan Yuslima langsung dimasukkan ke dalam mobil.

Setelah itu, kita persiapan buat berangkat. Kita berdo'a terlebih dahulu. Ya, entah karena kelompok KKN adalah cerminan diri, jadi proses persiapan berangkat pun dipenuhi dg candaan.

Dinoyo punya CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang