BAB 3

1K 40 1
                                    

Selamat membaca readers!

Annisa berlari menuju kekelasnya. Dan sesampainya di kelas, ia segera menghampiri Hasna yang tengah duduk di kursinya sambil memainkan ponsel.

"Astagfirullah! Lo ngagetin gue aja, Sa! Apaan sih?! Kok sampai ngos-ngosan gitu,"

"Gue kira...gue...telat..." Ujar Annisa sambil meletakkan tasnya di kursi samping Hasna. Ia mengatur nafasnya yang memburu karena habis berlari.

"Lo gak liat jam? Masih setengah tujuh tau!" Hasna menunjuk kearah jam dinding yang terpasang di dinding depan kelas. Annisa terdiam. Sungguh, ia tidak sempat hanya untuk menatap jam tadi. Ia terlalu asik membuat sarapan sampai akhirnya tidak sempat melihat jam. Dan untungnya ia tidak terlambat, malah terlalu cepat.

"Gimana semalam?" Tanya Hasna dengan tampang menggoda Annisa.

"Gue tidur." Ujar Annisa enteng. Hasna mengerutkan keningnya. "Lo...sama....kak Firza, enggak....ehmm..."

"Enggak lah! Dia sadar kok gue masih enam belas tahun!"

"Gue kira lo bakal 'di bobol' dia semalam."

"Siap-siap aja panggilan om-om mesum gue cap ke dia!"

"Emang lo tau umurnya sampai manggil dia 'om-om'?"

"Gak tau." Annisa menaikkan bahunya tanda ia tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan Hasna tadi.

"Sumpah ya, suami sendiri gak tau umurnya berapa!" Hasna mencubit lengan Annisa karena kesal.

"Ish! Sakit, tau! Males juga gue nanyain, udah keliatan kok dari mukanya kalau dia udah om-om!"

"Serah lo deh,"

⚓⚓⚓⚓

Ketika jam istirahat,
"Hasna, kantin yuk! Gue traktir lo." Ujar Annisa sambil menarik tangan Hasna.

"Tumben traktir gue. Dapat jajan lebih ya?" Goda Hasna. Annisa memutar bola matanya. Ia ingat kejadian tadi pagi ketika Firza menyusulnya untuk memberikannya uang jajan dan berujung om-om ojol menanyakan apakah yang mengejarnya tadi omnya. Annisa hanya mengiyakan pertanyaan om ojol tersebut, tidak mungkin ia mengatakan bahwa Firza suaminya sedangkan ia masih mengenakan seragam SMA. Bisa di kira korban nikah muda karena 'kebobolan' lagi.

"Hei! Malah ngelamun dia!" Hasna menepuk bahu Annisa.

"Iya, dia kasih gue jajan. Lima puluh ribu sehari dong!" Annisa menunjukkan selembar uang lima puluh ribu pada Hasna.

"Pesta dong kita!"

"Iya! Lo pesen apa aja yang lo mau beli di kantin, gue yang bayar!"

"Siap!"

Sambil menunggu makanan mereka datang, Annisa dan Hasna segera mencari tempat duduk. Dan pilihan mereka jatuh pada tempat duduk yang ada di pojok kantin.

Annisa dan Hasna asik bercerita apapun yang menurut mereka asik untuk di ceritakan. Entah itu doi, artis luar negeri, ataupun cerita wattpad yang keren-keren. Sampai suara ponsel Annisa menghentikan pembicaraan mereka.

+628**********

"Siapa, Sa?"

"Gak tau nih, gak ada namanya," Annisa mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam. Annisa," Annisa terkejut ketika mendengar suara berat dan serak khas milik Firza, suaminya.

"Lo dapat nomor gue darimana?" Tanya Annisa to the point.

"Kamu istri saya, sudah sepantasnya saya punya nomor kamu."

Kapten KapalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang