(Sepertinya) Lima

7.7K 582 92
                                    

❎🔞 ARENA 🔥 DEWASA 🔞❎
😂😂😂😂😂😂

Nikita sudah menyelesaikan bab 9 dari novel yang bertokoh Tristan dan Nikita. Ia juga telah melanjutkan novel yang idenya sempat stuck karena kekurangan riset. Nikita merasa sangat senang, sebab novel itu akan segera ia ajukan jika sudah selesai.

Para pembacanya di blog menilai bahwa tulisan Nikita akhir-akhir ini mengalami banyak peningkatan. Mulai dari struktur bahasa yang enak dibaca hingga feel di dalam cerita yang mengena. Mungkin itu karena telah dialaminya sendiri dengan bantuan Tristan. Oh, ya, Nikita memang juga mempublikasikan karya barunya dengan judul My Pervert Boyfriend.

Daripada ide novelnya yang lain, Nikita merasa lebih semangat untuk menyelesaikan kisah Tristan dan Nikita. Mungkin karena My Pervert Boyfriend ia tulis berdasarkan pengalamannya pribadi. Memang tak ada yang lebih mudah untuk menulis selain berdasarkan kejadian-kejadian yang memang ada di dunia nyata, dalam hal ini dunia Nikita sendiri.

Pagi ini, setelah mencuci seperti biasa Nikita menjemur pakaiannya. Seperti biasa juga Tristan mengamati dari kaca jendelanya di lantai dua dengan sekaleng softdrink di tangan yang isinya hampir tandas. Tristan senang mengamati gadis itu, entah bagaimana caranya Nikita bisa menarik perhatiannya sedemikian rupa. Dan jangan lupa, itu sudah sejak dulu.

Yang paling Tristan sukai adalah ketika Nikita menunduk untuk memeras pakaiannya. Karena ia akan melihat benda bulat yang selalu Nikita sembunyikan di balik pengaman yang terpasang di dadanya. Kalau Nikita sudah menunduk, Tristan akan melotot lebar-lebar demi sebuah keindahan Tuhan yang harus ia nikmati.

Pikiran Tristan akan mulai meliar. Salahkan otaknya yang selalu merekam aksi film biru dan berfantasi untuk memprektekkannya dengan Nikita. Yang tentu saja akan membuat Nikita menendang dirinya tanpa ampun jika gadis itu mengetahui isi pikirannya.

Tristan tidak bohong tentang dada Nikita yang menjadi favoritnya. Memang tak sesuper ukuran milik Fayla, perempuan girang yang sampai saat ini tak menampakkan batang hidungnya lagi di depan Tristan. Namun untuk kualitas, Tristan yakin milik Nikita numero uno, nomer siji, kelas wahid.

Tidak percaya?

Biar Tristan yang coba. Sebab Tristan tak akan membiarkan orang lain mencobanya. Atau ia pastikan orang itu akan terkena sayatan pisau daging baru yang ada di dapurnya.

Tristan bangga memiliki pacar seperti Nikita. Sudah imut, cantik dan yang paling penting, grepe-able. Tristan menyeringai mesum. Kurang bahagia apalagi coba hidup Tristan?

Melihat Nikita sudah hampir selesai menjemur pakaian, Tristan cepat-cepat menandaskan sisa softdrink-nya. Ia remukkan kaleng itu lantas menggeser jendela agar terbuka. Setelah membidik, ia lempar kaleng remuk itu ke arah target.

Dan ....

“Tristaaaaaan!”

Tristan tersenyum puas. Dengan hidung berasap yang pasti hanya majas, Nikita mengambil barang bukti aniaya Tristan ke kepalanya. Ia mendongak, berang melihat Tristan berdadah-dadah ria bak model pria terganteng menurut majalah internasional. Dengan kekuatan penuh namun tanpa strategi, Nikita melempar balik kaleng itu. Dan selalu saja hanya mengenai jendela yang segera Tristan tutup.

Nikita sedang tidak ingin diganggu hari ini. Mood-nya sedang buruk. Biasa terjadi jika mendekati masa tamu bulanannya akan datang. Sedikit senggol, akan segera ia balas dengan bacokan. Buktinya saat ini. Karena kaleng tak berdosa itu tidak tepat sasaran, bola mata Nikita meliar ke bawah. Ia mengambil batu terdekat dan melemparnya tanpa aba-aba.

Tristan melotot lebar. Tak sempat berkedip saat batu itu meluncur mulus ke arahnya dan memecahkan kaca jendela. Untung saja ia sempat berjingkat hingga pecahan kaca itu tak banyak mengenai dirinya. Well, hanya pelipisnya yang terkena kaca itu. Tristan memandang batu yang berukuran sekepal tangan Nikita itu dengan horor. Sementara sang pelaku sudah raib ditelan rumah kontrakan di sebelahnya.

MISCHIEVOUS [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang