Seperti kota kota besar lainnya, saat jam sibuk hampir semua jalanan di kota ini pasti macet. Perjalanan kami yang harusnya dapat ditempuh selama 15 menit, malah bertambah menjadi 30 menit. Kami tiba di sekolah tepat pukul 4 sore. Untungnya hujan sudah mereda. Sebelum pulang pak Burhan menghampiriku.
"Ada acara lain setelah ini, Radit?' tanya pak Burhan.
"Tak ada Pak, langsung pulang saja setelah ini." Jawabku sambil merapihkan sedikit posisi tas.
"Ibu pasti sudah menunggu untuk makan malam."jelasku.
"Oh, aku mampir ke rumah mu, ya? Aku ingin bertemu dengan ibumu." Sahutnya.
Aku begitu terkejut ketika pak Burhan ingin menemui ibuku. Mungkin kau tahu alasannya. Aku khawatir jika pak Burhan mengatakan hal hal aneh kepada ibuku dan membuatnya kecewa.
"Ehm"
"Tapi, pak, rumah ku sempit dan kecil. Bapak mungkin tak akan merasa nyaman." Jawabku sambil mencari alasan agar ia tak menemui ibu.
"Aku hanya mampir. Bukan untuk menginap. Lagipula dari dulu aku hanya berbicara dengan ayahmu"
Kukira alibiku dapat meyakinkan pak Burhan agar tak jadi menemui ibu, malah ia kelihatan tambah tak sabar. Yah, memang dari dulu jika aku terkena masalah ayahku lah yang selalu datang. Alasannya karena ayahku dulu bekerja sebagai pemadam kebakaran di dekat sekolah. Sedangkan Ibu ku tak pernah sekalipun datang karena ia harus bekerja di pabrik.
Dimana sekarang ayahku? Pasti itu yang ada di hati kecil kalian.
Jika kuceritakan itu akan sangat panjang, tapi singkatnya ayahku tewas tertembak orang tak dikenal 2 minggu lalu saat ia dan pasukannya tengah melakukan pemadaman di gedung pameran barang antik.
Sembari berjalan menuju rumahku, pak Burhan menanyakan perihal keadaan keluargaku setelah ayahku pergi."Apakah masih tinggal di rumah itu Radit?'
"Ya, kami tak mau meninggalkan rumah itu karena begitu banyak kenangan yang ada di dalamnya.
"Bagaimana perasaanmu sekarang ini? Apakah kau sudah belajar caranya mengikhlaskan?" tanyanya dengan ragu.
"Awalnya aku sangat terkejut saat polisi memberitahu kabar itu."
"Kini aku sudah mulai bisa merelakan kepergiannya, akan tetapi aku akan terus mencari siapa dalang di balik penembakan ayahku."
"Aku tahu itu sangat berat bagimu, tapi biarkan saja pihak yang berwajib melaksanakan tugas mereka."
"oke, kita sudah sampai dirumah ku. Mari masuk pak"
Kami masuk dan langsung menemui ibuku. Kukenalkan ibu kepada pak Burhan. Setelah itu kami duduk bersama di meja makan. Sembari makan, pak Burhan banyak bertanya tentang kondisi keluargaku kepada ibu.
Saat kami makan terdengar suara bising dari luar. Suara itu terdengar seperti anjing yang menggonggong."Bu, apa keluarga Wade baru saja membeli anjing baru?" tanyaku sambil berjalan mendekati jendela.
"Ibu tak tahu. Memangnya kenapa?"sahut ibu.
"ehmm....lalu anjing siapa itu?" tanyaku sambil menunjuk keluar. "Matanya bersinar layaknya robot alien di film-film."tambahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRAVELERS : UTOPIA (Rehat)
FantasíaIris, dunia lahirnya para master master pelindung alam semesta. Namun kedamaian alam semesta harus di rusak oleh kedatangan Evolt, sang pengabdi kegelapan. Dengan datangnya Evolt, keseimbangan alam semesta mulai terganggu dan kehidupan di bumi juga...