BAB 5

972 42 2
                                    

Selamat membaca readers!

Annisa terbangun ketika azan subuh berkumandang. Ia segera berwudhu dan mendirikan sholat, setelah itu ia mandi dan bersiap membuat sarapan.

Setelah sarapan tersaji di meja makan, Annisa segera menuju ke kamar Firza karena pria itu belum juga keluar dari kamar padahal sudah pukul 06:10.

Tok tok tok

"Om! Om lo gak bangun?" Annisa berteriak memanggil Firza. Tapi tidak ada jawaban dari dalam. Annisa merasa aneh. Ia pun membuka pintu kamar Firza dan masuk kedalam. Ia terkejut melihat Firza yang masih bergelung di dalam selimut tebal. Dan yang membuat Annisa khawatir adalah wajah pucat Firza. Annisa duduk di pinggir kasur dan langsung menyentuh kening Firza. Hangat.

"Om, lo demam!" Seru Annisa. Ia segera berlari ke dapur untuk mengambil kompresan. Dan setelah kembali ke kamar ia langsung mengompres kening Firza.

"Om, bangun, om...." Annisa menepuk pipi Firza, yang terasa hangat, dengan pelan.

"Annisa...." Suara Firza terdengar lirih.

"Om, lo mau bubur gak? Gue buatin ya?"

"Tidak perlu, kamu....pergi sekolah saja sana!"

"Masih lama kok, om, gue bikinin dulu ya," Annisa segera membuatkan Firza bubur. 15 menit kemudian, bubur sudah selesai di buat. Ia segera membawanya ke kamar.

"Om, bangun dulu," Annisa membantu Firza untuk duduk bersandar di kepala kasur.

"Gue suapin ya, om,"

"Saya makan sendiri aja, Annisa, kamu berangkat sana!"

"Gue kipasin aja ya buburnya, nanti om makan sendiri," Annisa mengambil kertas yang ada di meja kerja Firza lalu melipatnya menjadi beberapa bagian, kemudian mengipasi bubur buatannya tadi hingga lebih hangat.

"Nah, om sudah bisa makan. Gue berangkat ya, assalamu'alaikum." Annisa meraih tangan Firza untuk ia cium.

"Wa'alaikumsalam. Kamu hati-hati!"

"Iya om. Ini obatnya juga jangan lupa di minum! Gue pulang cepet kok hari ini, persiapan Ujian Nasional."

"Belajar yang rajin!" Firza mengusap kepala Annisa.

"Iya, om! Gue tinggal dulu, bye!" Annisa segera berangkat menuju ke sekolahnya.

⚓⚓⚓⚓

Sekitar pukul 11 Annisa sudah kembali ke rumah. Ia segera menuju ke kamar Firza untuk memeriksa keadaan pria itu.

Annisa melihat Firza tengah asik berbicara dengan seseorang di ponselnya. Senyum terlihat beberapa kali terukir di bibirnya.

"Iyaaa....gue udah makan kok, perhatian banget sama gue!"

"Bawel banget sih lo, Nurul! Iya, iya, gue bakal istirahat!"

"Iya, wa'alaikumsalam."

Annisa masuk kedalam kamar Firza setelah pria itu selesai berbicara dengan seseorang di ponselnya.

"Dari gebetan lo ya, om?" Tanya Annisa sambil duduk di samping Firza.

"Temen."

"Temen apa demen, om?!" Goda Annisa. Firza terkekeh dan mengacak kepala Annisa.

"Om! Kerudung gue!" Seru Annisa sambil menjauhkan tangan Firza.

"Mandi sana! Bau banget." Ujar Firza dengan nada datar.

"Sialan lo, om!" Annisa memukul lengan Firza. Lalu ia tempelkan punggung tangannya di kening Firza.

"Cepet juga lo sembuh, om." Ujar Annisa.

Kapten KapalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang